BAB 4 Rasa Yang Ada Di Hati

Sebuah mobil berwarna silver berhenti tepat di depan rumah Zhafirah. Tampak seorang lelaki yang menggunakan baju koko dan celana hitam turun dari dalam mobil. Ia melangkah menuju kediaman Zhafirah. Lelaki itu adalah Mawan Wibowo. Ia seorang teman Zhafirah di pondok pesantren dulu.

Lelaki itu dulu biasa bertugas menjaga pos di tempat barang-barang yang dikirim oleh orang tua para santri, Mawan yang kemarin menyaksikan berita di media online. Ia ingin memastikan pada perempuan yang saat itu meninggalkan berkas untuk ikut beasiswa yang mewakili kader organisasinya untuk bisa ikut jalur beasiswa kuliah S1. Namun tiba-tiba justru dikabarkan akan menikah.

Mawan mengucapkan salam seraya mengetuk pintu rumah Zhafirah. Tak menanti waktu lama, pintu rumah tersebut terbuka dan muncul seorang perempuan yang ia ingin temui.

Zhafirah tertegun menatap lelaki yang merupakan seniornya tersebut.

“Kang Mawan.” Ucap Zhafirah pelan.

“Assalammualaikum.”Ucap Mawan mengulangi salamnya yang belum dijawab oleh Zhafirah.

“Walaikumsalam,” Jawab Zhafirah sedikit menundukkan kepalanya.

“Siapa Zha?” Suara ibu Riana dari arah dalam.

“Teman Bu.” Ucap Zhafirah.

“O…Ya disuruh masuk Zha.” Ucap Bu Riana sedikit berteriak.

“Bisa bicara sebentar Zha?” Tanya Mawan pada gadis yang tampak matanya sembab.

Zhafirah setengah mengangguk, ia mempersilahkan Mawan masuk. Lelaki itu duduk di satu kursi yang terbuat dari kayu. Kursi yang tampak sudah usang karena Ketika Mawan duduk di atas kursi tersebut, terdengar suara dari kursi tersebut.

Beberapa menit, tampak Mawan dan Zhafirah sama-sama menunduk. Zhafirah menunggu apa yang ingin dibicarakan lelaki yang sebenarnya ada di sudut hatinya. Namun Mawan, ia menanti Zhafirah untuk memulai pembicaraan. Saat tak ada yang memulai, akhirnya Mawan pun memberanikan diri untuk memulai percakapan dengan rencana kuliah Zhafirah.

“Kok belum ada kabar lagi Zha? Besok terakhir untuk kelengkapan berkas calon mahasiswa jalur beasiswa. Kamu tak tunggu-tunggu, kok ndak ngasih kabar?” Tanya Mawan.

Zhafirah menghela nafasnya pelan. Ia tampak memejamkan matanya sesaat. Ada rasa sakit dan perih di hatinya. Cita-cita untuk mengangkat derajat ibunya, mengubah nasib ekonomi keluarganya harus kandas karena ia harus menikah dengan Arkha. Lelaki yang baru ia kenal, jauh dari kata idaman dan ideal dari sudut ilmu agama untuk menjadi pendamping hidupnya. Tapi takdir meminta ia memilih menerima dirinya untuk menerima Arkha.

“Saya sepertinya ndak jadi melanjutkan Pendidikan saya ke jenjang selanjutnya Kang.” Ucap Zhafirah.

Saat Zhafirah akan berdiri, ia ingin membuat minum untuk tamunya. Namun Mawan cepat menghentikan Zhafirah.

“Tidak usah membuat minum Zha.” Ucap Mawan singkat.

Zhafirah Kembali duduk karena permintaan Mawan, gadis itu masih menunduk. Ia berusaha menahan rasa di hatinya untuk menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Namun siapa Mawan, ia hanya kakak tingkatnya.

“Zha… Apa betul kabar yang Kang Mawan dengar kemarin bahwa kamu akan menikah dengan CEO Bagaskara?” Tanya Mawan yang memandang gadis yang masih tertunduk itu.

Zhafirah mengangguk pelan. Ia meremas ujung roknya. Ada airmata yang ia tahan untuk jatuh. Ada rasa yang ingin ia ungkapkan. Namun Mawan bukan orang yang berhak mendengar keluh kesahnya disaat hari pernikahannya tinggal menunggu hari. Bibir Zhafirah tampak bergetar. Ia mengigit bibir bawahnya. Ia tak ingin kedua bibirnya juga kedua netranya menjatuhkan air mata di hadapan lelaki yang sebenarnya memiliki rasa yang sama dengan dirinya. Tetapi semua sudah terlambat.

