Suasana komplek perumahan pensiunan salah satu abdi negara tampak cukup sunyi. Namun satu rumah tampak cukup ramai. Malam itu adalah acara lamaran sekaligus seserahan Arkha dan Zhafirah. Saat acara selesai. Zhafirah yang duduk di teras bersama Arkha. Sebuah permintaan Zhafirah membuat Arkha menggeleng pelan.
"Saya mohon. Karena lelaki itu mengingkari janjinya. Ia belum menceraikan Ibu." Ucap Zhafirah yang menunduk menatap cincin berlian yang melingkar di jari lentiknya. Tangannya tampak memainkan cincin tersebut.
"Saya akan urus itu. Tapi syaratnya, kamu harus akan tinggal dan merawat ibu ku." ucap Arkha.
Zhafirah mengangguk cepat dan menatap Arkha. Dan cepat ia palingkan pandangannya pada cincin yang melekat di jarinya.
"Ok. Jangan lupa, aku tidak mau kamu mengatur dan ikut campur urusan pribadi ku. Oke. Persiapkan dirimu, tiga hari ini kamu akan mendapatkan perawatan dari salon kecantikan. Aku tidak ingin saat di hari pernikahan kita. Kamu terlihat kumal." ucap Arkha.
Lelaki itu berjalan ke arah tenda mendekati seorang lelaki bernama Tito. Ia tampak merangkul calon mertuanya yang ia harapkan segera menceraikan Ibu Zhafirah.
"Ingat. Janji anda akan menceraikan Ibunya Zhafirah. Jika besok pagi anda belum ke pengadilan agama. Saya akan membawa Ibu Zhafirah ke Rumah sakit untuk visum." Ucap Arkha sambil tersenyum.
Tito yang gila judi online itu pun memanfaatkan kondisi tersebut.
"Baik. Tapi aku minta tambah 200 juta lagi." Bisik Tito pada Arkha.
Lelaki yang merupakan pewaris tunggal dari Bagaskara group membisikkan sesuatu dan hal itu membuat Tito tersenyum merekah
"Datanglah besok siang ke kantor ku. Aku akan memberimu cash." Ucap Arkha seraya menepuk pundak Tito.
Lelaki bernama Tito itu terlihat sumringah. Ia merasa sangat beruntung. Ia lebih baik bercerai dengan Bu Riana. Ia sudah tak membutuhkan Ibu Zhafirah itu. Baginya 200 juta belum lagi kemarin ia baru saja mendapatkan uang 150 juta. Maka ia akan pergi bersenang-senang.
Malam hari itu juga Tito meninggalkan kediaman Zhafirah. Namun yang membuat Ibu Zhafirah kembali menangis saat ia mencari sertifikat rumah peninggalan suaminya di dalam lemari.
"Tunggu! Tinggalkan sertifikat rumah di desa. Rumah itu milik Zhafirah. Kamu tidak berhak membawanya." Ucap Bu Riana.
Perempuan itu mengelap air mata menggunakan punggung tangannya.
"Riana.... Riana.... heh!. Kamu terlambat. Rumah itu sudah aku gadaikan pada rentenir. Dan kabar baiknya mereka akan kemari dalam beberapa hari ini. Itu kenapa aku mau pergi hari ini juga. Siap-siap untuk cari tempat tinggal kamu. Menantu mu itu menikahi Zhafirah bukan karena mencintai nya. Sepertinya ada yang ingin ia sembunyikan dan dia butuh anak mu yang culun itu." Ucap Tito seraya memikul tas ransel di punggungnya.
Bu Riana menarik tas tersebut.
"B@jiiingan kau Tito!" Ucap Bu Riana.
Suara teriakan sang ibunda, didengar Zhafirah yang masih membersihkan beberapa peralatan di dapur. Ia bergegas ke arah kamar sang ibu. Di depan pintu kamar. Tubuh Zhafirah di dorong dengan kasar oleh Tito. Hampir saja gadis itu terjatuh.
"Minggir! Urus ibu mu yang selalu bau bawang itu!" Ucap Tito seraya berjalan meninggalkan rumah tersebut.
Rumah yang dibeli dari hasil tabungan Bu Zhafirah dan almarhum suami kala Zhafirah belum lahir hingga ia sekolah TK.
Bu Riana berusaha mengejar Tito. Lengan ibu Zhafirah itu di pegang erat oleh Zhafirah.
"Sudahlah Bu... Biarkan saja dia pergi. Harta bisa kita cari lagi. Insyaallah nanti akan ada saatnya rumah ini kita ambil kembali." Ucap Zhafirah.
"Maafkan Ibu Zha...Semua salah ibu. Andai ibu dulu tak menikah lagi. Andai ibu dulu hati-hati mencari pendamping hidup. Mungkin hidup kamu tidak berakhir dengan menikahi Lelaki yang tidak kamu cintai nak..." Ucap Ibu Riana seraya memeluk Zhafirah.
Ia menyesali keputusannya dulu saat ia menerima lamaran dari sales mobil yang begitu baik saat itu padanya. Bahkan begitu royal. Zhafirah pun begitu di perlakukan lembut. Tetapi setelah menikah. Tito justru berubah menjadi tempramen, malas bekerja. Bahkan ia hanya makan dan tidur serta bermain game online hingga semakin hari semakin jadi hingga candu berubah ke judi online.
"Tidak baik menyesali masalalu Bu. Insyaallah Zhafirah akan bahagia. Ibu sekarang fokus ke ibu saja. Uang seserahan kemarin buat memulai hidup baru. Karen tadi mas Arkha bilang semua pesta dan urusan pernikahan. Mas Arkha yang urus." Ucap Zhafirah menenangkan sang ibu.
Bu Riana hanya diam membisu. Ia begitu gamang. Kemana ia hendak pergi karen jika Zhafirah menikah. Anak satu-satunya akan ikut sang suami. Namun keesokan pagi, Bu Riana di kejutkan dengan kehadiran Romi. Asisten Pribadi Arkha tersebut datang dan mengatakan jika Ia sudah disiapkan satu rumah. Dan Ia dan Zhafirah untuk beberapa hari kedepan akan tinggal disana. Hari pernikahan akan diadakan di hotel yang tak jauh dari rumah itu.
Zhafirah dibuat melongo saat Romi memberikan satu kunci rumah dan lengkap dengan surat rumah yang ia beri nama ibu mertuanya. Bu Riana pun menangis haru.
"Alhamdulillah... Sepertinya dia baik sekali dengan kamu Zha. Kamu mudah-mudahan bahagia ya Zha." Ucap Bu Riana.
Sedangkan Zhafirah termenung setelah mengelilingi rumah tersebut. Bagi Arkha itu bukan hal sulit. Bahkan 10 rumah seperti itu ia bisa belikan jika mau. Namun Zhafirah, ia merasa seperti hutang Budi.
"Hhhh... Lupakanlah Kang Mawan, Zha. Setidaknya calon suami mu berbuat baik pada Ibu. Berikan hati kamu, bukan hanya dzohir mu untuk dia setelah kamu resmi menyandang status istrinya." Batin Zhafirah seraya menatap dapur yang lengkap dengan kitchen room walau tak semewah di rumah Arkha.
Namun di sebuah kantor yang megah nan mewah. Arkha menelpon seseorang.
"Sudah Ma. Arkha sudah meminta Romi mengurusnya. Siang ini mereka pindah ke tempat yang lebih layak untuk besan Mama." Ucap Arkha.
Lalu lelaki itu menutup telepon tersebut. Ia memijat dahinya yang terasa sakit bagian dalamnya.
"Hhhh... inilah yang aku tidak mau jika menikah. Terlalu banyak kepura-puraan. Terlalu banyak basa basi. Banyak yang di pikirkan. Membosankan!" Ucap Arkha. Ia berjalan ke arah papan dart board.
Ia melemparkan panah ke arah papan itu. Dan bidikannya pas mengenai titik paling tengah.
"Nanti kamu akan aku jadikan mainan Zhafirah.... kamu sudah merepotkan aku di awal pernikahan ini. Awas jika kamu tidak jadi istri yang penurut!"
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Yani
Kamu sendiri yang meminta Zhaifah menikah denganmu
2024-04-26
0
N Wage
lanjut baca😊
2023-06-29
2
Nuryati Yati
sombong amat arkha lihat aja nanti kamu yg akan klepek2 dgn pesona Zha🤭
2023-04-07
3