Bab 5 benih cinta

" Gak usah khawatin gue bukan tipe cwok yang suka main perempuan " ucap arya meyakinkan.

mereka beranjak dari duduk nya dan bergegas untuk masuk ruangan masing masing.

...****************...

Langit terlihat gelap dan mendung menandakan hujan yang akan turun deras.

dan benar saja sore itu hujan begitu deras di susul suara petir .

semua karyawan masih di dalam kantor padahal waktu sudah menunjukan jam pulang tapi karena kondisi cuaca yang tidak mendukung mereka yang berkendara memakai motor masih menunggu hujan reda. terkecuali para atasan dan staff yang bermobil mereka tenang tenang saja karena tahu tidak akan ke hujanan.

ranti dan mira masih menunggu dalam ruangan . Mira memperhatikan ranti yang sedari tadi hanya melamun sambil menyandarkan kepala nya di meja. kisah hidup nya terlihat berat dan menjadi beban.

" mbah tak henti nya ranti teringat dengan si mbah , ranti seakan kehilangan arah, entah untuk apa prestasi dan pekerjaan yang sekarang ku dapat , hanya si mbah satu satu nya alasan ranti ada sampai di titik ini. " gumam nya dalam hati tanpa terasa air mata nya membasahi pipi mulus ranti dengan deras

Mira yang tadi nya cengengesan tidak berana mengajak ranti bercanda karena seperti nya kali ini ranti benar benar bersedih ia membiar kan ranti meluapkan semua kesedihan nya sambil sesikit mengusap punggung ranti.

" Mir " dengan suara serak

" iya ran, kamu gak papa ? "

" nggak kok mir aku hanya teringat saja dengan si mbah " sambil mnyeka air mata nya yang membuat mata nya bengkak.

" bentar ya mir , mau ke toilet dulu " pamit nya

" aku antar ya " ungkap mira sambil mengikuti dari belakang.

" ceklekkk "

suara membuka pintu dan betapa terkejut nya saat membuka di depan pintu sudah ada pak arya yang hendak memasuki ruangan.

" Eh , pak permisi saya mau ke toilet " ucap ranti terburu buru

" ya silahkan " jawab nya singkat namun dalam benak nya menyimpan pertanyaan besar kenapa matanya terlihat sembab seperti habis menangis .

hujan mulai reda sebagian karyawan sudah mulai keluar dari kantor begitu pun dengan mira dan ranti mereka segera bergegas untuk pulang.

ranti mencari keberadaan bagas namun tidak di temui nya.

" krriingg kringg"

panggilan dari ranti

"hallo gas, kamu dimana ?"

" oh iya maaf ran aku lupa memberi tahu , hari ini aku ada kerja tambahan , gak papa kan kalo kamu menunggu."

" oh gitu ya , ya sudah aku tunggu di kantin ya " ucap ranti sambil menutup telpon nya.

" Mir aku masih menunggu bagas, dia ada kerjaan tambahan , gak papa kamu duluan aja. "

" asli gak papa kalo aku tinggal ? "

" iya gak papa , kamu hati hati di jalan ya jangat ngebut ngebut " ucap ranti penuh perhatian

" iya sahabat terbaik ku , aku pulang dulu nya senyum dulu jangan sedih mulu " ucap nya menyemangati ranti

" iya nih senyum " sambil tersenyum

" ya sudah kamu hati hati ya , aku tinggal "

Ranti menunggu bagas di kantin sambil memesan satu gelas teh hangat wajah nya terlihat pucat suhu badan nya naik sampai 37°c tubuh nya mengigil.

" brakkkk "

suara tubuh ranti yang terjatuh dari duduk nya ia pingsan . untung saja datang arya dan langsung membawa nya ke ruang P3K.

arya mengambil sebuah minyak kayu putih dan di hirupkan nya ke hidung ranti , tak lama kemudian ranti terbangun. mata nya perlahan terbuka dan nampak jelas wajah arya yang tampan berada di depan nya.

" pak arya , say kenapa ?"

