Sihir Kuno.
Kini aku menunggu kakak yang belum sadarkan diri sambil memegang tangannya. Saya sangat khawatir dengan kondisinya saat ini.
Tangan kakak tiba-tiba bergerak, akhirnya dia sadar.
"Kakak!" Aku langsung memeluknya, "Kamu baik-baik saja kan?"
"Ah, ternyata kamu Lumie? Aku baik-baik saja, maaf sudah membuatmu khawatir."
"Maaf, karena mengejarku, Kakak terluka seperti ini, aku benar-benar minta maaf karena pergi begitu saja."
Kakak melepaskan pelukanku.
“Jangan minta maaf, kamu menyelamatkanku kan? Itu keren sekali, Lumie.”
Aku sama sekali tidak mengerti apa yang dia bicarakan.
"Apa yang kamu bicarakan?" Aku bertanya.
Kakak terkejut.
"Eh... kamu tidak ingat? Saat aku dipukuli oleh para penculik, kamu marah dan membunuh semua penculik dengan kekuatanmu kan?"
Saya memikirkan kembali kejadian itu dan berpikir.
Saya membunuh semua penculik? Terus terang ingatanku agak berantakan setelah aku pingsan, aku terus mengingatnya hingga kepalaku terasa pusing, aku juga sedikit teringat ketika aku tiba-tiba mengeluarkan Tongkat Besi.
Aku terkejut dan membelalakkan mataku.
Kekuatan itu? Apa yang terjadi padaku? Mengapa saya bisa menciptakan hal-hal aneh seperti itu?
Kepalaku tiba-tiba terasa sangat pusing dan ingin pingsan.
Di saat yang sama, Eliana memasuki kamar Julius dan melihat Lumie yang hampir pingsan.
"Lumie kamu baik-baik saja?" tanya Ibu dengan cemas.
"Aku baik-baik saja, aku tiba-tiba saja merasa pusing."
"Sebaiknya kau istirahat saja di kamarmu."
Ibu segera memanggil Alice untuk mengantarku ke kamar.
Alice segera tiba.
"Nona, ayo pergi ke kamar kita." ajak Alice.
"umm...baiklah, kak aku kembali ke kamar, sampai jumpa lagi."
"Sampai nanti, terima kasih Lumie." balas Julius.
Setelah itu aku kembali ke kamar bersama Alice.
Eliana duduk di samping Julius.
“Julius, bagaimana keadaanmu?” Eliana bertanya.
"Aku baik-baik saja, maaf sudah membuat Ibu khawatir."
“Maaf, ini semua karena kesalahan Ibu, Lumie jadi melarikan diri dan kamu jadi terluka seperti ini.”
"Tidak apa-apa, saat aku melihat adikku dalam bahaya seperti itu, sebagai kakak sudah kewajibanku untuk melindunginya, hari ini aku mendapat pelajaran, untuk melindungi Lumie, aku harus berlatih lebih keras agar menjadi kuat."
Eliana tersenyum mendengar kata-kata Julius.
"Aku bangga mempunyai anak sepertimu, Julius. Aku akan selalu mendukungmu. Terima kasih sudah merawat adikmu dengan baik. Ayah sudah menceritakan semua kejadian ini kepada Ibu, katanya Lumie membunuh semua penculik, apa sebenarnya yang terjadi pada Lumie? Apa kamu benar-benar melihat Lumie melakukan itu?"
Julius pun menceritakan semua kejadian itu kepada Eliana.
Eliana sangat terkejut mendengar cerita Julius.
“Ini tidak mungkin, kenapa Lumie bisa memiliki kekuatan yang begitu mengerikan, mungkinkah ini berkah dari Tuhan?” Eliana menekankan.
“Tapi Lumie sepertinya tidak ingat apa yang dia lakukan, aku bertanya padanya, sepertinya dia melakukannya secara spontan dan tidak sadar.”
"Jadi begitu, sudah Julius, kamu istirahat lagi, Ibu akan keluar."
Setelah itu Eliana meninggalkan kamar Julius.
Kini aku sedang berbaring sambil mengingat kejadian itu.
Sebenarnya apa yang sudah kulakukan? Semakin kuingat, kepalaku semakin pusing, tiba-tiba sekilas aku berhasil mendapatkan kepingan ingatanku saat membunuh semua penculik meski samar-samar.
Saya sangat terkejut.
Hah! Apa itu tadi? Apakah Tongkat besi itu bergerak atas kemauanku sendiri? Saat itu aku hanya memikirkan senjata dan ingin membunuh semuanya, apakah Tongkat itu tercipta dari kehendaku sendiri? Ini masih sebatas teori saya, mungkinkah saya mempunyai kekuatan sihir? Saya juga bertanya-tanya.
Hari berikutnya.
Pagi ini Alice membawaku ke ruang makan untuk sarapan, ketika aku masuk semua orang ada di sana.
Kakak terlihat sehat meski banyak plester di wajahnya.
"Selamat pagi!" Saya menyapa semuanya.
