Kedua tersangka dalam pergumulan itu langsung menoleh ke arah pintu yang tiba-tiba terbuka dengan lampu yang juga menyala. Sontak pria dan wanita itu langsung mencari kain untuk menutupi tubuh polos mereka dari Afifah.
Prang! Teplon yang ada di tangan Afifah pun langsung jatuh ke lantai dan menimbulkan bunyi kencang yang dramatis di tengah-tengah kehancuran hati Afifah. Niat hati ingin memukul pencuri, tapi yang didapatkan oleh Afifah justru pemandangan yang begitu menyayat hati.
"Sial!" geram sang pria dengan suara lirih. Terbongkar sudah kebusukan yang selama ini disembunyikan oleh Afifah.
Ya, sosok pria dan wanita itu adalah orang-orang yang sangat dikenal oleh Afifah. Sang wanita adalah pemilik kamar tersebut, Putri, dan sang pria yang bergumul dengan putri tak lain ialah suaminya sendiri, Arga.
Tak hanya Afifah saja yang terkejut, kedua tersangka yang dipergoki oleh Afifah juga ikut terguncang. Putri dan Arga yakin, mereka sudah memberikan obat tidur pada Afifah, tapi ternyata wanita itu tidak meminumnya.
Dan sekarang inilah akibatnya! Afifah tidak meminum obat tidur pemberian mereka dan dua pasangan bejat itu tetap melakukan aksi mereka bercinta di rumah yang sama dengan tempat yang ditinggali oleh Afifah.
"MAS ARGA!" pekik Afifah kencang hingga rasanya bangunan rumah kecil yang mereka tempati akan roboh karena teriakan Afifah yang begitu histeris menyaksikan perselingkuhan antara suaminya sendiri dengan sang adik.
"A-afifah?" panggil Arga tergagap dengan wajah gugup di depan sang istri.
Ya, seharusnya pria itu dinas malam hari ini. Tentunya dinas di tempat kerja. Tapi apa yang ditemukan oleh Afifah? Pria itu justru dinas di kamar adik Arga sendiri, Putri.
"Mas Arga sudah gila? Apa yang Mas lakukan di sini?" tanya Afifah dengan manik mata memerah, menahan amarah. Hati wanita mana yang tidak akan meraung saat melihat tubuh suaminya sendiri bertautan dengan gadis yang ternyata adalah adik dari suaminya sendiri. Dengan kata lain, dua manusia bejat itu melakukan hubungan sedarah atau inces.
"Ini yang Mas sebut dengan dinas malam? Dinas di kamar adik Mas sendiri? Apa Mas sudah tidak waras? Lihat lagi siapa gadis yang kamu tiduri Mas! Gadis itu adikmu sendiri, Mas!" pekik Afifah mencoba menyadarkan sang suami yang sudah melewati batas norma masyarakat yang berlaku.
Meniduri adik sendiri? Siapa orang yang tidak akan mengutuk perbuatan bejat seperti itu? Semua orang pasti jijik mendengar hubungan yang sudah melanggar hukum tata krama di masyarakat ini.
Putri dan Arga terdiam sejenak. Mereka sibuk mencari penutup untuk tubuh mereka, sementara Afifah berteriak kencang untuk menyadarkan kakak beradik yang sudah kehilangan akal sehat itu.
"Menjijikkan! Kalian masih manusia, kan? Apa kalian hewan? Sebejat apa pun kamu, seharusnya kamu memilih lagi wanita yang akan kamu tiduri, Mas!" pekik Afifah sembari memukul-mukul bahu sang suami yang membungkam mulut rapat-rapat.
"Singkirkan tangan kamu dari Mas Arga!" sentak Putri mulai membuka suara.
Bukannya merasa bersalah dan malu di depan Afifah karena sudah ketahuan berselingkuh dengan Arga, Putri justru berani meninggikan suara di depan Afifah. Tangis Afifah pun makin kencang. Bukan hanya tangis kesedihan yang ia luapkan, tapi juga tangis yang bercampur dengan kemarahan.
"Kamu benar-benar tidak tahu malu, ya? Kamu tidak terima aku menyentuh suamiku sendiri? Ini suamiku, Putri! INI SUAMIKU!" sungut Afifah hingga membuat seisi rumah pun penuh dengan suara teriakan Afifah.
"Tidak tahu malu? Siapa yang tidak tahu malu di sini? Kamu atau aku? Siapa yang lebih dulu mengenal Mas Arga? Aku atau kamu? Siapa yang lebih dulu berhubungan dengan Mas Arga? Kamu pikir hubunganku dengan Mas Arga baru terjalin satu-dua hari ini saja?" cetus Putri begitu teganya menguak fakta pahit yang begitu menusuk ke hati Afifah.
Bangkai busuk yang selama ini terpendam rapat akhirnya diungkap sendiri oleh sang pelaku. Sudah pasti hubungan Putri dan Arga telah terjalin lama, hingga kakak beradik itu berani melaju hingga hubungan ranjang tanpa mempedulikan status mereka yang merupakan kakak dan adik kandung yang tumbuh dan dibesarkan di keluarga yang sama.
Keberadaan Afifah sepertinya hanya dianggap angin lalu oleh pasangan tidak waras yang hanya mengedepankan napsu itu. Wanita itu ternyata sudah dibodoh-bodohi oleh suami dan juga adik iparnya sendiri selama ini.
"Dengarkan aku dulu, Afifah!" ujar Arga mencoba menenangkan dua wanita yang berteriak memperebutkan dirinya.
"Dengar apa, Mas? Kamu pikir aku bisa berpikir jernih sekarang? Kamu pikir aku bisa tenang saat aku melihat suamiku enak-enak dan bersama dengan wanita lain di dalam kamar? Di mana otak kamu, Mas? Aku tidur di ruangan sebelah dan di ruangan ini ... kamu bercinta dengan wanita lain?" omel Afifah tak habis pikir dengan suaminya yang sudah tertangkap basah, tapi masih mencoba mencari pembenaran dan tak memperlihatkan penyesalan sedikitpun di depan wanita yang sudah dikhianati.
"Afifah, tenang dulu! Berikan aku kesempatan untuk berbicara! Jangan asal menuduh dan berteriak seperti ini kalau kamu belum tahu cerita jelasnya!" pinta Arga. Arga masih berusaha bersikap lembut pada Afifah, tapi sepertinya Putri tak ingin lagi berpura-pura di depan kakak ipar yang sudah merebut pria yang ia cintai itu.
"Cerita jelas apa? Cerita jelas tentang hubungan terlarang yang kalian lakukan? Kamu pikir aku sudi mendengarnya?" timpal Afifah.
"Hei! Kamu pikir kamu manusia paling suci, hah?" sahut Putri.
"DIAM KAMU, ANAK KECIL! AKU SEDANG BERBICARA DENGAN SUAMIKU!" sentak Afifah pada Putri.
"Apa hakmu berteriak padaku? Kamu hanya wanita yang digunakan untuk menutupi hubunganku dan Mas Arga! Hanya karena selembar kertas yang menuliskan status kamu sebagai istri Mas Arga, kamu sudah merasa hebat? Kamu sudah merasa memiliki pangkat lebih tinggi dariku?" balas Putri dengan beraninya pada kakak ipar yang lebih tua darinya.
"Urat malu kamu sudah putus, ya?" sinis Afifah pada sang adik ipar.
"Cukup, Afifah! Sudah malam! Apa kamu tidak malu berteriak dan membuat keributan seperti ini?" omel Arga.
Astaga! Seharusnya merekalah yang lebih malu dengan perbuatan mereka. Namun, apa yang terjadi di sini? Justru mereka melakukan pembelaan dengan menyalahkan sikap Afifah. Kekecewaan Afifah benar-benar sudah mencapai puncak.
"Dunia pasti sudah gila karena orang-orang seperti kalian! Pria bejat memang cocok dengan wanita bejat!" cetus Afifah sudah telanjur kehilangan kesabaran.
"Jaga mulut kamu, ya!" geram Putri.
"Kamu yang harusnya menjaga kelakuan di sini! Kenapa aku tidak boleh membanggakan statusku? AKULAH ISTRI SAH DI SINI! Tentu pangkatku jauh lebih tinggi dari WANITA PELAKOR seperti kamu!"
Afifah mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Hatinya yang rapuh dibuat hancur seketika oleh sang suami yang begitu ia percaya selama ini.
"Aku kecewa, Mas!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Tri Nindiyah
akhir jaman manusia sdh banyak yg kelakuannya kayak binatang.ayah menggauli anak kandungnya jg sdh sering terjadi beritanya.manusia sdh banyak yg tdk punya akhlak
2024-01-02
1
" sarmila"
waduuuhhh bru kali ini baca ada cerita afik sama kka berhubungn.💪💪💪💪
2023-11-14
0
Hartaty
tinggalin
2023-06-07
0