01. Perkampungan Kecil Para Pemburu

Angin sore berhembus dengan perlahan, menerbangkan rambut hitam ku. Aku sedikit terengah-engah saat berlari dari hutan menuju tepian tebing ini. Yang sebenarnya, tidak terlalu suram.

Dari atas, aku melihat beberapa rumah yang dibuat dari bata merah, dan menggunakan atap berwarna coklat dan memiliki cerobong di setiap rumah. Ada satu tempat besar yang mungkin disebut sebagai bar di zaman ini. Ini adalah satu-satunya tempat yang bisa di singgahi untuk sementara.

Tidak apa-apa, aku akan mencari beberapa informasi di tempat ini dan kalau perlu, aku akan mengikuti asosiasi Hunter. Di dalam novel, disebutkan bahwa selain para monster dan Raja Monster dari klan naga, ketua asosiasi Hunter, Edwin Brecht. Pria yang dikenal sebagai raja penakluk monster yang menguasai benua kematian, dan mengancam keberadaan tokoh utama pria, Putra Mahkota kekaisaran.

Dan dikatakan, 5 tahun yang lalu dia masihlah seorang pemimpin guild biasa. Yang belum tersentuh oleh tangan-tangan jahat yang menghancurkan Pemukiman di dekat hutan berduri.

Heh heh, ini jauh lebih baik dari apapun. Dia akan bertahan hidup di dunia ini dan mencari cara bagaimana cara kembali ke dunianya. Dengan menempelkan diri di bawah kepemimpinan Edwin Brecht, dia akan selamat.

Dia tidak akan mati sebagai santapan raja monster hutan berduri, tidak akan dikejar dan dibunuh oleh kekaisaran karna rumor bodoh dari mulut pendeta mata duitan itu, dan dia akan bahagia tinggal di benua kematian.

Haha, persetan dengan tokoh utama putra mahkota dan original tokoh utama gadis merah. Dan juga, Antagonis yang disukai seluruh pembaca karna diceritakan dari sudut pandang miliknya, Helena sang saudari kembar. Persetan dengan tokoh utama laki-laki Duke Windstorm yang memiliki tingkat kepribadian bengkok!

Aku akan hidup dengan menempelkan diri di bawah villain dan hidup damai tanpa harus berurusan dengan tokoh utama. Toh, villain utamanya adalah raja monster, Monarch Sverre Gerlach. Itu jauh lebih mengancam karna Monarch Sverre adalah penguasa dunia monster dan orang yang memiliki kuasa atas gerbang antar dunia dan Dungeon.

Memikirkannya lagi, aku beruntung masih bisa mengingat isi dari novel. Atau kalau tidak, aku benar-benar akan dimakan oleh raja monster dari hutan berduri. Monarch dari jenis Orc.

Tak terasa, aku sudah sampai di pintu masuk desa ini. Pemukiman yang terlihat ramai di setiap harinya. Dengan berbagai macam orang yang hanya bisa kau temui di tempat ini. Para pemburu yang menggadaikan nyawa mereka di setiap perburuan Dungeon. Ada pria dan wanita yang terlihat memakai pakaian berburu dan senjata seperti tombak, pedang, panah, kapak, dan pedang besar. Mereka semua terlihat sangat menakutkan dengan tatapan tajam mereka.

" Sepertinya aku harus menjual berlian merah ini. Buat apa aku memiliki barang dari Helena? " pikirku pelan.

Yah, dia pasti akan senang karna aku benar-benar pergi dari hadapannya dan tidak akan menjadi batu sandungan. Karakter yang selalu di dukung penuh oleh pembaca meski dia memiliki sifat bengkok yang merasa bahwa yang ia lakukan benar dengan mengubah alur agar dia tetap hidup. Terserah orang lain mau mati atau apapun, dia akan menyingkirkan orang-orang bahkan orang terdekatnya sekalipun untuk mencapai tujuannya. Termasuk orang yang tidak pernah berbuat salah kepadanya.

Benar-benar sialan Helena Hedervary dan original Helena Hedervary. Kalian sama-sama membuat kehidupan gadis malang ini rusak. Aku menyesal sudah memberi banyak dukungan kepadanya setelah aku tahu apa yang terjadi di belakangnya.

Dia mengingatkan ku terhadap sahabatku yang memiliki sifat serupa.

Aku memandang ke sudut jalan. Itu adalah toko perhiasan yang cukup kecil. Tetapi memiliki penataan yang rapi. Aku bergegas berjalan ke arah toko itu dan mulai mengeluarkan berlian merah.

" Tuan, apakah disini menerima penjualan kalung berlian?" Tanyaku lagi.

Pria itu terdiam sejenak. Dia memiliki kumis yang tebal dan panjang serta badan yang sedikit besar. Rambutnya coklat dan dia memiliki senyum bisnis yang licik di bibirnya. Oh, seolah aku tidak tahu apa yang kau pikirkan.

Jangan remehkan wanita yang berasal dari abad ke 20!

" Tentu saja, nona muda. Berapa harga yang kau tawarkan untuk berlian merah ini?" Tanyanya lagi. Dia mengambil kalung berlian dengan tangannya dan mengamati dengan seksama.

" 7000 gold dan 9 Real. " Kataku dengan tegas.

Untung saja di novel itu tidak hanya membahas kisah cinta dan cinta dari protagonis utama dan pangeran putra mahkota. Atau novel kedua membahas tentang antagonis yang merubah takdirnya dan menikah dengan putra mahkota. Mereka masih menyebutkan berapa banyak uang dan satuannya di dunia ini.

Seperti Gold adalah satuan tertinggi yang dapat diubah menjadi 100 real dan setiap satu real adalah 10 Sil. Novel ini menggunakan koin emas sebagai mata uang mereka dan itu sebenarnya cukup memberatkan.

" Aku pikir kau meletakkan harga yang sangat mahal nona, untuk permata seperti ini. Tapi 7000 gold dan 9 Real, aku setuju!" Pria itu terkekeh dan segera meletakkan sekantung koin emas dan menyodorkan sembilan tembaga.

Apakah aku menjualnya terlalu murah? Tapi itu harga yang cukup tinggi untuk memulai karir sebagai pemburu!

" Baiklah, terimakasih. " Aku segera berbalik, kemudian sedikit membungkuk. Tetapi, aku tidak memakai dalam yang biasa digunakan oleh wanita kepada pria, aku menggunakan salam seorang pria! Ya, aku Rache Hedervary, ah tidak! Itu bukan namaku lagi.

Sekarang aku, Rache Waffe, sesuai namaku, aku akan menjadi senjata untuk balas dendam kepada mu Helena.

_______

Bar ini terlihat sepi. Hanya beberapa orang yang terlihat memiliki luka-luka di tubuhnya dan tengah minum sembari meneteskan air mata. Mencoba melupakan kejadian yang mungkin terjadi di Dungeon. Entah kehilangan rekan, kekasih, atau sahabat.

Aku memasuki bar tersebut dan menenggak bir anggur Retam. Itu adalah bir yang di produksi di kerajaan Retam dan merupakan kerajaan dimana putri merah berada.

Sekarang, aku sudah mengganti baju ku. Bukan lagi gaun pengantin hitam malam, tetapi satu set pakaian Hunter! Itu terdiri dari kemeja putih, rompi dari kulit buaya, celana hitam ketat yang terbuat dari kulit buaya dan sepatu boots setinggi lutut dengan bahan yang terbuat dari kayu. Itu ringan, tetapi keamanannya bisa dipastikan.

" Hahh..... Bagaimana cara ku mendaftar ke Guild Brecht? sementara aku tidak mengetahui dimana guild itu berada." Aku menghela nafas pelan.

Kembali menenggak bir Anggur Retam dan melihat ke arah orang yang baru saja duduk di samping ku. Dia seorang pria yang sangat tampan dengan rambut pirang bersinar dan mata biru. Wajahnya mungil dan tatapan matanya dalam, sangat indah. Dia memiliki hidung mungil dan bibir mungil berisi. Oh yaampun, bukankah dia seperti boneka indah berjalan?

Pria itu kemudian menoleh ke arah ku. Merasa ditatap dengan tajam dan kemudian tersenyum canggung.