Mawan yang selama ini hanya memendam. Ia hanya menanti waktu yang tepat untuk menghalalkan rasa yang ia miliki untuk Zhafirah. Akan tetapi gadis pujaan hatinya justru lebih dulu dilamar lelaki lain yang lebih segalanya dari Mawan.

Namun tidak bagi Zhafirah, rasanya untuk Mawan masih ada, ia memilih Arkha karena terpaksa tetapi menyimpan rasa untuk lelaki yang bukan calon suaminya sama saja meminum racun untuk rumah tangganya juga dirinya sebagai seorang istri. Bagaiamana seorang istri bisa dirindukan surga jika ia masih menyimpan rasa untuk lelaki lain.

Bagaimana ia bisa mencintai suaminya yang nanti di hari akhir akan bertanggungjawab akan dirinya jika ia masih mencintai lelaki lain. Zhafirah tak mampu memandang Mawan. Jika selama ini ia begitu mudah berbicara dan bersenda gurau pada kakak tingkatnya di forum, kali ini ia memilih bungkam.

Mawan menanti Zhafirah membalas tatapannya, namun gadis periang, baik hati juga murah senyum itu tak mengangkat wajahnya. Mawan menahan gerahamnya. Kedua tangannya ia kepalkan. Dadanya terasa sesak. Air mata sudah memaksa untuk keluar dari sudut mata lelaki keturunan jawa itu. Ia menarik napas dalam.

“Kalian taaruf?” Tanya Mawan hati-hati.

Kembali Zhafirah hanya mampu mengangguk tanpa menatap lawan bicaranya.

“Kamu menyukai dia?” Tanya Mawan lagi.

“Menurut Kang Mawan, apakah mungkin saya akan menikah dengan lelaki yang tidak saya sukai? Setidaknya satu rasa suka bisa memupuk rasa itu berubah menjadi cinta nanti Kang.” Ucap Zhafirah masih dengan napas yang cukup berat. Dadanya terasa sesak. Bibirnya berkedut berkedut berkali-kali. Ingin sekali Zhafirah mengatakan jika rasa Sukanya pada Mawan bisa berubah menjadi cinta yang halal, namun semua sudah terlambat.

“Hhhhhh…. Ayolah Mawan, Zhafirah akan menjadi istri orang lain. Biarkan dia Bahagia dengan pilihannya.” Mawan bermoonolog dengan dirinya.

Mawan mencoba meyakini hatinya bahwa Zhafirah telah memilih lelaki lain yang lebih sempurna dan bisa membahagiakan Zhafira. Sedangkan Zhafirah masih menenangkan hatinya untuk menerima kenyataan bahwa ia dan lelaki idaman hatinya tak berjodoh. Lelaki yang selalu ia nanti senyumnya saat ia terlambat datang rapat, atau lelaki yang akan mencoba ia curi-curi pandang saat rapat untuk acara.

“Kamu harus sadar Zha, kamu tidak berjodoh dengan Kang Mawan.” Ucap Zhafirah dalam hatinya.

“Baiklah, Maaf kalau mengganggu. Kang Mawan hanya ingin memastikan jadi tidak kamu kuliah dan benarkah kabar yang beredar. Karena Kang Mawan lebih suka tabayyun daripada katanya-katanya. Semoga kamu Bahagia ya.” Ucap Mawan lirih.

Zhafirah bisa mendengar nada bicara Mawan yang berbeda dari biasanya. Ada kesedihan di nada bicara lelaki itu. Ada kekecewaan dari ucapannya. Namun Zhafirah tak menampik bahwa mereka memiliki rasa yang sama,akan tetapi semua sudah terlambat. Ia sudah akan menyandang status istri orang sebentar lagi.

“Nggeh, terimakasih Kang.” Jawab Zhafirah.

Mawan pun dengan rasa kecewanya, tatapan kosong ia mengendari mobilnya. Bahkan baru berapa belas meter meninggalkan rumah Zhafirah, ia menepikan kendaraannya. Ia menelungkupkan wajahnya di kemudi mobil.

“Hhhhhh…. Hhhhhhh….” Lelaki itu menumpahkan rasa sedih dan kekesalannya karena cinta yang kandas disaat ia belum sempat dinyatakan.

Sedangkan Zhafirah, ia langsung berlari kedalam kamarnya selepas kepergian Mawan. Bu Riana bisa mendengar suara tangis Zhafirah. Ibu satu anak itu masuk kedalam kamar Zhafirah.

“Zha… Belum terlambat kalau kamu ingin membatalkan pernikahan kamu. Mawan sepertinya pemuda yang baik. Kalian punya rasa yang sama Nak.” Ucap Bu Riana.

Zhafirah mengangkat pandangannya ke arah ibu yang telah melahirkan dirinya. Ia peluk tubuh perempuan paruh baya itu.

“Hiks… Rasa cinta Zhafirah pada ibu lebih besar daripada rasa suka Zhafirah pada Kang Mawan Bu. Insyaallah, Zhafirah akan berusaha mencintai Mas Arkha setelah kami menikah nanti.” Ucap Zhafirah dalam pelukan ibunya.

“Lalu Arkha? Apakah dia akan mencintai kamu?” Tanya Bu Riana seraya melerai pelukan Zhafirah.

“Umi Siti pernah dawuh Bu, bahwa hal yang paling penting ketika kita mencintai yaitu bagaimana cara kita mencintai dia bukan siapa yang kita cintai. Maka Zhafirah akan menumbuhkan cinta untuk Mas Arkha dan Zhafirah akan mencintainya dengan cara Zhafirah. Mohon doakan untuk kemudahan Bu, dan kebahagiaan untuk pernikahan Zhafirah dan Mas Arkha agar menjadi keluarga yang Sakinah, mawaddah, warrahmah.” Ucap Zhafirah.

Zhafirah yang sempat di akhir-akhir waktunya akan tamat di pondok pesantren. Ia menjadi abdi ndalem, walau hanya menjadi bagian di dapur untuk membantu menyiapkan makan untuk santri-santri lainnya. Namun Umi Siti sebagai pengasuh ponpes sering menceritakan hal-hal yang kadang tak diceritakan di kelas, salah satunya kisah bagaiamana ia dulu menikah dengan suaminya yang tidak sama-sama cinta. Ya, istri Kyai Furqon adalah salah satu Bu Nyai yang sering menyemangatik para santrinya untuk tak usah risau perkara jodohnya siapa. Fokus saja untuk terus memperbaiki diri dan focus saja untuk menjadi perempuan yang punya high value.

Berbekal pengalamannya di pondok pesantren, Zhafirah akan menjalani masa depannya bersama Arkha Bagaskara. Lelaki yang akan menjadi suaminya. Zhafirah sudah mantap dengan keputusannya. Ia tak akan membatalkan apa yang sudah ia pilih.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Wanita sholeha

2024-04-26

1

Benita Lestiyorini

Benita Lestiyorini

Wanita sholiha, insyaaAllah dg kesabaran dan keikhlasanmu, Allah akan ganti dg cinta yg besar dan kebahagiaan

2024-01-22

1

dedee dh

dedee dh

PESONA universe mantap,jangan sampai d angkat jd film apalagi sinetron,kadang malah ngerusak ceritanya,trauma sama ayat2 cinta

2023-10-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Menikah atau Ibu Di Penjara
2 Bab 2 Menikah demi melunasi hutang
3 Bab 3 Trending Topik
4 BAB 4 Rasa Yang Ada Di Hati
5 Bab 5 Dua Hati yang Berbeda Rasa
6 Bab 6 Menuju Hari Bahagia
7 Bab 7 Hari Bahagia
8 Bab 8 Cinta Diantara Kita
9 Bab 9 Namamu dalam Doa Ku
10 Bab 10 Aku akan Menunggu
11 Bab 11 Hanya Sebatas Status
12 Bab 12 Suami ku Galak
13 Bab 13 Tirakat ku Untuk Mu
14 Bab 14 Perjuangan Baru Dimulai
15 Bab 15 Pesan Dari My Heart
16 Bab 16 Because I'm Your Wife
17 Bab 17 It's My Choice
18 Bab 18 Tunggu Aku Selena
19 BAB 19 Fighting Zhafirah
20 BAB 20 Filosofi Tisu
21 Bab 21 Luapan Isi Hati Zhafirah
22 Bab 22 Luapan Isi Hati Zhafirah 2
23 Bab 23 Rasa Penasaran Zhafirah
24 Bab 24 Ada Apa ?
25 Bab 25 Tangisan Zhafirah
26 Bab 26 Perempuan Penghuni Surga
27 Bab 27 Rasa Yang Tumbuh
28 Bab 28 Hati Arkha dan Mawan Untuk Zhafirah
29 Bab 29 Alasan Zhafirah
30 Bab 30 Flashback Kisah Arkha
31 Bab 31 Tentang Rasa
32 Bab 32 Air mata Zhafirah
33 Bab 33 Ada Apa Zhafirah?
34 Bab 34 I'm not Perfect
35 Bab 35 Tangisan Arkha
36 Bab 36 Ikhtiar
37 Bab 37 Masa lalu Arkha
38 Bab 38 Sebuah Tabir Masalalu
39 Bab 39 Kekuatan Cinta Arkha dan Zhafirah
40 Bab 40 Dunia Baru Arkha
41 Bab 41 Zhafirah menggapai Ridho
42 Bab 42 Pintu Surga Paling Baik
43 Bab 43 Zhafirah, Ada Apa?
44 Bab 44 Kun Fayakun
45 Bab 45 Mood Swings
46 Bab 46 Zhafirah dan Janinnya
47 Bab 47 Arkha Jatuh Hati Berkali-kali
48 Bab 48 About Us
49 Bab 49 Mimpi Buruk Arkha
50 50 Rasa penasaran Zhafirah
51 Bab 51 Tirakat Zhafirah
52 Bab 52 Kabar Bahagia untuk Arkha
53 Bab 53 Berbuah Manis
54 Bab 54 Arkha dan Zhafirah Yang Sekarang
55 Bab 55 Rumah Baru
56 Bab 56 Saling Melengkapi
57 Bab 57 Bertemu Umi Siti
58 Bab 58 Bertambah Cinta
59 Bab 59 Kegundahan Hati Zhafirah
60 Bab 60 Menarik Perhatian Arkha
61 Bab 61 Kenangan Zhafirah
62 Bab 62 Malam penuh Kejutan
63 Bab 63 Sumber Kekuatan sebenarnya 'Hati'
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 Menikah atau Ibu Di Penjara
2
Bab 2 Menikah demi melunasi hutang
3
Bab 3 Trending Topik
4
BAB 4 Rasa Yang Ada Di Hati
5
Bab 5 Dua Hati yang Berbeda Rasa
6
Bab 6 Menuju Hari Bahagia
7
Bab 7 Hari Bahagia
8
Bab 8 Cinta Diantara Kita
9
Bab 9 Namamu dalam Doa Ku
10
Bab 10 Aku akan Menunggu
11
Bab 11 Hanya Sebatas Status
12
Bab 12 Suami ku Galak
13
Bab 13 Tirakat ku Untuk Mu
14
Bab 14 Perjuangan Baru Dimulai
15
Bab 15 Pesan Dari My Heart
16
Bab 16 Because I'm Your Wife
17
Bab 17 It's My Choice
18
Bab 18 Tunggu Aku Selena
19
BAB 19 Fighting Zhafirah
20
BAB 20 Filosofi Tisu
21
Bab 21 Luapan Isi Hati Zhafirah
22
Bab 22 Luapan Isi Hati Zhafirah 2
23
Bab 23 Rasa Penasaran Zhafirah
24
Bab 24 Ada Apa ?
25
Bab 25 Tangisan Zhafirah
26
Bab 26 Perempuan Penghuni Surga
27
Bab 27 Rasa Yang Tumbuh
28
Bab 28 Hati Arkha dan Mawan Untuk Zhafirah
29
Bab 29 Alasan Zhafirah
30
Bab 30 Flashback Kisah Arkha
31
Bab 31 Tentang Rasa
32
Bab 32 Air mata Zhafirah
33
Bab 33 Ada Apa Zhafirah?
34
Bab 34 I'm not Perfect
35
Bab 35 Tangisan Arkha
36
Bab 36 Ikhtiar
37
Bab 37 Masa lalu Arkha
38
Bab 38 Sebuah Tabir Masalalu
39
Bab 39 Kekuatan Cinta Arkha dan Zhafirah
40
Bab 40 Dunia Baru Arkha
41
Bab 41 Zhafirah menggapai Ridho
42
Bab 42 Pintu Surga Paling Baik
43
Bab 43 Zhafirah, Ada Apa?
44
Bab 44 Kun Fayakun
45
Bab 45 Mood Swings
46
Bab 46 Zhafirah dan Janinnya
47
Bab 47 Arkha Jatuh Hati Berkali-kali
48
Bab 48 About Us
49
Bab 49 Mimpi Buruk Arkha
50
50 Rasa penasaran Zhafirah
51
Bab 51 Tirakat Zhafirah
52
Bab 52 Kabar Bahagia untuk Arkha
53
Bab 53 Berbuah Manis
54
Bab 54 Arkha dan Zhafirah Yang Sekarang
55
Bab 55 Rumah Baru
56
Bab 56 Saling Melengkapi
57
Bab 57 Bertemu Umi Siti
58
Bab 58 Bertambah Cinta
59
Bab 59 Kegundahan Hati Zhafirah
60
Bab 60 Menarik Perhatian Arkha
61
Bab 61 Kenangan Zhafirah
62
Bab 62 Malam penuh Kejutan
63
Bab 63 Sumber Kekuatan sebenarnya 'Hati'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!