Kini bel berbunyi membuat semua orang berhamburan keluar dari kelas untuk pulang karna pelajaran telah usai begitu juga dengan Amora yang kini berjalan menuju gerbang dimana sopir telah menjemput nya.
"Silahkan masuk nona"ucap supir tersebut membuka pintu untuk Amora.
"Hmm"dehem Amora masuk ke dalam mobil.
Ia menatap keluar di mana Amara memperhatikan nya masuk membuat ia geleng kepala sekilas tersenyum kecut,Ia pikir Amara akan mengenal nya namun tidak sama sekali padahal mereka berdua kembar walaupun tidak identik namun yang ia tahu jika ikatakan batin saudara akan kuat apalagi jika kembar,melihat Amara yang tak mengenal nya membuat asumsi nya salah jika ikatakan batin mereka kuat nyata nya tidak sama sekali.
Mobil yang membawa nya melaju kekediaman dimana ia tinggal berdua dengan sang Ayah,bagi nya biarlah tinggal berdua saja yang penting ayah nya masih memperhatikan nya dari pada mengharapkan keluarga bahagia seperti orang lain yang ternyata tidak mengharapkan nya karna ia sudah melihat nya tadi dimana sang bunda mengantarkan Amara ke sekolah dengan lelaki yang tidak ia ketahui siapa,juga ada anak kecil berusia sekitaran enam tahunan di dalam mobil dan lelaki sesusia sang ayah yang mungkin suami sang bunda.
Tiba di rumah Amora langsung bergegas ke kamar nya untuk mengganti baju nya,ia merebahkan tubuh nya di atas ranjang karna pikiran nya terasa lelah memikirkan semua yang terjadi pada diri nya.
Tok tok tok
"Nona sudah waktu nya makan malam"ucap seseorang dari luar membuat Amora membuka mata nya.
"Sebentar lagi aku keluar"ucap Amora berteriak.
"Baik nona"ucap pelayan tersebut meninggalkan kamar Amora.
Amora sendiri memilih membersihkan tubuh nya lebih dulu dan memakai baju tidur,ia keluar dari dalam kamar dan bergegas ke lantai satu untuk makan malam karna perut nya sudah lapar. Amora makan sendiri di meja makan karna hal tersebut sudah terbiasa bagi nya selama dua tahun ini setelah sang Opa meninggal.
"Antarkan air putih dan buah ke kamar ku"ucap Amora beranjak dari duduk nya.
"Baik nona"ucap pelayan tersebut.
Amora kini berada di dalam kamar nya ia mengambil laptop milik nya yang telah di modifikasi menjadi laptop canggih,Amora memang memiliki kepintaran di atas rata-rata yang membuat nya salah satu murid jenius di sekolah nya dulu.
Ia membuka laptop milik nya untuk mencari tahu keluarga sang bunda yang sekarang meski pun itu bukan urusan nya namun ia hanya penasaran saja,setengah jam berkutad dengan laptop nya membuat ia tersenyum sinis menatap info yang ia dapatkan sebelum mematikan kembali laptop milik nya.
.....
Ke esokan hari nya Amora memilih pergi sekolah dengan mengendarai mobil baru milik nya, Amora meski masih sekolah namun kekayaan milik nya tidak di ragukan lagi karna semua warisan sang Opa adalah milik nya membuat ia bisa membeli apapun yang ia inginkan,perusahaan Amora memiliki nya sendiri meski warisan dari sang Opa namun jangan salah ia sudah mampu mengendalikan nya karna itu semua didikan dari sang Opa yang mau menjadikan Amora penerus nya hingga ia di didik sedemikian rupa di usia nya masih kecil namun karna kecerdasasan nya membuat ia bisa.
Sekarang perusahaan Opa nya yang menjadi milik nya di urus oleh asisten kepercayaan Opa nya yang akan sesekali ia pantau ke sana nanti nya.
Saat ini mobil mewah keluaran terbaru tersebut parkir di sana membuat semua siswa yang sedari tadi penasaran siapa yang membawa mobil mewah yang harga nya fantastis tersebut karna hanya beberapa saja didunia.
Suara sorakan heboh para siswa saat Amora keluar dari dalam mobil nya dengan wajah dingin juga datar,ia mengambil tas milik nya dan melangkah kan kaki nya berjalan meninggalkan parkiran.
*Wahh ternyata anak baru itu
Gilaa mobih mewah cuyy harga nya gak kaleng-kaleng
Ternyata anak sultan
Elvan yang kaya saja kalah woyy*
Suara riuh siswa yang memperhatikan Amora namun Amora hanya diam saja yang menjadi pusat perhatian seluruh siswa. Ia berjalan menuju ke kelas nya dengan santai namun saat akan masuk ke dalam kelas mata tajam nya memperhatikan tali yang ia tahu mungkin jebakan.
Ck menyusahakan,batin nya.
Dengan santai Amora melewati nya bahkan tubuh nya tak menyentuh tali tipis tersebut hingga ia masuk ke dalam kelas,saat sudah di dalam mata nya menatap dingin siswa yang telah hadir di dalam lebih dulu.
"Siapa yang membuat jebakan di sana"tanya Amora menunjuk ember yang ada di pintu kelas.
"Sindi dan teman-teman nya"ucap salah satu dari mereka di angguki Amora yang kini duduk di kursi nya dengan tenang.
Baru saja ia duduk dengan tenang ...
Byurr
Suara guyuran air terdengar jelas di telinga nya juga suara tawa teman kelas nya membuat ia tersenyum sinis menatap ke depan di mana Sindi terjebak oleh jebakan yang ia buat sendiri yang kini tubuh nya berlumuran tepung juga bau busuk.
"Sialann"teriak Sindi menggema di sana menatap Amora dengan tajam.
"Menjijikkan"ucap Amora membalas tatapan Sindi tak kalah tajam membuat nyali Sindi menciut melihat nya.
Ia dan ke tiga teman nya tersebut segera meninggalkan kelas tersebut dengan malu karna ia sendiri yang terkena jebakan yang ia buat susah payah.
"Woyy ada apa ini apa ada pertunjukan yang tidak kami ketahui"tanya Rio baru datang bersama ketiga teman nya.
"Haha benar pertunjukan yang menarik"ucap salah satu dari mereka.
"Benar kah"ucap Arkan.
"Cepat katakan"ucap Rio dengan raut wajah penasaran.
Mereka menceritakan apa yang baru saja terjadi membuat Rio dan teman nya tertawa mendengar nya kecuali Elvan yang hanya tersenyum tipis.
"Selamat pagi Elvan"ucap suara yang tak asing lagi bagi mereka yang ada di dalam kelas tersebut.
"Amara yang cantik mengantarkan bekal lagi untuk babang Elvan yah"tanya Rio langsung.
"Hmm ini untuk Elvan"ucap Amara memberikan bekal tersebut pada Elvan.
"Aku tidak mau"ucap Elvan berlalu dari san menuju ke kursi nya meninggalkan mereka.
"Maklum Elvan memang seperti itu"ucap Arkan menatap Amara.
"Haha tidak masalah bukan kah itu sudah biasa,ini aku berikan pada kalian titip untuk Elvan yah"ucap Amara memberikan nya pada Arkan.
"Baiklah"ucap Arkan menerima nya.
"Kalau begitu aku pergi dulu"ucap Amara dengan senyum manis nya berlalu dari sana,ia memang tak pernah jera memberikan Elvan bekal bahkan ia pernah melihat Elvan membuang nya ke tempat sampah atau memberikan nya pada teman-teman nya namun Amara biasa saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments