Mansion Errando
Setelah resepsi pernikahan keduanya berakhir pada pukul satu dini hari, kedua pengantin yang harusnya menikmati malam pertama mereka di hotel dengan hiasan bunga bunga yang cantik harus menelan pil pahit karena Errando yang malah mengajak Alena pulang ke rumahnya. Awalnya keputusan Errando untuk langsung membawa Alena pulang ke rumah alih alih menikmati waktu berdua tentu saja di tentang keras oleh Hermawan dan juga Arga, namun Tika kemudian berusaha untuk menenangkan suaminya agar menghargai keputusan anak anak begitu pula Silvi ibu Errando.
Alena yang sebenarnya masih ingin menikmati malam pengantinnya di hotel, hanya bisa pasrah ketika Errando mengajaknya pulang ke rumah tanpa bertanya terlebih dahulu ataupun meminta pendapat kepada Alena, sebelum mengambil sebuah keputusan penting dalam rumah tangga mereka yang seharusnya di diskusikan lebih dahulu agar hubungan keduanya bisa semakin erat dalam membangun biduk rumah tangga untuk kedepannya.
Alena menghela nafasnya panjang sambil melepas satu persatu hiasan yang tersusun di kepalanya sekaligus melepas anting permata yang ia gunakan saat itu. Di tatapnya pintu kamar yang terlihat masih tertutup dan menandakan bahwa Errando masih berada di luar.
"Apa bedanya menikah dan tidak menikah? jika di malam pertama saja ia malah berada di luar kamar sedari tadi!" ucap Alena dengan berdecak kesal ketika menyadari bahwa Errando sudah terlalu lama di luar.
Ting tong ting tong
Suara bel yang berbunyi dengan nyaring, lantas membuat Alena dengan spontan menoleh ke arah dinding kamarnya untuk melihat ke arah jam dinding yang tertempel di kamarnya. Alena mengernyit dengan bingung ketika melihat jam menunjukkan pukul 2.30 dini hari.
"Siapa yang bertamu pagi pagi buta seperti ini? apa dia tidak waras?" gerutu Alena dengan nada yang kesal sambil bangkit dari tempat duduknya berniat untuk melihat siapa orang gila yang bertamu di rumah Errando.
Alena yang belum sempat berganti baju, lantas terlihat melangkahkan kakinya keluar dari kamar menuju ke arah pintu utama untuk melihat siapa yang datang. Alena melangkahkan kakinya secara perlahan menuruni satu persatu anak tangga sambil menjinjing gaunnya yang terlalu panjang dan mengganggu langkah kakinya.
Sebuah pemandangan yang tidak di duga duga, lantas langsung menghentikan kaki Alena ketika ia tanpa sengaja melihat seorang wanita penghibur dengan pakaian yang menggoda terlihat cipika cipiki di pipi Errando dengan akrabnya, membuat Alena langsung tertegun seketika di saat melihat pemandangan yang sama sekali tidak ia harapkan di pernikahannya yang bahkan belum menginjak satu hari pun.
"Mengapa kau lama sekali datangnya? aku sudah menunggu mu sedari tadi." ucap Errando dengan nada yang lembut membuat wanita itu lantas tersipu mala ketika mendengarnya.
Alena terdiam di tempatnya tanpa bisa berkata kata, dunianya tiba tiba saja berputar kala mengetahui Errando berselingkuh tepat di depan matanya dan di malam pertamanya.
Sedangkan Errando yang tahu Alena melihat semua tingkah lakunya, malah semakin menjadi jadi dan memeluk pinggul wanita itu dengan erat sambil sesekali mengelusnya, membuat wanita itu tanpa sadar mengeluarkan suara yang tidak pantas di sertai ekspresi wajah yang aneh.
"Apa apaan ini Er?" ucap Alena pada akhirnya ketika ia tidak lagi tahan akan tingkah laku Errando yang semakin gila itu.
Sedangkan Errando yang mendengar suara berat Alena sengaja menulikan pendengarannya dan terus melangkahkan kakinya melewati Alena dengan bersenda gurau bersama dengan wanita penghibur tersebut tanpa memperdulikan wajah Alena yang sudah merah padam menahan tangisnya agar tidak pecah.
Alena yang melihat Errando hanya melewatinya saja, lantas langsung menarik tangan Errando dengan spontan sehingga membuat langkah kaki Errando dan perempuan itu terhenti seketika, manik mata Errando dan juga Alena bertemu sepersekian detik, membuat Errando langsung terdiam seketika di saat melihat mata merah berair milik Alena yang menatapnya dengan penuh tanda tanya saat ini.
Errando yang tidak tahan akan manik mata keduanya yang saling bertemu itu, lantas langsung memutus pandangan keduanya dengan spontan.
"Kau tidurlah ini sudah larut, biarkan aku bersenang senang malam ini!" ucap Errando dengan menatap ke arah samping seakan enggan untuk bertemu dengan manik mata milik Alena.
Alena yang mendengar ucapan Errando barusan lagi lagi di buat tidak percaya, bagaimana bisa Errando mengucapkannya dengan nada seenteng itu seakan Alena bukanlah siapa siapa di hidupnya. Alena mengusap air matanya dengan kasar dan menatap ke arah Errando dengan tajam walau mungkin Errando tidak tahu karena ia memalingkan mukanya.
"Kita bahkan baru menikah Er? apakah semua ini menurut mu hanya sebuah permainan? mengapa kau mengajak ku menikah jika kelakuan mu sama sekali tidak mencerminkan sebagai seorang suami sama sekali!" ucap Alena dengan nada yang menyindir kepada Errando.
Mendengar ucapan Alena barusan, membuat Errando menoleh dengan seketika ke arah Alena. Dengan tatapan yang tajam Errando menatap cukup lama ke arah Alena.
"Jaga ucapan mu itu dan hormati keputusan ku karena aku adalah pemimpin keluarga ini!" ucap Errando dengan nada penuh penekanan membuat Alena langsung tersenyum namun dengan air mata yang menetes.
"Pemimpin ya... mengapa kau lucu sekali Er? seorang pemimpin itu harusnya tegas dan bijaksana, jika seorang pemimpin mudah goyah dan tergoda dengan lalat di jalanan, apakah sebutan pemimpin masih cocok di sematkan untuk mu?" ucap Alena dengan tersenyum pilu membuat kilatan amarah di manik mata Errando semakin tajam.
Errando yang benar benar tidak suka akan cara bicara Alena, lantas tanpa sadar mengangkat tangannya hendak memukul Alena namun detik berikutnya terhenti di awang awang walau Alena sama sekali tidak menghindar ketika ia tahu Errando akan menamparnya barusan.
"Mengapa berhenti? apakah kau berubah pikiran? aku baru tahu jika seorang Errando kini main tangan, tiga tahun tidak bertemu dengan mu benar benar merubah segalanya, ya Er? aku bahkan sampai tidak mengenali dirimu sama sekali." ucap Alena dengan bibir yang bergetar.
Errando yang mendengar ucapan Alena perlahan lahan tangannya mulai turun dan kembali ke tempatnya, membuat Alena hanya bisa menatapnya dengan tatapan yang pilu. Wanita penghibur tersebut nampak terlihat mendekat ke arah Errando dan memeluk bahunya, pertengkaran Alena dan juga Errando rupanya sama sekali tidak membuat wanita itu takut dan pergi, justru semakin kurang ajar dan menatap Alena seperti seorang sampah yang tidak berguna.
"Kenapa kau ribut sekali nona? seorang suami yang ingin mencicipi rasa makanan di luaran sana tentu bukanlah sebuah masalah yang besar, bukan? lagi pula ia tetap pulang ke rumah walau aku melayaninya dan membuatnya ketagihan akan servis yang ku berikan." ucap wanita penghibur tersebut sambil mencium pipi kanan milik Errando.
"Kau...."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments