Zhao Wei yang sedang tak sadarkan diri memimpikan hal yang sama dengan mimpi Zhao Zhi. Jiwa Zhao Wei menjadi terguncang akan mimpi itu, dia bisa merasakan ketakutan, putus asa, kesedihan, penderitaan yang dialami tidak bisa ditahan oleh jiwa rapuh Zhao Wei kehidupan maka kini. Jiwa Zhao Wei kehidupan sebelumnya datang mencoba merebut kendali atas tubuh, tapi jiwa masa kini yang mulai rapuh yang diserang mencoba melawan tidak ingin di dominasi kendali atas tubuh.
Jiwa kehidupan sebelumnya dan kehidupan sekarang saling memperebutkan tubuh Zhao Wei agar bisa menempati tubuh sepenuhnya.
Zhao Wei banyak bergumam dan meneteskan air mata. Tidak ada yang tau bahwa adanya pertengkaran antara dua jiwa. Jiwa tersebut saling mendominasi satu sama lain untuk menyerap jiwa yang lain agar bisa menempati tubuh. Akhirnya jiwa kehidupan sebelumnya menang berhasil merebut tubuh dari jiwa kehidupan sekarang. Jiwa kehidupan sekarang yang dilahap jiwa kehidupan sebelumnya.
Wang Guifen yang menemani anaknya merasa kasihan berharap putrinya cepat sembuh.
Paginya Zhao Wei membuka matanya dengan berat dan melihat kamar yang dia tempati sewaktu muda. Zhao Wei melihat tangannya yang lembut, berbeda dengan tangan sebelumnya yang penuh dengan kapalan dan goresan.
Zhao Wei meraba wajahnya yang tidak kusam serta rambut yang panjangnya. Dengan badan lemah Zhao Wei bangun dari ranjang dan berjalan menuju cermin yang ada di dinding.
Di cermin di tampilkan wajah muda dari seorang gadis. Melihat penampilan yang dia miliki sewaktu muda membuat Zhao Wei menangis.
Tidak menyangka bahwa dia kembali ke usia mudanya. Memikirkan kehidupan yang dia alami sebelumnya membuat Isak tangis Zhao Wei menjadi parah.
Penderitaan yang dia alami sebelumnya membuat mental Zhao Wei goyah. Dia tidak bisa membedakan akan kehidupan sebelumnya dan sekarang.
Wang Guifen yang sedang tertidur terbangun oleh Isak tangis. Wang Guifen membuka matanya dan melihat putrinya yang duduk dilantai memegang cermin menangis layaknya anak kecil.
"Wei Wei kamu bangun." Ucap Wang Guifen gembira dan langsung memeluk Zhao Wei.
Pelukan Wang Guifen membuat Zhao Wei kembali sadar. Melihat wajah ibunya asing seakan sudah lama dia tidak melihat.
"Ibu." Ucap Zhao Wei serak
Zhao Wei menangis dengan keras Di pelukan ibunya. Memastikan bahwa dia benar-benar kembali.
"Ibu, ayah, suami. Weiwei sadar." Teriak Wang Guifen dengan keras membangunkan seisi rumah.
Wang Guifen patah hati mendengar Isak tangis putrinya. Dia pun ikut menangis bersama Zhao Wei.
"Weiwei, ibu disini, nak." Mengusap air mata yang ada di pipi Zhao Wei dengan lembut.
Nenek Zhao dengan tergesa-gesa menuju kamar Zhao Wei. Dia mendengar bahwa cucu perempuan pertamanya sudah sadar.
Melihat didalam kamar menantu perempuan pertamanya dan cucunya saling berpelukan dilantai.
"Guifen, cepat pindah pindahkan Weiwei ke ranjang. Weiwei baru saja bangun" Nenek Zhao memapah Zhao Wei yang menangis menuju ranjang dengan lembut.
Wang Guifen pun ikut memapah Zhao Wei.
"Nenek." Panggil Zhao Wei
Mendengar panggilan cucunya membuat nenek Zhao menjawab dengan lembut.
"Guifen cepat ambil air hangat untuk minum Weiwei." Titahnya kepada menantunya yang masih menangis.
Wang Guifen pun bergegas keluar menuju dapur untuk mengambil air berpapasan dengan suaminya dan ayah mertuanya di depan pintu kamar Zhao Wei.
"Bagaimana keadaan Weiwei?" Tanya Zhao Zhong kepada istrinya.
"Weiwei masih menangis, aku mau ambil air hangat dulu."
Wang Guifen berjalan ke dapur meninggalkan Zhao Zhong dan kakek Zhao.
Pintu kamar terbuka melihat keadaan di dalam. Zhao Wei yang berada di pelukan nenek Zhao.
"Weiwei, ada yang sakit?" Tanya Zhao Zhong sambil menempelkan tangannya ke dahi putrinya.
"Zhong, cepat undang dokter Bai. Suruh dia periksa Weiwei." Titah nenek Zhao kepada putra pertamanya.
"Baik, Bu." Zhao Zhong menarik tangan dari dahi putrinya. Dia merasakan bahwa suhu putrinya masih panas. Dia bergegas ke kamar merapikan penampilan dan menuju rumah dokter Bai pagi-pagi buta.
"Ibu ini minumnya." Cangkir berisi air hangat di serahkan kepada nenek Zhao.
"Weiwei minum dulu, nak." Zhao Wei minum air yang di serahkan kepadanya.
Sudah lama dia tidak di khawatirkan oleh nenek dan ibunya. Zhao Wei benar-benar kembali ke masa mudanya.
"Bu, aku kenapa?" Tanya Zhao Wei sambil menyerahkan cangkir. Walaupun Zhao Wei dari kehidupan sebelumnya menempati tubuh sekarang jiwanya belum stabil dan belum bisa menerima kenangan dari jiwa yang lain.
"Weiwei kamu tidak ingat kamu demam dan tak sadarkan diri." Terang suara dari pintu.
Zhao Wei melihat bahwa suara tersebut dari bibi keduanya.
"Aku demam kenapa?" Zhao Wei ingin tau dia kenapa karena setau nya dia ingin menghampiri Zhao Hui untuk melampiaskan amarahnya malah ditabrak mobil. Dan dia malah kembali ke kamar yang telah dia tempati sewaktu muda. Karena rumah keluarga Zhao direnovasi tentu kamar miliknya seharusnya lebih luas dan mewah tapi kamarnya malah menjadi sederhana.
"Kamu kehujanan setelah mencari jamur bersama Pelajar Chen." Jawab neneknya.
Mendengar tersebut membuat Zhao Wei ingat bahwa dia pernah mendekati Chen Yu dari pemuda berpendidikan untuk bertanya mengenai Shen Yan.
Pemuda berpendidikan yang dia sukai pada pandangan pertama. Dan dia belum melakukan hal ekstrim untuk menikahi orang yang dia suka dan Zhao Hui belum mengetahui bahwa dia naksir Shen Yan.
Berarti Zhao Wei kembali saat Shen Yan baru ke desa Zhoajia. Kegembiraan menyelimuti Zhao Wei karena bisa merubah nasib miliknya.
"Bu, dokter Bai sudah datang." Teriak Zhao Zhong sambil menarik pria tua ke dalam kamar.
"Dokter Bai cepat periksa anak saya." Desak Wang Guifen
Dokter Bai pun memeriksa denyut nadi Zhao Wei serta melakukan pemeriksaan.
"Ini ramuan herbal, nanti minum setelah makan." Dokter Bai menyerahkan ramuan obat kepada Wang Guifen.
"Liu Man cucumu mengalami shock parah. Istirahat dan jangan membuatnya shock lagi." Terang dokter Bai kepada nenek Zhao, Liu Man.
Zhao Wei menundukkan kepalanya tak mempedulikan penjelasan mengenai kondisi tubuhnya.
"Baik, kakak Bai. Ini untuk biaya pengobatannya." Satu Yuan di serahkan kepada dokter Bai untuk biaya pengobatan oleh nenek Zhao.
"Aku pergi dulu."
"terimakasih, dokter Bai."
"Zhao Nan antar dokter Bai." Kakek Zhao menyuruh anak keduanya mengantar dokter Bai.
Setelah menerima uang dokter Bai, Zhao Nan yang diperintahkan oleh ayahnya langsung bergegas menuju dokter Bai mengajaknya keluar untuk mengantar pulang dokter Bai.
Karena Zhao Wei bangun pada saat pagi-pagi buta, langit masih hitam hanya sedikit cahaya matahari menerangi.
Di waktu yang sama Anak-anak Zhao semuanya berkumpul di ruang tamu. Kamar Zhao Wei berada di samping ruang tamu. Jadi anggota keluarga yang berkumpul di ruang tamu bisa melihat keadaan dikamar Zhao Wei.
"A Zhi katamu, apakah nenek akan meminta dokter untuk memeriksa kita jika kita sakit?" Bisik Zhao Hui kepada Zhao Zhi yang duduk di sampingnya.
"Aku tidak tahu." Ucap Zhao Zhi ikut berbisik.
"Apa kamu tidak iri dengan Zhao Wei?" Tanya Zhao Hui lagi.
Kali ini Zhao Zhi tidak menjawab pertanyaan tersebut. Jika dia tidak memimpikan Zhao Wei mungkin dia akan bilang bahwa dia iri dengan kehidupan Zhao Wei. Tapi sekarang dia hanya memiliki perasaan biasa saja kepada Zhao Wei.
Zhao Hui juga tidak mempedulikan pertanyaannya tidak di jawab.
"Kamu tau sebenarnya aku iri dengan Zhao Wei yang dimanjakan oleh nenek. Memiliki pakaian yang bagus, makan makanan enak, dan tunangan yang bagus." Zhao Zhi mendengarkan keluh kesah Zhao Hui sambil menutup matanya. Memikirkan kehidupan Zhao Hui dalam mimpinya.
Zhao Hui yang berusaha untuk mendapatkan kehidupan yang baik yang pasti tidak bisa dia raih karena Zhao Zhi terlalu penurut dan pendiam.
"Cepat mandi dan masak kalian." Nenek Zhao yang keluar setelah dokter Bai meneriaki orang-orang yang berkumpul di ruang tamu.
Karena terlanjur bangun Nenek Zhao memerintahkan untuk mandi dan memasak. Bersiap-siap untuk melakukan pekerjaan.
Anggota keluarga Zhao laki-laki langsung pergi mandi bergantian dan untuk yang perempuan memasak serta membersihkan rumah lalu baru mandi.
Sedangkan Zhao Wei istirahat kembali ditemani ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments