BAB 4

Setelah kejadian tidak sengaja mengintip, Shen Yan berusaha bersikap biasa setiap bertemu Zhao Zhi. Padahal saat malam dia sering memimpikan Zhao Zhi dengan memalukan.

Tapi selama seminggu ini perilaku Zhao Zhi aneh, biasanya Zhao Zhi akan menyapa mereka setiap kali bertemu apalagi dengan sikap antusias Xu Mo pasti ada beberapa obrolan. Di saat mereka mengobrol Shen Yan hanya mendengarkan obrolan mereka.

Sekarang jangankan mengobrol, saling menyapa saja mereka tidak selama bertemu seminggu ini. Membuat Shen Yan bingung dan ingin menanyakan alasannya.

"Zhao Zhi, pagi." Sapa Xu Mo duduk di samping Zhao Zhi yang dengan memisahkan tanah dengan ubi jalar.

"Pelajar Xu, Pelajar Shen, pagi." Balas Zhao Zhi.

Zhao Zhi tidak ingin terlalu dekat dengan Shen Yan karena mimpi tersebut dan merasa aneh setiap dengan Shen Yan. Tapi Zhao Zhi tidak bisa mengacuhkan Xu Mo yang menyapanya dan tidak sopan juga jika dia hanya menyapa Xu Mo sedangkan Shen Yan ada di sebelah.

"Zhao Zhi, kenapa tidak menyapa tadi? Selama seminggu ini kamu menghindar selama kita bertemu. Dan kan aku sudah bilang kamu bisa memanggilku kakak Mo." Keluh Xu Mo.

Xu Mo cukup menyukai Zhao Zhi yang berperilaku pendiam ini. Dia menganggap Zhao Zhi sebagai adiknya. Xu Mo anak terakhir dia memiliki kaka laki-laki. kakak laki-lakinya sibuk di tentara jadi kadang tidak memiliki waktu untuk bermain dengan dirinya. Oleh karena itu Xu Mo ingin memiliki adik tapi tidak bisa karena ibunya memiliki Kesehatan yang tidak baik setelah melahirkannya tentu tidak memungkinkan untuk mengandung.

Ketika dia melihat Zhao Zhi yang mirip khayalan adik yang dia pikirkan, Xu Mo jadi menganggapnya adik dalam hatinya. Jadi Zhao Zhi yang tidak menyapanya ketika bertemu, Xu Mo aneh. Sekarang dia bertemu Zhao Zhi, akhirnya dia bisa menanyakan alasannya.

"Tidak apa-apa, aku hanya lelah karena terlalu banyak bekerja dan lagi kakak Weiwei sedang sakit jadi aku harus membantu merawat." Elak Zhao Zhi.

Sebenarnya Zhao Zhi tidak ingin menghindari Xu Mo tapi karena Xu Mo sering bersama Shen Yan membuat Zhao Zhi mau tak mau menghindarinya juga.

"Kawan Zhao Wei belum sembuh?"

Xu Mo tau Zhao Zhi sering membantu bibi-bibinya jadi dia terlalu memastikan lebih lanjut. Tapi tidak dengan Shen Yan dia tau bahwa ada yang salah dengan Zhao Zhi. Dia ingin bertanya lebih lanjut tapi Shen Yan tidak berani takut dia berbeda dengan karakter dia biasanya dan membuat Xu Mo curiga.

"Iya Kakak Weiwei masih sakit."

"Kakak Yan bukannya kawan Zhao Wei menyukaimu? " Bisik Xu Mo

Shen Yan yang mendengar bisikan Xu Mo mengingat kembali gadis yang sering muncul di hadapannya dan membuatnya risih. Dia telah menolak ungkapan hati Zhao Wei dan berharap dia berhenti menguntitnya diam-diam. Dari rumor yang dia dengar Zhao Wei sang bunga desa memiliki tunangan dan berharap Zhao Wei untuk fokus pada tunangannya.

Shen Yan bertemu dengan Zhao Wei saat kapten menjemput pemuda pelajar. Zhao Wei ikut ke kota karena dia ingin bermain.

Besoknya Zhao Wei muncul di depannya dengan membawa makan dengan alasan yang tidak masuk akal. Tapi Shen Yan langsung menolak dia tidak ingin memiliki hubungan romantis dengan gadis karena dia suatu hari nanti dia kembali ke kota.

Shen Yan tidak ingin saat kembali ke kota dia masih memiliki hutang di desa ini karena hubungan romantis tersebut.

Zhao Wei malah tidak mempedulikan penolakannya, masih melakukan pengejaran, dia bersyukur Zhao Wei melakukannya secara diam-diam dan tidak ada rumor bahwa dia di sukai oleh Zhao Wei.

Apalagi tunangan Zhao Wei seorang tentara dari yang dia dengar, sebagai orang yang keluarganya ada yang berprofesi sebagai tentara tentu dia ingin Zhao Wei menghormati tunangannya dan tidak ada niatan untuk mengejarnya.

"Jangan bicara omong kosong." Kata Shen Yan sambil melirik Zhao Zhi.

Takut Zhao Zhi salah paham mengenai hubungan Zhao Wei dan dirinya.

Janji Shen Yan yang tidak akan memiliki hubungan saat menjadi pemuda pelajar. Tetapi malah hancur ketika bertemu dengan Zhao Zhi.

Awal bertemu memang Zhao Zhi yang kurang pantas, Shen Yan sampai meragukan karakternya yang gampang terprovokasi oleh tubuh yang belum berkembang itu. Tapi berinteraksi dengan Zhao Zhi lambat laun perasaannya menjadi lebih besar.

Tidak ingin Zhao Zhi terlalu dekat dengan lawan jenis dan menyukai dirinya saja tanpa memedulikan lain. Sebenarnya dia cemburu pada Xu Mo yang mengobrol dengan Zhao Zhi. Shen Yan juga ingin mengobrol dengan Zhao Zhi secara alami.

Tapi dia takut jika dia lebih sering berinteraksi dengan Zhao Zhi perasaannya menjadi lebih besar daripada sebelumnya. Dia hanya bisa menahan perasaannya dan berharap hilang seiring berjalannya waktu. Zhao Zhi yang menghindariny hati Shen Yan gundah curiga Zhao Zhi tau tentang perasaannya.

Xu Mo yang mendengar bisikan Shen Yan beralih lagi ke Zhao Zhi, karakter Kakak Yan terlalu kaku pikirnya. "Zhao Zhi kamu belum memanggilku kakak. Cepat panggil." Xu Mo sudah beberapa kali bilang kepada Zhao Zhi untuk memanggilnya kakak tapi Zhao Zhi tidak mempedulikannya.

"Pelajar Xu, aku tidak bisa. Bagaimana jika ada rumor aneh yang beredar jika aku memanggilmu Kakak" Tolak Zhao Zhi.

Xu Mo mengerti dengan tolakan Zhao Zhi tapi tetap saja dia ingin mendengar Zhao Zhi memanggilnya Kakak.

"Sekarang hanya kita kamu bisa memanggilku dengan sebutan kakak. Cepat panggil."

Melihat mata penuh harap Xu Mo hati Zhao Zhi tidak enak dengan pasrah Zhao Zhi menyetujuinya.

"Baik Kakak Mo."

Xu Mo senang Zhao Zhi mau memanggilnya kakak "Karena kamu memanggilku kakak aku sekarang aku menjadi kakakmu, aku akan memanggilmu A Zhi."

Shen Yan yang melihat mereka mengobrol dengan gembira dan mengacuhkan dirinya, Shen Yan cemburu.

"Kawan Zhao Zhi, kamu juga bisa memanggilku kakak" tawar Shen Yan

Zhao Zhi terkejut dengan Shen Yan. Tidak berharap dia akan mengajukan tawaran tersebut.

"kakak Yan apa yang kamu bilang tadi?" Xu Mo juga terkejut dengan kalimat yang diucapkan Shen Yan. Tidak menyangka Shen Yan akan mengajukan kalimat itu, biasanya kakak Yan akan bilang memarahinya jika ada perkataan yang tidak masuk akal. Tapi ini tidak biasanya Xu Mo menjadi curiga.

"aku kakakmu jadi kawan Zhao Zhi harus memanggilku kakak juga. Bukannya kamu menganggap aku saudara?" Shen Yan menerangkan dengan tenang tidak gugup dengan mata selidik Xu Mo.

Xu Mo mengerti dengan ucapan Shen Yan dia langsung menatap Zhao Zhi dengan berbinar "Benar juga, jadi A Zhi kamu bisa memanggil Kakak Yan dengan sebutan kakak juga. kamu sekarang memiliki 2 kakak. Apa kamu senang?"

Zhao Zhi memandang Xu Mo yang bersemangat dan Shen Yan yang berwajah tenang tapi entah kenapa di saat Shen Yan meliriknya sekilas ada harapan pada matanya.

Apakah dia juga ingin memiliki adik seperti Xu Mo?

Entahlah dia tidak berani bertanya. Zhao Zhi hanya mengikuti permintaan mereka, sepertinya dia tidak bisa menghindari mereka hanya karena mimpi walaupun mimpi itu gambaran masa depan tapi itu juga belum tentu.

