"Afifah, tidak bisakah kamu melihat dari sisi kami juga? Kami tahu kamu tersakiti, tapi kami juga tidak bahagia dengan hubungan diam-diam seperti ini. Kami saling mencintai, tapi tidak bisa bersama. Kami juga tersiksa, Afifah!" ujar Arga berusaha mencari pembenaran dalam hubungannya dengan sang adik. Padahal sudah jelas jika hubungan mereka terlarang. Namun, Arga juga turut bersembunyi dibalik kedok cinta.
"Jangan berlagak seperti korban! Saat Mas menikah denganku, seharusnya saat itu pula Mas belajar melepas Putri, bukan malah menggunakan aku sebagai tameng untuk menutupi kelakuan bejat kalian!" tukas Afifah.
Meskipun manik matanya sudah mengembun dan sudah tak kuat membendung air mata, tapi Afifah berusaha kuat dan mengutarakan hal-hal yang ia yakini benar.
"Aku dan Putri memang korban, Afifah. Kami korban yang dipermainkan takdir. Kalau saja Putri bukan adikku, aku tentu tidak perlu repot mencari orang lain untuk menutupi hubungan ini," ujar Arga. "Kita semua sama-sama tersakiti, kan? Aku mengerti rasa sakit hatimu, tapi tolong pahami juga perasaan kami," sambungnya.
"Memahami? Apa aku selama ini kurang memahamimu, Mas?" tanya Afifah.
Memahami apa? Bagaimana mungkin seorang wanita bisa memahami sebuah pengkhianatan? Lama-kelamaan perbincangan ini membuat Afifah muak karena dua tersangka yang terus saja berlagak menjadi korban atas terkuaknya kebusukan yang selama ini mereka sembunyikan.
"Tolong maafkan aku, Afifah. Aku sadar aku sudah menyakitimu. Tolong maklumi hal ini," pinta Arga dengan entengnya.
"Karena sudah begini, aku akan mulai blak-blakan. Aku tidak akan bersembunyi lagi. Tolong ... terima Putri sebagai adik madu. Aku tidak ingin berpisah dari Putri!" ungkap Arga semakin kelewatan. Bukannya berjanji untuk meninggalkan Putri, pria itu justru makin berani mengutarakan keinginannya untuk mempertahankan Putri.
Rasanya ingin sekali hati Afifah menjerit begitu mendengar perkataan Arga yang keterlaluan dan tak memikirkan perasaan Afifah sedikitpun sebagai istri. "Mas benar-benar sudah tidak waras, ya? Aku harus menerima Putri sebagai madu? Mas pikir aku akan menerima hubungan gila ini?" sungut Afifah tak habis pikir dengan perkataan Arga.
"Kamu pikir aku mau diduakan? Aku sudah cukup bersabar sejak Mas Arga memutuskan untuk menikah denganmu! Aku hanya ingin mendapatkan priaku kembali! Aku juga tidak ingin membaginya untukmu!" sungut Putri.
"Aku tidak mau tahu! Hubungan ini salah dan kalian harus segera mengakhirinya!" tegas Afifah tak ingin terlibat dalam hubungan gila itu.
"Apa hak Mbak meminta kami untuk mengakhiri hubungan?" sentak Putri.
"Putri, kamu itu SALAH! Harusnya kamu sadar! Masih banyak pria di luar sana, kenapa harus suamiku?" timpal Afifah.
Meskipun Afifah sangat mencintai Arga, bukan berarti ia akan menurut begitu saja pada semua permintaan Arga. Wanita itu tetap berusaha mengedepankan akal sehatnya dan tak ingin suaminya tersesat dan jatuh ke dasar jurang. "Akhiri hubungan terlarang kalian sekarang juga!" pinta Afifah pada Arga dan Afifah.
"Afifah, kamu tidak bisa seenaknya memintaku untuk mengakhiri hubunganku dengan Putri begitu saja!" ujar Arga tak terima dan tak mau mengakhiri hubungan yang salah itu.
Sama seperti Arga, Afifah juga tak mau berpisah dari kakak yang sudah menjalin hubungan sejak lama dengan dirinya itu. "Mbak, tidak punya hak apa pun untuk meminta kami mengakhiri hubungan! Kamu cuma istri di atas kertas! Aku sama Mas Arga saling mencintai! Apa hak kamu melarang orang yang saling mencintai untuk hidup bersama?" sahut Putri ikut memojokkan Afifah.
"Berhenti menggunakan kata cinta untuk dijadikan sebagai alasan!" sungut Afifah.
"Kenapa? Kamu iri? Bukan kamu yang mendapatkan cinta Mas Arga, tapi aku!" ujar Putri memamerkan cinta dan perhatian yang ia dapat dari Arga. "Jangan halangi aku dan Mas Arga! Tidak peduli apa pun pendapat kamu, aku akan tetap bersama dengan Mas Arga!"
"Afifah, apa kamu tidak prihatin sedikitpun dengan keadaan kami? Kami saling mencintai. Kami juga berhak bahagia, kan?" imbuh Arga.
"Bahagia? Apa hubungan semacam ini bisa membuat kalian bahagia?" sinis Afifah. Berapa kali pun wanita itu dibujuk, Afifah tetap teguh pada pendiriannya.
"Lalu bagaimana hubunganmu dengan Mas Arga? Kamu ingin mengekang Mas Arga untuk dirinya sendiri meskipun Mas Arga tidak mencintaimu? Kamu juga menyakiti Mas Arga, Afifah!" omel Putri. "Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan dengan Mas Arga. Aku tidak peduli meskipun aku akan diusir. Asalkan aku tetap bersama dengan Mas Arga, aku akan menerimanya dengan senang hati!" ungkap Putri sudah begitu lengket dan tak mau dipisahkan dari Arga.
Afifah terus diserang oleh dua sejoli menjijikkan yang terus mencari pembenaran. Arga juga masih berusaha membujuk Afifah sampai wanita itu mau menerima Putri.
"Afifah, tolong terima Putri! Apa susahnya menerima Putri? Selama ini kita bertiga sudah tinggal bersama selama satu tahun, kan? Aku janji, aku akan memperlakukan kalian dengan adil. Aku akan memperlakukanmu layaknya istriku seperti biasa. Tolong bantu aku dan Putri!" pinta Arga pada sang istri.
"Mas, jangan paksa aku untuk melakukan hal yang tidak ingin aku lakukan!" tegas Afifah.
"Aku hanya memintamu untuk membantu menutupi hubungan ini! Kita bisa kembali seperti dulu lagi, kan? Tolong terima Putri!" bujuk Arga pantang menyerah.
Dalam pikiran pria itu hanya ada Putri, Putri, dan Putri. Wanita yang ia khawatirkan saat ini hanyalah Putri seorang. "Tolong bantu kami, Afifah. Aku tidak ingin hubunganku dan Putri terbongkar. Aku mencintai Putri dan aku masih ingin bersama dengan Putri," ungkap Arga.
"Setidaknya lakukan ini demi Bunda. Kamu tidak kasihan pada Bunda? Bagaimana kalau sampai Bunda tahu tentang hal ini? Bunda punya riwayat darah tinggi. Kamu tahu itu, kan?" ujar Arga.
"Kalau Mas tidak ingin Bunda tahu, akhiri hubungan terlarang ini sekarang juga, Mas! Aku akan melupakan kejadian hari ini dan menganggapnya tidak pernah terjadi. Dengan begitu Bunda tidak akan tahu, kan? Mas tidak perlu menyembunyikan hubungan ini dari siapa pun lagi, kan?" tukas Afifah masih ngotot ingin suaminya berpisah dari Putri.
Namun, sayangnya Arga sama saja keras kepala. Pria itu masih ingin mempertahankan Putri, dan memaksa Afifah untuk menerima Putri dalam rumah tangga mereka.
Tak mungkin Arga meninggalkan Afifah, karena ia masih membutuhkan tameng untuk menutupi hubungannya dengan Putri. Dan tak mungkin pula Arga melepaskan Putri, karena memang sejak awal pria itu ingin mempertahankan Putri.
Hanya ini yang bisa dilakukan oleh Arga sebagai solusi. Ia harus bisa membuat dua wanita itu saling menerima demi kebahagiaannya. Benar-benar pria egois yang hanya tak punya hati!
"Mas tahu hal ini juga akan menyakiti Bunda, kan? Kenapa Mas masih saja bersikeras untuk mempertahankan hubungan dengan Putri? Apa aku tidak bisa membuat Mas melupakan Putri? Aku akan membantu Mas melupakan Putri," cetus Afifah.
"Melupakan? Jangan sembarangan berbicara ya, Mbak!" timpal Putri.
"Kamu juga, Putri! Kamu masih muda! Apa kamu tidak bisa mencari pria lain di luar sana?" tukas Afifah.
"Hatiku sudah tertuju pada Mas Arga sebelum Mas Arga mempunyai istri! Kamu yang seharusnya sadar diri, Mbak! Jangan coba-coba mengatur kami!" balas Putri.
Nampaknya diskusi kali ini tidak dapat menghasilkan apa pun. Baik Putri, Arga, maupun Afifah tak mau mengalah satu sama lain. Arga dan Putri juga tetap berusaha mempertahankan hubungan mereka tanpa menghiraukan perkataan Afifah.
"Sepertinya apa pun yang aku katakan tidak akan ada gunanya," cetus Afifah lelah dengan pembicaraan yang membuat dirinya jengah.
"Lakukan saja apa pun yang ingin kalian lakukan! Terserah! Aku tidak peduli!" pungkas Afifah mengakhiri diskusi malam itu dan kembali ke kamar. Nampaknya setelah kejadian malam ini, Afifah akan menjalani hari-hari berat bersama dengan pasangan tidak tahu diri yang akan menghancurkan kehidupan rumah tangga impiannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
yuyunn 2706
Afifah ngemis cinta banget
2024-12-14
0
Vivi Bidadari
Affifah knapa kamu bodoh banget sih sama 2 org pengkhianat lepaskan sajalah mau"nya kamu bertahan
2023-05-25
0
Rini Utya
ini adik kandung bukan sih... msaksih kok bisa
2023-04-14
0