"Duduklah Lumie, Ayah ingin bertanya tentang kejadian kemarin, bisakah kamu memberi tahu Ibu dan Ayah bagaimana kamu membunuh para penculik itu?"
"umm... baiklah."
Aku segera duduk dan memberitahunya.
"Sebenarnya saat kejadian itu aku setengah sadar, jadi aku tidak ingat dengan jelas bagaimana aku melakukannya, yang kuingat adalah ketika aku tiba-tiba mengeluarkan Tongkat Besi, setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi."
"Kalau begitu Lumie, setelah kamu selesai sarapan datanglah ke ruangan Ayah, Ayah akan memeriksa tubuhmu." Ayah berkata dengan tegas.
"Baiklah Ayah."
Setelah selesai sarapan, aku segera menyusul Ayah ke ruanganya.
Aku mengetuk pintu Ruanganya.
"Ketuk...ketuk...ketuk..!"
"Masuk."
Saya masuk ke dalam.
"Ayah aku sudah datang."
"Lumie sekarang berdiri di sana dan buka semua pakaianmu!"
Aku terkejut dengan perintah Ayah, ini pertama kalinya aku melepas bajuku di depan Ayah, walau aku masih 10 tahun tapi ini sungguh memalukan.
Aku segera membuka seluruh pakaianku dan hanya menyisakan CD-ku.
“Sekarang rentangkan tanganmu?” Ayah berkata dengan tegas.
"umm... baiklah." Aku merentangkan tanganku.
Ayah mulai memeriksa seluruh bagian tubuhku dengan kekuatannya, seingatku Ayah mempunyai sihir cahaya yang dapat melihat kekuatan seseorang dengan mengamati seluruh bagian tubuhnya.
Aldric kaget saat mengecek tubuh Lumie, ternyata Lumie mempunyai mana yang banyak dan tubuhnya tidak mampu menampungnya.
Ini mengejutkan, Lumie punya mana sebanyak ini? Jadi penyebab tubuhnya lemah dan sakit-sakitan karena tubuhnya tidak mampu menampung Mana yang meluap ini, karena kelebihan Mana berdampak pada fisiknya, akan berbahaya jika dibiarkan. pikir Aldric.
Aldric terus memeriksa seluruh bagian tubuh Lumie, dia menemukan sesuatu yang lain.
Aldric membelalakkan matanya.
Ini tidak mungkin? Lumie memiliki sihir penciptaan, sihir penciptaan adalah sihir kuno yang hanya dimiliki oleh nenek moyang terdahulu dan tidak pernah ada lagi di zaman sekarang, sihir penciptaan bahkan sudah menjadi mitos saat ini, ini tidak mungkin. pikir Aldric.
"Lumie, sekarang pakai kembali bajumu."
"umm...baiklah, jadi bagaimana pemeriksaanya Ayah?" Aku bertanya.
Ayah menceritakan semuanya padaku, aku sangat terkejut saat mendengarnya.
"Jadi sekarang apa yang harus aku lakukan, Ayah?"
"Jangan khawatir, yang paling penting adalah kamu tidak memberi tahu siapa pun tentang kemampuanmu, akan berbahaya jika bangsawan lain mengetahuinya, dan tentang kamu yang memiliki kelebihan mana, itu akan membahayakan tubuhmu jika membiarkannya, tapi semua itu akan normal ketika kamu berumur 18 tahun, sambil memikirkan solusi untuk itu, aku memutuskan untuk melatihmu menjadi Assassin, jika kamu berlatih dan menggunakan sihirmu, mana di tubuhmu akan berkurang sedikit, itu akan bisa membatu sedikit untuk mengurangi kelebihan mana, aku akan membicarakan hal ini dengan ibumu." jelas Ayah.
Saya sangat senang mendengar Ayah akan melatih saya, saya merasa hidup kembali.
"Terima kasih ayah."
Setelah itu saya bertanya kepada Ayah tentang sihir penciptaan.
Ayah juga menjelaskan bahwa sihir penciptaan adalah sihir yang dapat digunakan untuk menciptakan apa pun asalkan penggunanya mengetahui unsur dari sesuatu yang ingin diciptakannya.
Ayah juga bilang kalau Kakak juga mempunyai sihir ES, namun Kakak belum bisa menggunakannya dengan baik, saat ini dia masih fokus untuk menyempurnakan cara bertarungnya menggunakan pedang, dan setelah Kakak benar-benar menguasai pedangnya, maka Ayah akan mengundang Guru untuk mengajarinya menyempurnakan sihirnya, Begitu pula dengan saya, mulai besok saya akan mulai berlatih bersama Ayah.
Dengan begitu jalan pertamaku untuk menjadi seorang Assassin akan segera dimulai.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
ANONIM
👍👍👍👍👍👍
2023-10-14
0
Rasiele Halliwell
hmm seperti nya aku ingat adegan ini...
2023-04-09
1
Rei
njirt bapacknya pedo 😂🤣
2023-01-22
4