" Halo, aku Edwin Brecht. Salah satu dari pemimpin Guild di desa Hunter. Apakah kau orang baru? Aku baru melihat wajahmu di tempat ini." Sapanya dengan senyuman ramah.

Dia mengatakan namanya adalah Edwin Brecht! Gila, itu nama salah satu penjahat dukungan yang membantu tokoh utama putra mahkota terlihat lebih berkharisma dan dipandang oleh seluruh kekaisaran. Karna berhasil menghabisi Monarch Sverre dan juga raja yang mengalahkan para monster, Edwin Brecht.

Setelahnya, buku itu berakhir dengan sang pangeran yang menikah dengan Helena Hedervary atas segala kerja kerasnya. Dimana dia menyebarkan rumor buruk tentang kerajaan merah dan membuatnya diangkat oleh Putra Mahkota sebagai kekasih karna telah menyelamatkan ia dari sang putri merah yang licik. Toh, mereka berdua sama-sama licik dan munafik! Tidak mengakui kalau mereka sama-sama penjahat yang menjijikkan dengan menganggap diri mereka paling benar dan harus diikuti.

" Nama ku Rache Waffe. Aku adalah pemburu baru yang sedang mencari guild di tempat ini. Aku dengar, kita bisa memburu sesuatu di Dungeon dengan memiliki guild terlebih dahulu. "

Aku menatap ke arah Edwin yang tersenyum simpul.

" Kebetulan aku memiliki satu di bawah punggungku. Kalau kau ingin mendaftar, pergilah ke jalan Elixir no 127. Tempatnya sangat kecil dan sederhana, kau mungkin akan mengira kalau itu bukan kantor guild kami." Ungkap Edwin. Dia tersenyum, menampilkan deretan gigi yang tertata rapi dan senyum manisnya.

Aku tidak bisa untuk tidak memuji wajah Edwin Brecht. Dalam cerita, dia dikatakan memiliki luka-luka di seluruh wajahnya dan membuatnya sangat jelek hingga menakuti anak-anak. Dia memiliki kepribadian yang baik, hanya saja kepribadian nya bengkok setelah peristiwa itu.

" Ekhemmm, kalau begitu bagaimana setelah ini aku langsung mengikuti mu ke sana? Aku benar-benar membutuhkan sesuatu di dalam Dungeon itu untuk seseorang." Kataku lagi. Sedikit memberikan nada sedih.

" Apa yang kau cari? Batu mana, batu aura, atau ekor dari Salamander cahaya merah? Semua itu adalah bahan-bahan yang sering dicari oleh orang-orang yang berkunjung di perbatasan hutan berduri. "

Aku berpikir sejenak. " Ah, mungkin itu! Tumbuhan mawar hitam kehidupan. Dia hanya tumbuh di Dungeon di sekitar hutan berduri."

Tidak ada yang bisa ku gunakan selain mawar hitam kehidupan. Itu adalah tanaman yang berkhasiat sebagai penangkal sakit dan penambah imun tubuh. Tetapi, rahasia terbesarnya adalah sebagai bahan utama dalam pembuatan peluru.

Sayang sekali teknologi senapan tidak dikembangkan oleh kekaisaran Rothstein. Jadi, kami harus membelinya dengan harga mahal dari kerajaan suci Aliattas.

" Apakah ada seseorang yang sedang sakit? Kalau kau membutuhkan itu dengan cepat, aku akan menemanimu pergi memasuki Dungeon. " tawar Edwin lagi. Pria itu terlihat khawatir.

" Tidak-tidak. Itu baik-baik saja. Aku membutuhkan itu untuk menambah tenaga ku. Lagipula, kau adalah orang yang sangat baik dan akrab sejauh yang aku temui." Sanjungku pada Edwin.

Dia tersipu dan kemudian mengangguk pelan. " Yah, aku hanya baik saat orang itu juga baik kepada ku. Kau tahu, tidak semua orang membalas kebaikan kita." Bisik Edwin. Dia kemudian menenggak bir yang di pesannya dan membayar minumanku serta minuman miliknya.

" Kali ini aku yang traktir. Anggap saja hari penyambutan pertama." jelasnya. Dia kemudian menggandeng tangan ku keluar menjauhi bar tersebut. Beberapa orang mulai mengisi bar saat hari mulai malam. Meski tubuh mereka penuh kotoran dan noda darah, mereka tetap mementingkan minum.

Ada beberapa orang yang bermain kartu dan ada juga yang bermain billiard. Ada seorang pelayan wanita yang hanya mengenakan rompi dan rok diatas lutut dan menggoda beberapa lelaki.

Itu cukup unik dan aneh dari sudut pandang ku. Sementara itu, aku memperhatikan wilayah desa yang mulai diterangi oleh lampu gas yang ditempelkan di tiang-tiang besi. Tanpa penutup pasti dan terlihat berantakan.

Tak berapa lama, kami tiba di persimpangan jalan. Ada tulisan jalan Elixir dan kami melanjutkan langkah kami hingga berada di depan gedung tua yang nampak reot dan bisa roboh kapan saja.

" Silahkan masuk. Pelan-pelan saja, dan maaf kalau Guild kami tidak memenuhi harapan mu. Tempat ini hanya didirikan oleh ku dan ke lima temanku." Kata Edwin lagi.

Aku dengan sopan mengangguk dan mulai memasuki ruangan. Dengan sikap sopan, aku membungkukkan tubuhku, meletakkan satu tangan di depan dada ku dan kemudian mengucapkan salam. Terlihat dua atau tiga orang duduk di dalam ruangan temaram dengan satu lampu gas yang dicantolkan di dinding.

" Perkenalkan namaku, Rache Waffe. Mulai sekarang aku akan bergabung dengan Guild ini." Kataku dengan tersenyum dan kembali ke posisi semula.

Aku menatap ke arah beberapa orang yang terlihat diam di tempat dan kemudian menatap ke arahku seolah aku adalah santapan bagi mereka.

" Woahhh! Ketua, dimana kau mendapatkan gadis cantik ini?" itu adalah seorang pria dengan tubuh besar, rambut hitam keriting, dan memiliki luka goresan di sepanjang lengan kirinya yang besar.

" Kali ini kau berguna, Edwin." yang berbicara ini adalah seorang wanita dengan rambut biru tua, memiliki mata abu-abu yang dalam dan tajam, bibir yang di cat berwarna ungu, dan blush-on biru di area matanya. Dia sangat cantik dan cantik sehingga kau akan berpikir untuk langsung melamarnya.

" Ketua, terima kasih. Akhirnya anggota kita bertambah!" Itu adalah suara pria yang masih sedikit kekanak-kanakan. Dia memiliki surai coklat susu dan manik mata hijau daun yang diterpa cahaya mentari. Dia memiliki postur tubuh tegap dan tinggi dengan wajah tersenyum hingga manik matanya menutup semua.

" Salam kenal Rache, aku Tyron Mask. Yang bertanggung jawab sebagai tanker bagi tim." Ujar pria berbadan besar tersebut.

" Aku Jewelry Abbott. Kau bisa memanggilku Elry. Aku seorang mage di grup kami. Kalau kau kekurangan mana, kau bisa berlatih denganku atau Edwin." Kata wanita cantik di sudut ruangan.

" Aku Huston Anderson. Aku bertanggung jawab sebagai Healer di tim kami. " balas pria dengan rambut coklat susu.

Kemudian, Edwin menyandarkan tangannya pada pundak ku.

" Aku Edwin Brecht. Sebagai penyerang dalam tim kami. Meski aku hanya memiliki beberapa mana, tetapi aku mempunyai aura. Kau bisa memanggilku Edwin atau ketua seperti yang lainnya. "

Aku tersenyum. " Mohon bantuannya. Aku memiliki keahlian dalam pertempuran jarak dekat. Aku harap itu bisa membantu tim kita." Kataku lagi.

" Hebat, aku mendapatkan teman sekamar. Sungguh, akhirnya aku bisa terbebas dari tidur bersama bajingan seperti Tyron!" Teriak Jewelry. Dia kemudian menggandeng tanganku dan mengajakku ke atas tangga.

Tempat ini, meskipun terlihat usang di luar tapi memiliki kehangatan di dalam. Aku benar-benar menyukai ini. Dan aku harap, aku bisa membangun dan mengembangkan kekuatan ku di tempat ini.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!