" sudah jangan banyak gerak dulu , tadi kamu pingsan di kantin "

mendengar penjelasan nya arya ranti merasa malu karena telah merepotkan atasan nya itu.

" pak terimakasih dan maaf ya pak sudah merepotkan " ucap ranti sembari lemas

" iya tidak papa , ngomong ngomong ini kan di luar jam kerja panggil arya saja lagian kita seumuran juga "

" ah gak enak pak " tolak ranti

" arya , panggil aku arya ini perintah " ucap nya memaksa.

" baik lah arya terimakasih ya "

" nah gitu dong kan enak di dengar nya juga , jangan terlalu kaku "

ranti hanya mengangguk

" gimana keadaan mu sudah lebih baik? "

ini minum dulu obat nya sambil menyodorkan ke mulut ranti dengan penuh perhatian .

" terimakasih pak , eh arya " dengan wajah yang tersipu malu.

" ya sudah kamu rebahan dulu disini ya sambil menunggu keadaan mu pulih "

arya beranjak berdiri dari duduk nya tiba tiba ranti memegang tangan arya..

." dugdug dug dug"

suara jantung arya berdebar kencang

" maaf pak kalo nanti bertemu bagas tolong kasih tau , kalo saya ada disini "

" arya " tegas nya kepada ranti

" oh iya maksud nya arya " sambil kembali tertidur

arya meninggalkan ruangan itu

" kenapa pak arya begitu baik padahal kita belum mengenal dekat dengan jabatan nya yang lebih tinggi dia mau menolong karyawan baru " gumam nya dalam hati

rasa kagum mulai muncul di hati ranti , ia merasa pak arya memberi perhatian lebih kepada nya , tapi ia berusaha menyingkirkan pemikiran nya itu karena ia tahu seorang pak arya tidak mungkin menyukai wanita sederhana seperti ranti.

" sudah lah mungkin pak arya memang sosok yang baik kepada semua orang " menyudahi lamunan nya .

ranti berusaha terbangun dari ranjang dan berjalan perlahan ke arah pintu namun tak fi sangka pak arya datang membuka pintu dan ranti menambrak dada pak arya yang bidang , kaki nya terpeleset hampir terjatuh dengan sigap tangan nya yang kekar menangkap tubuh ranti . mereka bertatapan dan semakin dekat suara detak jantung yang sudah tak terkendali terdengar dari kedua nya .

" maaf kan saya pak saya kurang hati hati " ucap ranti malu dan takut pak arya marah

" kamu baik baik saja kan tidak ada yang sakit '" bertanya kembali penuh perhatian

" tidak ada pak, sekali lagi terimakasih "

" ya sudah biar saya antar , bagas sudah menunggu mu ."

bagas menghampiri ranti

" kamu gak papa? kenapa bisa pingsan? " tanya nya khawatir

" gak papa kok , tadi tiba tiba pusing aja mungkin kecapean "

" masih kuat pulang naik motor? kamu yakin "

" iya gas gak papa kok udah mendingan "

" biar saya yang antar kamu pulang ran " ucap arya menawarkan dengan tulus

" oh jangan pak , merepotkan saya masih kuat kok naik motor "

" sudah ayo masuk biar saya antar, ini perintah ya ." ucap arya memaksa .

ranti akhir nya memasuki mobil arya dan duduk tepat di sebelah arya karena memang badan nya masih lemas dan kepala nya masih berkunang.

di perjalanan mereka tidak bersuara sedikit pun hanya suara jantung mereka yang berdetak kencang tidak beraturan .

setelah 1 jam berlalu mereka sampai di depan rumah ranti , mereka hanya berdua karena bagas langsung bergegas pulang ke rumah nya.

" Mampir dulu pak? terimakasih sudah mengantar saya pulang "

" panggil saya arya "

" oh iya arya mau saya bikinkan air hangat ? "

" tidak ,, terimaksih saya langsung pulang saja , kamu jangan lupa istirahat ya , saya pamit pulang jaga kesehatan mu " ucap nya penuh perhatian , bukan nya tidak mau mampir namun arya kasihan melihat keadaan ranti yang terlihat pucat .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!