Meisya tersenyum dengan nafas yang terlihat sangat lega. Meisya jelas merasa dirugikan serta merasa kehilangan karena telah dicuri. Namun, tak Meisya pungkiri juga jika Meisya merasa senang dengan apa yang terjadi setelah musibah penjambretan itu menimpanya.
Sesuatu yang sebelumnya tidak pernah Meisya rasakan, sekarang justru dapat Meisya rasakan. Perasaan mengagumi seorang pria, perasaan ingin dilindungi oleh pria dan perasaan memiliki seorang pasangan sekarang Meisya rasakan setelah bertemu dengan sosok pria tampan yang Meisya anggap sebagai malaikat penolongnya.
Meisya yang sama sekali tidak mengenal sosok Jack sama sekali tidak menemukan celah yang dapat membuat Meisya merasa ragu ataupun ilfil pada Jack. Jack terlihat sangat sempurna di mata Meisya dan itulah yang membuat Meisya mengagumi Jack.
"Aku tiba di kota ini jam sepuluh dan sekarang sudah jam dua siang. Itu artinya aku pingsan beberapa jam, untung saja aku bertemu orang baik sepertinya. Jika tidak, entah alangkah sialnya aku," ucap Meisya kembali bersandar, setelah melirik jam yang ada di atas nakas.
Meisya menyingkap sedikit selimut yang menutupi bagian tubuh bawahnya, berniat melihat bekas memar di kakinya, tetapi yang menjadi fokus Meisya justru kemeja yang melekat di tubuhnya. Meisya kembali tersenyum saat Meisya menyadari jika kemeja yang Meisya kenakan pastilah milik Jack. Wangi tubuh pria itu bahkan masih tercium oleh Meisya.
"Dia bilang pelayan yang menggunakan kemeja ini padaku, jika benar pelayan, lalu di mana pelayan yang dia maksud? Aku sama sekali tidak mendengar tanda-tanda keberadaan orang lain di sana," ucap Meisya, tepat bersamaan dengan pintu kamar yang perlahan dibuka, lalu menghadirkan sosok wanita paruh baya dengan nampan besar di tangannya, serta seorang wanita lainnya yang menggunakan jas putih ala dokter.
"Selamat siang, Nona Mei. Senang melihat Anda telah sadar," ucap pelayan tersenyum ramah pada Meisya setelah meletakkan nampan berisi makanan di atas meja.
Pelayan bersama dokter itu mendekat pada Meisya. "Terima kasih, Bi. Bibi yang mengganti pakaianku?" ucap Meisya langsung mempertanyakan hal itu.
"Ya, saya yang menggantikannya. Karena pakaian Anda baru saja akan disiapkan oleh tuan muda, jadi saya memakaikan Anda pakaian tuan Jack untuk sementara waktu. Oh iya, ini dokter Indy yang akan memeriksa Anda." Pelayan itu menjawab pertanyaan Meisya dan juga memperkenalkan Meisya pada dokter yang di bawanya.
Sepuluh menit berlalu, pemeriksaan telah selesai dilakukan. Tak ada sesuatu yang serius pada Meisya, luka dan memar di bagian paha dan lutut Meisya akan perlahan pulih. Setelah memberikan resep untuk membantu pemulihan Meisya, dokter itu pamit pulang.
"Mereka benar-benar sopan dan ramah padaku. Apa semua orang di kota seperti itu? Bukankah tadi Sean bilang keadaan di sini sangat berbeda dari desa, tapi kenapa yang terlihat justru lain. Mereka benar-benar ramah dan sopan padaku seakan mereka mengenalku," gumam Meisya setelah pelayan dan dokter itu keluar dari kamarnya.
Beberapa saat kemudian, pelayan itu kembali masuk ke dalam kamar Meisya dengan membawa beberapa paper bag di tangannya. Meisya yang melihat itu dapat menduga jika itu adalah pakaian yang sebelumnya Jack ucapkan.
"Loh, kenapa belum disentuh makanannya?" tanya pelayan itu menatap nampan berisi makanan yang sebelumnya dia bawa belum tersentuh sama sekali.
"Sebentar lagi, Bi. Aku belum lapar," jawab Meisya berbohong, karena sesungguhnya Meisya sungkan untuk menyentuh makanan yang disiapkan untuknya sebab belum ada tawaran dari pelayan sekalipun Meisya tahu itu untuknya.
"Hmm…. Baiklah." Pelayan itu mengeluarkan semua isi paper bag lalu menatanya di dalam lemari.
"Ini semua tuan yang meminta orang mengirimkannya. Semuanya sudah saya simpan di lemari, Nona muda. Jika Anda membutuhkan saya, Anda bisa menekan tombol yang ada di sana!" ucap pelayan menjelaskan.
"Semuanya…?" tanya Meisya menggantung, karena Meisya malu mengatakan jika dia juga membutuhkan pakaian dalam.
Pelayan yang mengerti maksud pertanyaan Meisya tersenyum menanggapinya. "Tuan muda yang menyiapkan semuanya, dia tidak akan salah dengan semua ukuran Anda. Tuan muda sangat perhatian pada Anda dan dia akan selalu menyiapkan semua yang terbaik untuk Anda," jawab pelayan itu sontak membuat Meisya merasa bingung tetapi juga merasa amat malu, terlihat jelas dari wajah Meisya yang merona karenanya.
"Anda terlihat semakin cantik saat wajah Anda merona seperti itu. Pantas saja tuan Jack sangat menyukai Anda," puji pelayan semakin membuat Meisya bingung dan malu.
Dia menyukaiku. Apa itu benar? Tapi bagaimana mungkin?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
rain🔥asa
ko bisa gak takut sama cowo yang baru dikenal?
2023-01-12
0