Selamat! Membaca 🤗
Namun sepertinya Arga sudah sangat terbiasa akan hal itu.
Kaisar mengedipkan matanya, mengisyaratkan agar Arga segera keluar dari Ruangan itu.
Arga mengangguk paham, mengartikan kedipan mata dari Kaisar.
"Mah, Pah. Aku permisi dulu,"kata Arga yang melangkahkan kakinya menuju pintu.
"Tunggu Arga! Mamah belum selesai bicara,"cegah Lisa.
"Sudah Sayang, biarkan Arga keluar, kan kau tadi bilang jika Arga harus belajar."Sahut Kaisar.
Dan Arga pun dengan cepat melangkah keluar dari ruangan Kaisar sebelum Lisa kembali mencegahnya.
🕊️
"Huuff.. Aku selamat!"gumam Arga yang merasa lega setelah keluar dari sana.
Arga memang tidak pernah bisa berbohong pada Mamahnya, tapi semenjak ia mempunyai kepribadian dan hobi yang sama dengan Kaisar ia jadi sering berbohong pada Lisa.
Itu semua Arga lakukan untuk menjaga hati Mamahnya agar tidak khawatir dan sedih.
Arga berjalan menuju ke dalam kamarnya.
Sesampainya di sana ia membuka semua benda-benda kegemaran yang ia sembunyikan di bawah ranjang.
Arga senaja menyembunyikan benda itu di sana agar tidak di ketahui oleh Lisa.
Bahkan agar keberadaan benda kesukaannya aman, Arga tidak pernah mengijinkan para pekerja Mansion masuk untuk membersikan kamarnya.
Arga mengambil satu benda yang ada di dalam Kotak hitam berukuran cukup besar.
Usut punya usut, Kotak itu adalah warisan dari sang Papah yang di berikan padanya tepat di hari ulang tahunnya yang ke 15.
"Apa aku harus menggunakan ini, untuk memberi lukisan indah sebagai kenang-kenangan pada Jason?"tanya Arga pada dirinya sendiri, sambil menatap sebuah belati tajam nan berkilau.
Arga tersenyum puas melihat benda yang ada di tangannya dan ia mulai berimajinasi jika ia menggunakan Belati itu untuk menyayat dan menguliti Jason.
Setelah puas dengan apa yang baru ia gambarkan dalam imajinasinya.
Arga kembali menyimpan belati itu bersama kawan-kawannya yang ada di dalam Kotak.
Setelah menyimpan baik-baik dan memastikan tidak akan di temui oleh siapapun, Arga membaringkan tubuhnya di atas Ranjang berseprai hitam ia tertidur di bawah cahaya lampu yang temaram dan berdoa agar ia lekas berhadapan dengan Jason langsung.
*******
Keesokan harinya.
Seperti biasa, para orangtua selalu di sibukkan dengan rutinitas pagi yaitu mengurusi anak-anak dan suami mereka yang hendak berangkat Sekolah dan bekerja.
Begitupun dengan Luna dan Lisa.
Kedua Ibu ini sibuk di Rumah yang berbeda, tapi sama-sama mengerjakan tugas sebagai Ibu yang mempersiapkan keperluan anak-anak yang hendak berangkat Sekolah dan suami yang hendak berangkat bekerja.
"Ibu, apa aku akan berangkat bersama Ayah?"tanya Yolla pada Ibunya yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.
"Iya, Ayahmu yang akan mengantar ke Sekolah,"sahut Luna.
Dan langsung disambut dengan senyuman yang mengembang dan bahagia dari Putri mereka
"Kau sudah siap sayang?" tanya Jhon pada Putri kesayangannya.
"Sudah yah."
"Kalau begitu, habiskan sarapanmu setelah itu kita berangkat, jangan sampai kau terlambat Sekolah cantik,"ucap Jhon.
"Baik Yah."
Setelah perut mereka terisi dengan sarapan pagi yang luar biasa nikmatnya, karena di masak oleh Ibu yang handal dalam urusan masakan.
Jhon langsung meraih tangan Yolla dan menuntunnya keluar menuju mobil.
Tak lupa ia pun berpamitan pada istrinya seraya mencium kening Luna.
"Aku berangkat! Baik-baik di Rumah dan jangan pergi kemanapun." Pesan Jhon pada Luna.
"Iya ka, berhati-hatilah. Aku akan menunggumu dan tidak pergi kemanapun."
🕊️🕊️
Di tempat lain.
Tidak jauh berbeda, Lisa pun tengah mengantar Suami dan kedua anaknya sampai depan pintu Mansion.
Sama seperti Jhon, Kaisar juga memberikan pesan yang sama pada Istrinya untuk tidak pergi kemanapun sebelum ia kembali.
Dan begitulah mereka melewati hari-hari, dengan penuh bahagia dan keharmonisan keluarga yang terlihat sangat sempurna.
******
Hingga satu tahun kemudian.
Luna dan Jhon kembali di anugraihi dengan kehadiran anggota baru di keluarga kecil mereka.
"Sabar sayang! kau pasti bisa." Kata Jhon dengan keringat yang mengucur, dada yang bergemuruh serta badan yang bergetar. Lelaki itu tengah mendampingi Istrinya di Ruang bersalin.
Ya .. Saat ini Luna tengah berjuang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anak kedua mereka.
Sudah beberapa Jam Jhon menemani Luna yang sedang menahan sakitnya kontraksi, tapi terlihat bukan hanya Luna yang menahan sakit, Sepertinya Jhon pun ikut merasakannya.
🕊️🕊️🕊️
Di tempat lain, tepatnya di belahan Bumi yang berbeda.
Seorang Pria tengah menatap Foto sebuah keluarga besar yang ada di tangannya.
Ia adalah Jason.
"Dari anggota keluarga mana kita memulainya?"tanya Jason pada asistennya yang bernama Piter.
Piter menurunkan sedikit wajahnya agar lebih dekat dengan Foto yang ada di tangan Jason.
"Bagaimana kalau yang ini Tuan,"ucapannya sambil menunjuk Foto seorang gadis kecil.
Bersambung....
🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️
Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Dukung terus Mak Ntor ya 🤗
Tolong koreksi jika anda kesalahan dalam tulisan ini agar Ntor bisa segera memperbaikinya 🙏
Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments