Chapter - 4

Latihan.

Setelah memeriksa tubuhku, Ayah memanggil Ibu dan Kakak untuk membicarakan masalah yang aku hadapi.

  Ibu dan kakak memasuki ruangan.

  "Sayang, bagaimana dengan pemeriksaannya?"  tanya Eliana.

  Aldric pun menjelaskan hasil pemeriksaannya.

  “Aku menemukan sesuatu yang mengejutkan pada tubuh Lumie, ternyata penyebab tubuhnya lemah dan sakit-sakitan selama ini adalah karena kelebihan mana, kondisi ini akan terus berlanjut hingga Lumie dewasa, Jika tidak ditangani dengan serius kondisi terburuknya bisa menyebabkan kematian."

  Ibu membelalakkan matanya mendengar penjelasan Ayah, Kakak pun tampak terkejut.

  “Ini tidak mungkin, apakah ada cara untuk menyelamatkannya?”

  Tanya Eliana, dia terlihat sangat panik.

  "Jangan khawatir Eliana, untuk saat ini aku belum menemukan caranya, satu-satunya yang bisa kulakukan sekarang adalah membiarkan Lumie berlatih menjadi seorang Assassin."  jelas Ayah.

  Eliana terkejut dengan keputusan Aldric.

  "Aku tidak setuju, dia perempuan, ini akan lebih berbahaya, aku tidak akan membiarkan putriku terjun ke dunia berbahaya seperti itu, adakah alasan kamu ingin menjadikan Lumie sebagai Assassin, apa hubungannya dengan penyakit yang dia derita?"

  “Tentu saja ada hubungannya, aku menemukan bakat magis yang tidak biasa di tubuh Lumie.”

  "Magis?"  Eliana bertanya dengan rasa ingin tahu.

  "Benar sekali, Lumie rupanya mempunyai sihir penciptaan, aku juga masih tidak percaya kalau putri kita mempunyai sihir kuno seperti itu, apakah kamu ingat kejadian penculikan saat itu, kemungkinan besar itu adalah pemicunya, ini adalah kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya, selama ribuan tahun. Kita harus merahasiakan ini, akan berbahaya jika bangsawan lain mengetahuinya, putri kira bisa menjadi sasaran mereka karena ambisinya."

  Eliana terdiam setelah mendengarkan semua penjelasan Aldric, rupanya dia masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

  Aldric kemudian melanjutkan.

  "Dengan menjadikan Lumie sebagai Assassin, itu akan melindunginya dari para bangsawan, dan dia juga bisa memperpanjang umurnya, karena dia akan terus dipaksa menggunakan sihirnya, itu akan sedikit mengurangi mana yang meluap dari tubuhnya, oleh karena itu aku mohon padamu, tolong izinkan Lumie menjadi Assassin, ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan hidup putri kita."

  Eliana terdiam dan tampak berpikir lama, setelah itu dia memberikan jawabannya.

  "Baiklah, jika itu satu-satunya cara, aku akan mengizinkannya."

  Saking bahagianya aku setelah mendengar Ibu mengizinkanku, aku tak kuasa menahan air mataku.

  "Terima kasih Ibu."  Kataku sambil menyeka air mata yang terus keluar dari mataku.

  "Meskipun Ibu mengizinkanmu untuk berlatih, kamu tetap harus menerima pendidikan dariku untuk menjadi seorang bangsawan, apakah kamu mengerti Lumie?"  Eliana menekankan.

  "umm...aku mengerti Bu, terima kasih banyak."

  Kakak mengusap kepalaku, dia tersenyum padaku.

  "Syukurlah Lumie, mulai sekarang kita bisa berlatih bersama."  ungkap Julius.

  "umm...terima kasih Kak ehehe."  Aku tersenyum manis padanya.

  Ayah dan Ibu tersenyum saat melihat kami berdua.

  “Baiklah kalau begitu aku akan menyiapkan perlengkapan latihan untuk Lumie, mulai hari ini Lumie akan langsung berlatih.”  tegas Aldric.

  "Oke!"  Saya menjawab dengan antusias.

  Setelah semua peralatanku siap, Ayah memanggilku dan memberikan peralatan itu kepadaku.

  "Ini perlengkapan untukmu, baju ini akan melindungimu saat latihan, Ayah sudah mengetahui semua ukuran tubuhmu, jadi pasti cocok."

  "umm...terima kasih banyak ayah."

  Aku segera memakai peralatan dan mengikat rambutku, setelah itu aku langsung berlatih.

  "Sebelum kita memulai latihan, kamu harus memilih senjata apa yang cocok untuk kamu gunakan, kamu harus berlatih dasar-dasar penggunaan senjata terlebih dahulu."  jelas Ayah.

  “Oke, aku akan menggunakan dua pedang pendek.”

  Ayah terkejut saat mendengarnya.

  "Menggunakan dua pedang pendek sekaligus? Itu tidak mungkin kan?"

  "Tidak Ayah, kemarin aku melihat Lumie menggunakan senjata itu, meskipun gerakannya aneh, dia sangat cepat."  lanjut Julius.

  "Beneran, oke sekarang Ayah ingin melihat gerakanmu menggunakan kedua pedang itu, tunjukkan Lumie, cepat serang Ayah dan jangan menahan diri."  Ayah berkata dengan tegas.

  "Oke, aku tidak akan menahan diri."

  "Swosh!"  Aku langsung menyerang Ayah dengan cepat.

  Ayah memblokir seranganku dengan pedangnya, aku melompat mundur untuk menjaga jarak dan menyerangnya lagi dengan cepat.

Lumie sangat cepat, semua serangannya juga sangat akurat, aku baru saja melihat seseorang bertarung dengan dua pedang pendek seperti itu, dari mana dia belajar bertarung seperti itu? Apakah putriku benar-benar anak yang berbakat? Lumie selalu mengejutkanku, mungkin ketika dia besar nanti Dia bisa menjadi gadis yang hebat, tapi dia masih harus banyak belajar.

  Pikir Aldric sambil meraih kedua tangan Lumie untuk menjatuhkan senjatanya, lalu dia mengarahkan pedangnya ke arah Lumie.

  “Itu bagus, tapi kamu masih harus banyak belajar, masih banyak celah.”  tegas Aldric.

  "Ah... baiklah Ayah!"

  Ayah memang kuat, walaupun aku punya pengalaman di kehidupan sebelumnya tapi ini masih belum cukup. Apalagi badanku yang sakit-sakitan, mulai sekarang aku akan belajar dengan sungguh-sungguh.

  Julius pun memberikan tepuk tangan.

  “Lumie, kamu keren sekali, aku tidak menyangka kamu memiliki bakat seperti itu, ayo berjuang bersama.”  Julius menekankan.

  "umm...ayo kita berjuang Kak."  Aku tersenyum padanya.

  Setelah itu kami melanjutkan latihan hingga sore hari.

  Singkat waktu saat malam hari, setelah selesai makan malam, aku langsung tidur untuk istirahat, tak sabar menunggu hari esok, aku ingin segera berlatih lagi.

  Hari berikutnya.

  Mengapa badan saya terasa panas?  Kepalaku pusing sekali, apa aku demam lagi?  Sial, padahal aku baru mulai latihan, aku tak peduli, lagipula hari ini aku harus latihan lagi.

  Aku berusaha bangkit dari tempat tidurku meski terasa sangat berat.  Namun kenyataannya tidak sesederhana itu, saya terjatuh dan tidak sadarkan diri.

  Alice mendengar suara dari kamar Lumie, dia segera memeriksanya, dia kaget melihat Lumie yang tidak sadarkan diri di lantai.

  "Nona!"

  Alice segera memindahkan Lumie ke tempat tidur dan memberitahu Eliana tentang kondisi Lumie.

  Aldric segera memanggil dokter untuk mengobatinya, semua orang terlihat khawatir dengan kondisi Lumie.

  Singkat waktu Dokter telah selesai memeriksa kondisi Lumie.

  “Dokter, bagaimana keadaan putriku?”  tanya Aldric.

  "Putrimu mengalami demam yang cukup parah, berikan dia obat ini ketika dia bangun, pastikan dia beristirahat dengan baik."

  "Baik, terima kasih Dokter."  tegas Aldric.

  Beberapa menit kemudian aku mulai terbangun, aku melihat Ayah, Ibu, Kakak dan Alice semua ada di kamarku, mereka terlihat sangat khawatir.

  "Lumie, bagaimana keadaanmu? Kamu baik-baik saja kan?"  tanya Ibu dengan cemas.

  "Aku baik-baik saja, hanya merasa sangat pusing."

  “Kalau begitu minumlah obat ini, ini akan meredakan demammu.”

  Haruskah aku meminum obat pahit itu lagi, aku tidak bisa menahan kesuraman yang tumbuh di dalam diriku.

  Aku meminum obatnya dan kembali tidur.

  Sial kalau terus seperti ini aku tidak bisa berbuat apa-apa, manaku yang meluap mungkin akan mempengaruhi tubuhku lagi, mungkin setelah tubuhku membaik aku harus belajar menggunakan sihir untuk mengurangi kapasitas manaku.

  Bersambung...

Terpopuler

Comments

npc

npc

jgn kecepetan op nya biar ada perjuangan nya lah dikit

2023-01-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!