Semalaman suntuk Freya memikirkan ucapan Chika. Jiwa wanita itu bergejolak hebat saat ini. Dimana ada sedikit terbersit di hati, keinginan besar untuk melakukan pekerjaan penuh dosa Itu, Walau kata hatinya condong mengatakan ia jangan tergiur untuk pekerjaan penuh dosa itu. Tapi, wanita yang lagi suntuk itu, sedang butuh uang banyak. Adiknya sudah dua kali menelpon, meminta dikirimkan uang untuk ibunya dibawa berobat besok ke rumah sakit. Ibunya sudah muntah darah. kartu kesehatan yang menggunakan BPJS yang disubsidi pemerintah, tak dianjurkan dokter untuk memakai itu, jika ingin Ibu mereka cepat sembuh.
Huufftt...
Freya kembali menarik napas panjang. Akhirnya ia memutuskan untuk melakukan pekerjaan penuh dosa itu.
Dari kecil hidupnya sama, tidak ada yang berubah, ia selalu dalam penderitaan. Sepertinya mimpinya harus hancur untuk bisa kerja dengan cara yang halal. Pekerjaan instan ini satu satunya, agar ia bisa keluar dari kemiskinan ini, yaitu menjadi gadis panggilan.
Setelah sarapan Freya mulai mencari informasi di internet dan akhirnya ia menemukan beberapa situs web untuk jadi wanita panggilan. Ia tak mau minta bantuan pada Chika. Karena ia malu. Jadi, ia akan berusaha sendiri dan menyembunyikan pekerjaan haramnya ini dari orang-orang. Ia akan menutup rapat rapat aibnya ini.
Setelah melihat iklan di internet tentang apa yang harus di isi saat menjual diri. Freya pun akhirnya mendapatkan ide. Ia akan mempromosikan dirinya yang masih perawan.
Huufftt..
Freya menarik napas panjang. Kemudian ia bantingkan tubuhnya yang tegang ke atas ranjang. Matanya menerawang ke langit langit kamar. Otaknya sedang berpikir terus. Sehingga ia kini merasa kepalanya sangat sakit. Mana jantungnya berdebar debar terus sejak ia menjual dirinya di internet. Ia sebenarnya takut untuk terjun je dunia hitam itu. Tapi, gak ada jalan keluar dari masalah yang ia hadapi. Tak ada saudara yang mau membantu keuangan mereka. Tak ada harta benda yang bisa dijual untuk pengobatan sang ibu. Dan tak ada pria tajir yang mau melamarnya, dan mengangkat drajat hidupnya.
Emang sih, ia ada teman pria. Belum bisa dikatakan pacaran. Tapi, mereka dekat. Dan pria itu juga dari kalangan biasa biasa saja. Mana mungkin Freya minjam uang puluhan juta kepada temannya itu.
"Ya Allah... Aku takut.. Aku gamang..!" teriaknya dengan frustasinya di kamarnya. Freya yang kalut itu, bahkan melampiaskan kegundahannya dengan memukul mukul kasurnya. Ia sedang tak baik baik saja saat ini. Karena ia akan melakukan sesuatu hal yang bertentangan dengan hati nuraninya.
Ngung..
Ngung..
Deg
Rasanya jantungnya sudah lepas dari tempatnya, darahnya juga terasa tumpah ruah, disaat ia mendengar suara deringan ponselnya. Freya mulai gemetar ketakutan. Siapa yang menghubungi nya?
Tangannya yang masih gemetaran itu, menjulur meraih ponsel yang ada di dekat kakinya. Ya ponselnya masih terletak di atas kasur yang ia tiduri.
"Nomor baru, apa ini nomor orang yang mau membokingku?" ucap Freya dengan paniknya. Salah satu tangannya memegangi bibirnya yang tiba tiba saja pucat. Jujur Ia masih ketakutan saat ini, jantungnya masih berdebar sangat kuat. Dan tubuhnya juga masih gemetaran saking ketakutannya ia untuk mengangkat telepon itu.
Freya tak berani mengangkat telepon itu. Ia melempar ponselnya menjauh darinya. Menelungkupkan kembal tubuhnya yang tegang, dan menutup telinganya dengan bantal. Ia tidak sanggup untuk menjawab panggilan telepon itu.
"Ya Tuhan...!" teriaknya lagi, panggilan itu tak henti hentinya berdering, membuat Freya semakin ketakutan. Tak sanggup mendengar ponselnya yang tak kunjung diam itu. Freya pun bangkit dari tidurnya. Ia dengan kesalnya melepas baterai untuk mematikan ponselnya itu.
Huufftt..
Freya tak tahu harus berbuat apa. Ia ketakutan sendiri dengan keputusan yang ia ambil. Freya kalut tidak tahu harus melakukan apa. Dan harus ia katakan kalau menjawab panggilan itu.
Huufftt...
Huufftt...
Huufftt..
Freya terus saja menarik napas panjang. Guna mengisi paru parunya yang terasa sesak dan herat untuk menghela oksigen yang sangat banyak di ruangan itu. Setelah merasa tenang. Ia pun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan, menghidupkan teleponnya lagi. Tentu saja dadanya masih berdebar kuat.
Saat ponselnya aktif, seketika ponselnya tak berhenti berbunyi. Pesan masuk secara beruntun, ada sekitar 30 pesan.
Freya mulai membuka satu persatu pesan itu, dengan pikiran yang tak tenang. Tangannya masih bergetar saat menscrol pesan yang masuk. Beberapa pesan berisi kalimat sapaan. kata "Hii" beberapa mengatakan ,berapa berapa?, "Apakah anda bebas ” Bisa malam ini?
Huufftt..
Freya tak henti-henti nya menarik napas panjang dan dalam. Ia masih sangat serius membaca semua pesan pria hidung belang itu. Dan Freya merasa lebih nyaman dengan melayani pria yang sedang nego harga dengannya dibandingkan bertelepon.
Sebagian besar pria hidung belang itu tidak memiliki tempat dan ingin datang ke tempat Freya tinggal. Tentu saja hal itu ia tolak mentah-mentah.
Hingga sore hari Freya masih memilih milih mana pria hidung belang yang akan ia layani. Ia tak mau salah pilih teman bermain ranjang, karena ini pertama kali buatnya.
Dari 30 pria yang meminta untuk dilayaninya. Akhirnya dia deal dengan memilih seorang pria yang mengatakan dia berusia 50 tahun dan meminta Freya untuk datang ke hotel bintang lima yang di tempati pria itu saat ini. Freya setuju akan memuaskan pria itu, karena pria itu mau membayar dengan harga yang fantastis. Yaitu 40 juta. Itu uang sangat banyak menurut Freya. Apalagi pria itu langsung men top up saldo ke dana nya, sebanyak 5 juta. Sebagai DP, Padahal ia belum berjumpa dengan pria tua itu. Bisa saja sih ia mangkir, karena ia telah dapat uang. Tapi, ia tak securang itu. Lagi pula, tekatnya sudah bulat untuk jadi kupu-kupu malam saat ini. Padahal tadi dia sempat ragu. Sepertinya bisikan setan, sudah berhasil menghasut Freya untuk terjerumus.
Pria itu memberi nomor kamar dan meminta Freya untuk langsung datang ke kamarnya di hotel yang pria itu tempati saat ini. Freya yang tergiur dengan banyaknya bayaran yang akan ia dapat, dengan cepat mengatakan ok.
Sebenarnya Freya sangat takut. Tapi, ia juga bersemangat. Dengan keyakinan yang ia kumpulkan akhirnya ia pun sudah siap menjadi P S K. Freya mulai berdandan dengan pakaian terbaik yang ia miliki. Dres berbahan silk polos warna maron dengan panjang selutut dan lengan sesiku, membelit di tubuh rampingnya.
Freya punya body yang bagus, seperti gitar spanyol. Ditambah ia juga punya gunung kembar yang sangat bagus. Ukurannya sedang tetapi padat. Tak perlu berpakaian ketat, gunung kembarnya sudah sangat menggoda dimata para kaum adam.
Setelah selesai berdandan. Freya memutuskan pergi ke hotel, berjalan ke arah lift berharap tidak ada yang akan bertanya apa-apa. Karena ini suatu hal baru buatnya, tentu ia sangat gugup dan tegang saat ini.
Ia pun akhirnya bisa bernapas legah. Karena tidak ada yang peduli dan tidak bertanya apa-apa padanya hingga wanita yang nervouse itu sudah mencapai pintu kamar pria yang membokingnya.
Freya yang tegang itu, berdiri di depan pintu selama beberapa menit sebelum mendapatkan keberanian, mengetuk pintu atau masih memutuskan apakah ia harus membatalkannya, karena jujur, ia masih ragu dengan apa yang akan ia kerjakan ini. Hatinya masih bimbang. Kadang yakin, kadang ragu.
TBC
Like komentar share ya kak novel ini. 🙏❤️😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Muhamad sunarti
apa beneran buat situa bangka itu atau situa bangka itu hanya sbg penghubung doang🤔
2023-02-09
0
Erwin Arini Erwin Arini
bagus lanjut
2023-01-28
1
Eva Tigan
akankah perawan nya hilang pada si tua Bangka itu?
2023-01-10
1