Desakkan untuk menikah.

Happy Reading 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

"Sarapan Son". Eidra mengoleskan roti pada putranya.

"Terima kasih Mom". Eleano tersenyum simpul.

"Ck, jangan tersenyum pada istri Daddy Son. Kau cari istri sana". Sergah Edgar tak terima saat putranya itu tersenyum pada wanita pujaan hatinya.

"Bby". Tegur Eidra geleng-geleng kepala salut

Sementara Eleano tak menggubris. Dia malah sarapan santai-santai saja. Sudah biasa setiap kali pulang kesini dia harus disuguhkan dengan perdebatan bersama Ayahnya. Apalagi tinggal dia sendiri para adiknya sudah menikah.

"Son, apa kau tak ada niat untuk memiliki keluarga? Apa kau tak kasihan dengan burung mu itu?". Ujar Eidra menatap putranya dengan kasihan.

"Mom". Eleano mendesah Ibu nya ini kalau bicara suka asal keluar.

"Sayang jangan bicara terlalu vulgar. Kasihan pria jomblo itu". Ujar Edgar.

Eleano mendelik, Ayah dan Ibunya ini sama saja. Semakin tua semakin aneh dan dia yang harus terjebak dengan kebucinan dan kegilaan kedua orangtuanya. Sedangkan para adiknya sudah hidup bebas dengan keluarga diluar sana.

"Memangnya kenapa Bby? Ano kan sudah besar". Ketus Eidra "Son, ayo jawab pertanyaan Mommy". Desak Eidra.

Eleano meminum susu buatan Ibunya dan pria itu menghela nafas panjang. Tidak kah Ibunya itu bosan menanyakan hal yang sama?

"Mom, aku belum memikirkan hal itu". Sahutnya "Lagian aku masih muda. Aku masih ingin bekerja dan fokus pada perusahaan". Sambungnya lagi.

"Ck, kau itu bukan muda lagi. Kau itu sudah tua Ano, sudah tua. Lihat kedua adik mu mereka sudah memiliki anak, harusnya kau diatas mereka". Celetuk Eidra.

Edgar terkekeh pelan mendengar ucapan istrinya yang menggebu-gebu. Sedangkan Eleano memutar bola matanya malas.

"Iya Son. Apa yang diucapkan Ibu mu itu benar. Carilah pasangan dan menikah". Ucap Edgar serius.

"Mommy juga ingin menimang cucu". Ujar Eidra dengan sendu "Ayolah Son menikah". Rayunya.

Eleano menghela nafas panjang "Mom, bagaimana aku bisa menikah? Aku saja tidak memiliki calon yang bisa diajak menikah". Sahut Eleano "Aku akan menikah jika waktunya tiba". Ucapnya lagi.

"Tapi kapan? Kami sudah tua". Ujar Eidra menyeka air matanya yang tidak jatuh sama sekali.

"Mom, ayolah buang air mata buaya mu itu".

"Seperti nya kau memang ingin Mommy meninggal duluan baru akan menikah". Ancam Eidra.

"Sayang jangan bicara begitu". Sergah Edgar. Edgar menatap putranya tajam "Awas saja ya Son kau membuat Mommy sedih". Edgar menatap putranya lagi dengan tajam

"Iya iya baiklah. Aku akan menikah jika memiliki kekasih". Sahut Eleano malas.

"Benarkah?". Eidra langsung sumringah "Bagaimana jika kau kencan buta saja? Mommy akan minta Kenzie untuk mengatur kencan butamu". Saran Eidra.

"Mom please_".

"Ide bagus sayang biar putra kita cepat laku". Edgar ikut menimpali.

Eleano benar-benar malas. Apalagi namanya kencan buta. Ahhh dia tidak suka sebenarnya hal-hal yang seperti itu. Tapi siapa yang bisa membantah Ibu Negara seperti Eidra, apapun yang dia katakan harus dituruti jika tidak bisa merenggek Ibu nya itu seharian.

"Ya terserah kalian. Aku akan berangkat". Tak lupa dia mengecup pipi tua kedua orangtuanya

"Hati-hati Son". Pesan Eidra "Jangan lupa persiapkan dirimu untuk kencan buta nanti". Serunya dengan semangat.

"Iya. Iya". Jawab Eleano malas.

Eleano heran kenapa semua orang mendesaknya menikah? Dia bahagia tanpa menikah. Lagian kedua orangtuanya sudah memiliki cucu juga kenapa masih mendesak nya?

"Silahkan masuk Tuan". Kenzie membuka pintu agar pria itu masuk.

Eleano masuk kedalam mobil dengan wajah ditekuk kesal. Hanya dia sendiri yang masih betah tinggal di villa kedua orangtuanya. Sementara kedua saudara kembarnya mengikuti pasangan mereka masing-masing.

"Tuan, saya akan mengatur kencan buta untuk anda atas perintah Nyonya Besar". Ujar Kenzie sambil menyetir.

"Terserah lah Ken. Aku tidak peduli". Ketus Eleano.

Eleano mengusar wajahnya kasar. Haruskah dia kencan buta? Dia bukannya tidak laku hanya saja dia memang tidak mau. Dia sama sekali tidak tertarik dengan wanita. Apalagi wanita yang seperti cacing kepanasan membuat Eleano jijik saja.

.

.

.

.

"Pagi para penghuni bumi". Sapa gadis cantik berambut sebahu.

"Bisa tidak jangan berteriak. Ini bukan hutan". Sahut salah satu sahabat nya.

"Tidak bisa". Dia cekikikan sendiri sambil duduk disamping sahabat nya yang tengah asyik sarapan di kantin kampus.

"Tumben bahagia?". Tanya sahabat nya yang satu.

"Tentu harus bahagia". Dia memesan makanan untuknya.

"Ly, ini brosur event puisi Minggu depan. Kalau mau ikut daftar saja disana". Sahabat yang satunya memberikan brosur padanya.

"Wahhh boleh". Dia tersenyum sumringah.

"Hobby sekali Ly ikut lomba?". Ujar yang lainnya.

"Biar jadi sejarah". Sahutnya sambil menyantap makanan pesanan nya.

Gadis itu makan dengan lahap. Tadi dia tidak sempat sarapan karena buru-buru dan kesiangan. Ada kelas pagi yang tidak bisa ditinggal.

Shimilly Asybea, gadis cantik yang hobby nya mengikuti event-event menulis. Dia mahasiswa Pendidikan Sastra Indonesia semester satu, baru masuk. Mahasiswa muda dan mendapat beasiswa. Tidak hanya cantik tapi dia juga menarik. Meski tomboy dan bar-bar tapi pesona kecantikan nya tak bisa membuat kaum Adam menjauh.

"Ya sudah ayo masuk kelas". Ajak Heron salah satu teman Milly.

"Ayo".

Keempat orang berbeda jenis kelamin itu masuk kedalam kelas mereka. Ada kelas pagi yang harus mereka jalani.

"Astaga Ly, aku heran dehh. Berapa banyak kosa kata dikepalamu". Fanny geleng-geleng kepala salut.

"Dikepala ku ada kamus". Gadis itu ngakak sendiri dengan ucapannya.

Kelas pagi telah berlangsung. Tampak mahasiswa sibuk menyimak penjelasan dosen didepan mereka. Karena dosen yang terkenal killer jadi harus serius. Jika tidak bisa dihukum dan itu akan bahaya untuk nilai mereka.

Setelah jam kelas berakhir. Milly bersama ketiga sahabat nya keluar dari kelas. Karena hanya ada kelas pagi dan sisanya free.

"Mau langsung pulang Ly?". Tanya Justin sahabat Milly.

"Iya Kak". Sahut Milly.

"Bagaimana kalau kita menonton dulu. Aku punya empat tiket dan cukup untuk kita berempat?". Tawar Ayana menunjukkan empat tiket ditangannya.

"Maaf Na. Bukan menolak. Ayah pasti khawatir kalau aku pulang larut dari jam kuliah". Tolak Milly.

"Sesekali Ly. Lagian sampai kapan kau akan terus dikekang Ayahmu?". Ayana tak habis pikir pada Milly yang begitu taat aturan.

"Ayah bukan mengekang hanya memberiku batasan". Sahut Milly "Sudahlah. Aku duluan". Gadis itu menaiki motor maticnya.

"Hati-hati".

Bersambung....

Haiii guysss selamat datang dinovel baru author....

Jangan lupa dukungannya buat author yaaa. Jika ada saran dan masukkan kalian boleh coret-coret dibawah yaaa...

Kalau yang mau kenal author lebih lagi kalian juga boleh kepoin akun medsos author yaa. Sekali lagi terima kasih....

Terpopuler

Comments

Tika Rotika

Tika Rotika

aq suka😘😘😘

2023-11-01

0

shakia

shakia

ceritax menarik

2023-09-10

0

yosefus

yosefus

Next Thor

2023-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!