Kastil

Disisi lain, Anna membuka matanya dengan kaget. Dia memperhatikan sekelilingnya dan terkejut menemukan tempat ia berada. Apa yang terjadi? Seingatnya ia tersedot oleh sesuatu dan tiba tiba saja kegelapan mulai menyelimutinya. Ia berpikir dirinya akan mati, tapi ia malah terlempar ke tempat seperti ini. Bagaimana dengan tubuhnya di dunia asalnya? Bella pasti akan panik ketika menemukan ia menghilang secara tiba-tiba.

****

Anna mencoba berdiri tetapi ternyata ia menemukan tubuhnya tidak bertenaga sama sekali. Alhasil, Anna dengan pasrah hanya bisa duduk kembali. Ia melihat dirinya mengenakan jubah berwarna hitam dan tudung hitam menyelimuti sebagian wajahnya. "Pakaian apa ini?" sahut Anna jijik.

Anna melihat tangannya yang sangat kurus dan kulit tangannya yang berwarna putih pucat. Baru ia menyadari ini bukan tubuhnya sama sekali. Anna tersentak heran dan rasa panik mulai melandanya. Tapi itu dengan cepat berlalu, karena ia adalah orang yang dengan cepat beradaptasi.

Anna melihat orang dihadapannya mengenakan jubah berwarna hitam persis seperti dirinya sedang berlutut ke arahnya. Di sebelahnya ada juga seorang anak laki laki yang ikut mengikuti.

"Apa?" ujar Ana pelan. Sebisa mungkin ia membuat dirinya setenang mungkin supaya tidak ada yang mencurigainya.

Mendengar perkataan tuannya ia dengan hormat menjawab "Tuan, ini adalah persembahan dari warga desa tahun ini. Kami sudah memeriksanya dan ternyata benar ia merupakan anak yang terpilih." ujar lelaki berjubah hitam itu sekali lagi.

"Per..persembahan." gumam Anna gagap. Ia tidak mendengar perkataan orang di depannya lagi. Telinganya berdengung karena kata persembahan. Ia merasa mungkin telinganya salah dengar. Tidak mungkin kejadiannya seperti yang di tayangkan di drama-drama itu bukan. Adakah orang yang berbaik hati menjelaskan apa yang terjadi disini? batin Anna melolong.

"Letakkan ia di kamar saya." balas Anna dingin.

"Baik, nona." jawabnya hormat. Setelah itu ia pergi membawa anak laki-laki itu dari hadapan Anna.

Anna menghela nafas lega. Untung saja orang di depannya tidak mencurigainya. Ternyata ada gunanya juga ia menonton drama di kehidupannya dulu, kalau tidak ia pasti akan kelimpungan mencari jalan keluar. Yang benar saja aktingnya tadi hampir mendekati sempurna. Ia hampir merasa kalau dirinya adalah ratu yang dingin dan kejam.

Kenapa ia tidak menyadari kalau sebenarnya ia berbakat dalam akting. Sia sia saja ia mengambil jurusan bisnis di kehidupannya dulu, itu bahkan tidak berguna disini. Kalau saja ia tau akan terdampar di tempat seperti ini, ia pasti akan mengambil jurusan akting.

Suasana kembali sunyi, bahkan suara jangkrik pun tidak terdengar di telinga Anna. Tempat ini benar benar seram, pikirnya. Seumur hidup ini pertama kalinya ia menemukan tempat seseram ini. Bahkan rumah hantu pak Khoi yang terkenal angker di lingkungannya bisa menandingi tempat ini. Bulu kuduk Anna merinding ketika memikirkannya.

"Apa yang harus ia lakukan sekarang?" batin Ana bingung. Tadi ia mendengar lelaki berjubah hitam itu sudah membuktikan anak itu merupakan anak yang terpilih, yang berarti menandakan acara ini sudah selesai. Kalau begitu ia hanya bisa membubarkan tempat ini dan kembali ke rumah pemilik tubuh ini, pikir Anna gembira.

Anna lalu berdiri dari kursinya dan menemukan kekuatannya sudah kembali. Dengan pelan ia melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Tunggu, tadi ia melihat lelaki berjubah hitam itu berlari dengan sangat cepat. Berarti ia juga bisa melakukannya, karena menurutnya pemilik tubuh ini juga mempunyai kekuatan yang sangat kuat.

Tapi yang menjadi masalahnya dimana rumah pemilik tubuh ini. Ia tidak bisa bertanya kepada siapapun, karena takut jati dirinya akan terbongkar. Lagipula ia tidak melihat adanya pelayan pribadi ataupun orang kepercayaan disampingnya yang membuat ia tidak bisa leluasa bertanya.

Anna melihat ke belakangnya lagi, ternyata sekelompok orang berjubah hitam itu masih saja berdiri di tempatnya dengan kepala menunduk. Bagaimana ia bisa mengikuti salah satu bawahan pemilik asli, kalau belum ada yang beranjak meninggalkan tempat ini.

"Tunggu, itu kastil bukan?" gumam Anna kaget, ketika melihat bangunan yang sangat besar. Menaranya menjulang tinggi ke atas langit, tetapi sayangnya dinding kastil itu diselimuti oleh tanaman liar, yang membuat kesan kastil itu menyeramkan. Di tambah ini sudah sangat larut malam yang mendukung suasana horor tersebut. Tetapi bangunannya tergolong cukup indah, walaupun tertutup kabut yang mengelilinginya.

Tepat pada waktunya, Anna melihat lelaki yang membawa anak laki-laki tadi keluar dari pintu kastil.

"Jangan bilang pemilik asli tinggal di kastil itu."

Anna membeku di tempatnya tatkala menghadapi kenyataan yang mengejutkan itu. Matanya membelalak, mulutnya terbuka lebar yang tidak sesuai dengan raut wajah pemilik asli yang dulunya dingin. Untung saja dia segera menormalkan ekspresinya kembali, ketika melihat bawahan pemilik asli sudah kembali. Ia segera menegakkan tubuhnya dan meletakkan tangannya di belakang punggungnya bak presiden yang mendominasi.

"Bubarkan tempat ini!" ujar Anna dingin.

"Baik, nona."

Setelah mengatakan itu, Anna lalu bergegas menuju kastil itu secepat mungkin. Langkah kakinya cepat, di tambah pemilik tubuh ini juga mempunyai kekuatan yang luar biasa yang membuat ia bisa menghilang dari tempat itu dalam dalam semenit. Entah pemilik tubuh ini makhluk apa, tapi ia yakin pemilik asli bukan manusia. Tidak ada manusia yang berlari secepat ini dan ia juga merasakan penglihatannya berkali kali lipat lebih tajam dari manusia biasa.

Ia berpikir harus pergi meninggalkan tempat ini secepat mungkin supaya ia bisa berpikir jernih. Berada di lingkungan ini malah membuat ia semakin tercekik.

Anna mendorong pagar kastil itu dengan pelan. Bunyi suara besi berkarat bergema ketika Anna membukanya. Ia lalu memberanikan diri melangkah masuk dan ternyata ia tercengang ketika melihat apa yang ada di dalam kastil. Tidak seperti di luar yang tampilannya sangat suram, malahan di dalam kastil ruangannya terang benderang. Lampu lampu kristal bergelantungan di setiap sudut, semua perabotannya sangat mewah dan sangat memanjakan mata. Belum lagi, Anna dulunya adalah orang yang kurang mampu. Melihat hal ini, benar benar merobek jiwa kemiskinannya.

Anna berteriak dalam hati, pemilik tubuh ini benar benar tau menikmati hidup. Bahkan orang terkaya di kehidupannya dulu tidak memiliki rumah semewah ini. Beruntunglah Anna, karena ia sudah menempati tubuh pemilik asli, yang berarti ia akan mewarisi semua kekayaannya. Memikirkannya saja membuat Anna tertawa terbahak bahak. Ia tidak perlu bekerja lagi dan uangnya pasti cukup menanggung biaya hidupnya sampai tujuh turunan.

Membayangkan hidupnya akan seperti ikan asin nantinya, membuat Anna tersenyum sangat lebar. Tidak sampai pipinya sakit, Anna menormalkan ekspresinya kembali. Tapi jika diperhatikan dengan seksama masih ada senyum di bibirnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!