Edwin memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari ke empat rekannya, dia sudah berada di level tujuh dan akan melanjutkan ke level enam. Dia memiliki sedikit kekuatan tetapi itu tetap tidak berguna untuk melawan pasukan Orc dengan tingkatan delapan atau tujuh, belum lagi sang Monarch yang memiliki urutan tingkatan tiga.
Dia melihat ke arah Jewelry yang bersiap dengan lingkaran mana nya, membuat sihir untuk menyerang dan pertahanan. Sementara Tyron, mengeraskan kulitnya menjadi besi, dan membuat dirinya sendiri sebagai tameng untuk regu. Hutson, dia adalah seorang Healer dan memberikan dukungan penyembuhan dan melakukan pengisian mana darurat kepada Tyron dan Jewelry.
Edwin adalah petarung jarak jauh yang memiliki aura di pedangnya. Kemudian, dia dengan cekatan menembakkan aura ke arah Monarch Orc. Sebuah barrier mana berhasil membelokkan arah serangan dan membuatnya membelok ke kiri, membentur sudut sudut dan dinding Dungeon. Guncangan hebat terjadi dan membuat Edwin sedikit mengernyit.
“ Tetaplah di belakang. Apapun yang terjadi, jangan pernah ikut langsung dalam pertempuran. Apabila keadaan cukup mendesak dan kau harus melakukannya, bawa Miss Jewelry keluar dari sini bersama dengan Hutson.” Itu adalah pesan Edwin.
Aku perlahan mengangguk dan berjalan dua langkah ke belakang. Raja Monarch tertawa dan melihat ke arah Barrier yang diciptakan oleh Miss Jewelry retak. Bahkan tameng yang dibuat Tyron tidak bisa bertahan lama. Saat itu, aku melirik ke arah Hutson yang mulai kehabisan Mana karna dia terus menyuplai mana ke arah Tyron dan Miss Jewelry.
Ini, dalam novel,Edwin digambarkan sebagai orang yang serba bisa dan dia....
Sepertinya aku melupakan hal penting. Edwin berhasil membangkitkan karakter selanjutnya dan memenuhi salah satu warna di domain kuning. Sebuah aura emas mengalir dari ujung pedang miliknya, merusak lingkungan sekitar dan membuat ledakan yang menghabisi pasukan elit Orc tingkat tujuh.
“ Tolong bawa pergi Jewelry dan Hutson! Aku akan menyelesaikan ini!” Edwin berpesan kepada ku. Dia tahu kalau mungkin saja, salah satu dari kami pasti akan mati di tempat ini apalagi kami terus bertahan.
Aku bergegas menarik tangan Hutson, membantunya berjalan karna energinya sudah terkuras habis. Aku membawanya ke sudut Dungeon dan hendak menarik lengan Miss Jewelry. Aku hampir menggenggam tangannya, namun sebuah energi tak terlihat menolak tubuh ku hingga aku terpental jatuh membentur dinding Dungeon.
“ Rache!”
Barrier tercipta di depan mata kami, aku merasakan rasa amis di mulutku dan seteguk darah keluar mengotori kemeja putih. Aku mengusapnya dengan lengan baju dan meyakinkan Hutson bahwa aku baik-baik saja. Dia terlihat khawatir dan wajahnya semakin pucat.
Aku melihat ke atas, sebuah barrier mana yang mengelilingi Tyron, Edwin, dan Miss Jewelry sesaat setelah aku dan Hutson pergi meninggalkan inti Dungeon. Aku tidak tahu lagi harus melakukan apa karna Edwin hanya memberikan perintah kepada ku dan aku juga gagal membawa Miss Jewelry keluar dari Dungeon.
“ Barrier sialan! Ugh!” Aku mencoba memukul Barrier tersebut. Seperti orang bodoh, aku tahu bahwa itu tidak berarti apapun. Aku mencoba lagi dan lagi tetapi sama, aku hanya merusak pisau belati pemberian Edwin.
“ Cukup Rache. Mungkin memang benar, firasat Tyron. Ada yang pergi, dari kita.” Kata Hutson pelan.
Dia mencoba mengumpulkan energi tetapi itu sia-sia. Karna karakteristik miliknya belum sepenuhnya pulih.
Aku juga tidak bisa mengeluarkan karakteristik ku dan kekuatan dari batu Amethyst. Meski aku mencoba mengumpulkan fokus mana atau aura, tetap saja itu tidak berhasil. Tidak ada yang bisa ku lakukan untuk sekarang ini selain mencoba dan terus mencoba.
***
Di desa pemburu, malam kelam diselimuti api.
Jeritan dan raungan terdengar dari segala penjuru pemukiman tersebut. Seorang pria tua, terlihat di jalanan sedang berusaha payah untuk berdiri, melindungi segala batu Dungeon berharga yang ia miliki termasuk batu dalam domain Ungu. Itu adalah batu dengan tingkatan yang hanya bisa digunakan oleh bangsawan murni.
Setelah puluhan tahun lamanya, menunggu seseorang memakai karakteristik dari domain Ungu, akhirnya dia menemukan satu. Pada diri seorang gadis remaja dengan perawakan tinggi dan dia sangat cantik. Aura bangsawan menguar dari tubuhnya meski dia hanya memakai pakaian pemburu biasa. Sebuah aura, yang membuat orang akan tunduk pada mu dalam rasa takut dan patuh.
Dia melindungi batu batu dari karakteristik domain Ungu dan menyimpannya, menghancurkan itu dalam bubuk dan meletakkannya ke dalam botol kaca kecil. Dia membuka gulungan kertas biru dan menyalakan karakter dari domain biru, salah satu kekuatan di tingkat delapan ‘teleport’ yang akan membawa botol ini pada gadis itu.
Dia tidak punya banyak waktu lagi sampai prajurit-prajurit itu memenggal kepalanya. Jadi dia akan memberikan apa yang telah ia jaga kepada seseorang yang memang memiliki karakter khusus dan merupakan seseorang dengan darah bangsawan murni.
Mungkin itu akan membuat sang gadis maju hingga ke domain warna Violet, domain warna ke V dan menjadikannya setingkat lebih tinggi daripada perkembangan Edwin. Mungkin, gadis itu juga bisa kehilangan kendali karna mengkonsumsi karakter darinya. Tetapi hanya inilah yang dia bisa, memberikannya langsung kepada sang penguasa.
Saat itu, dia melihat seorang pemuda menyeret pedangnya di tanah. Pedang besi yang berlumuran darah dari orang-orang di pemukiman ini, pedang yang sudah banyak memenggal banyak kepala. Pria itu memiliki karakteristik dalam domain perak, bahkan rambutnya seputih cahaya pedang yang tertimpa oleh cahaya bulan. Manik matanya Semerah darah dan dia memiliki tatapan kosong di wajahnya yang cantik.
Ah, pada saat itu, detik-detik sebelum malaikat kematian mencabut nyawanya, dia mulai menyadari ini. Sebuah rumor yang pernah ia dengar tentang master pedang tingkat II dari kekaisaran. Anak dari kakak sang Kaisar, yang menikah dengan Duke Windstorm dan merupakan suksesi tahta kedua setelah Putra Mahkota. Iblis perak dari keluarga Windstorm, Dylan Windstorm!
Dia melihat bilang perak yang bersinar dibawah cahaya rembulan biru muda, dan dengan cekatan pedang itu menebas kepalanya. Darah terciprat di dinding dan jalanan. Sosok itu, yang telah melakukan dosa dan kekejian hanya berdiri diam dan menatapnya dengan santai. Seolah-olah, dia sudah terbiasa melakukan ini.
“ Duke Windstorm, semua sudah kami habisi!” Lapor salah satu pasukan elit milik Duke.
Duke muda mengangguk. Ia kemudian berjalan santai menyusuri jalanan yang dipenuhi darah, mayat, dan api. Ada bau darah, minyak, dan aroma daging terbakar. Dari dalam kegelapan hutan berduri, terlihat sekumpulan goblin dan monster semut kecil mengintip. Mereka mencium aroma darah dan daging segar yang dipanggang dan mendatangi tempat itu.
Saat monster-monster tersebut sampai, mereka terkenal dalam ilusi barrier yang diciptakan Duke Windstorm dan terjebak di dalamnya.
Sementara itu, terlihat empat orang berjalan menuju ke arah desa pemburu. Tetapi, pemandangan mengerikan menyambut kedatangan mereka dan hampir membuat mereka kehilangan akal sehat. Terutama tiga orang pria itu.
“ Tidak, ini tidak mungkin!” racau nya pelan.
Seorang gadis muda menatap dengan kekosongan yang lama ke arah bangunan yang terlahap api. Goblin dan monster yang memakan pada mayat, dan anggota tubuh yang tidak berada di tempatnya lagi. Sebuah pemandangan yang sangat mengerikan dan mengaduk isi perutmu.
Gadis muda itu menatap jauh ke depan, melihat siluet beberapa orang berjalan dengan irama rapi dan teratur meninggalkan desa ini. Dia melihatnya. Meski samar-samar tetapi itu sangat jelas.
‘Singa putih dan pedang perak, bukankah itu Windstorm?’
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 11 Episodes
Comments