"Baik, kakak Yan. Tolong jaga aku kakak Mo, kakak Yan." ucap Zhao Zhi

Shen Yan berusaha untuk tidak tersenyum mempertahankan wajah tenangnya.

"Tentu saja kamu akan menjagamu. kamu adik yang kami akui." terang Xu Mo.

"A Zhi, kenapa kau tidak menunggu ku?" Zhao Hui dari kejauhan berjalan menuju mereka bertiga dengan kesal, pasalnya Zhao Zhi menyelinap pergi meninggalkan dirinya untuk meladeni para ibu-ibu yang ingin bertanya mengenai Zhao Wei.

"Kamu sedang mengobrol dengan bibi Lei. Jadi aku duluan." Jawab Zhao Zhi tanpa menatap Zhao Hui.

"Ah sudahlah. Kamu tau aku di suruh dengar keluh kesah bibi Lei tadi."

Zhao Hui duduk di samping Zhao Zhi, melihat ada Xu Mo dan Shen Yan yang bekerja seperti Zhao Zhi.

"Pelajar Xu dan Pelajar Shen, hello." Sapa Zhao Hui asal-asalan.

"Hello, kawan Zhao Hui." Balas sapa Xu Mo

Shen Yan hanya menjawab dengan gumaman.

Zhao Hui juga tidak mempedulikan balasan sapaan mereka. Langsung mengerjakan pekerjaan petani seperti mereka.

"Ngomong-ngomong kalian tadi membicarakan apa? aku lihat dari jauh sepertinya kalian mengobrol dengan asik." tanya Zhao Hui.

"tidak apa-apa. Berdiskusi mengenai desa Zhoajia." bohong Xu Mo tanpa berkedip.

Zhao Hui menjawab dengan gumaman.

"A Zhi, setelah ini ayo ke hutan cari jamur." Ajak Zhao Hui

"Baik. Nanti kita pulang dulu ke rumah, ambil keranjang." Zhao Zhi menerima ajakan Zhao Hui. Sudah lama dia tidak makan jamur.

Jamur yang di ambil Zhao Wei hanya cukup untuk dirinya sendiri. Jadi dia tidak memakannya.

"Kalian berdua saja yang cari jamur?"tanya Xu Mo

"Iya."-Zhao Hui

"Di hutan banyak hewan buas. Dan lagi kalian perempuan hanya berdua saja ke hutan. Kalian jangan terlalu dalam masuknya." Nasihat Shen Yan.

Takut Zhao Zhi terjadi sesuatu saat mencari jamur di hutan.

"Benar, kata kakak Yan." Setuju Xu Mo

"Kami hanya di pinggiran hutan tidak masuk hutan dalam. Dan kami juga sering ke hutan untuk mencari jamur jadi pasti aman. Benarkan, A Zhi?" Jawab Zhao Hui

Shen Yan menatap Zhao Zhi dengan khawatir. Dengan tubuh kecilnya akan masuk ke hutan membuat pemikiran negatif hinggap di otaknya. Bagaimana jika saat mereka mencari jamur terjatuh? Jika bertemu babi hutan?

Shen Yan tidak fokus dalam pekerjaannya

"Benar, kalian tidak perlu khawatir." Zhao Zhi membenarkan ucapan sepupunya. Dengan jaminan Zhao Zhi membuat ke khawatiran Shen Yan berkurang.

"Kalau begitu, hati-hati." - Xu Mo

Percakapan pun berakhir dan mereka pun fokus kembali untuk melakukan pekerjaan.

Waktu berlalu dengan cepat, Zhao Zhi telah menyelesaikan pekerjaannya menunggu Zhao Hui untuk mencari jamur.

Shen Yan dan Xu Mo telah selesai lebih dulu. Sudah kembali ke asrama pemuda pelajar.

"A Zhi, Pelajar Shen benar-benar tampan, kan?" Pertanyaan tiba-tiba Zhao Hui setelah melihat Shen Yan dan Xu Mo menjauh.

"Ah, Iya." Ucap Zhao Zhi

"Apa kamu menyukainya?" Goda Zhao Hui

"Tidak."

"Menurutmu apa pelajar Shen akan menikah dengan gadis desa seperti pemuda pelajar yang lain? Mungkin dia menyukaimu?"

"Aku tidak tau. Tapi mana mungkin dia menyukai gadis desa apalagi diriku. Pelajar Shen mungkin akan kembali ke kota."

Zhao Hui mengangkat bahunya.

"Cepat selesaikan. Kita cari jamur."

Pertanyaan tidak masuk akal membuat Zhao Zhi kesal. Mana mungkin Shen Yan menyukai dirinya. Bahkan bunga desa, Zhao Wei tidak dipedulikan. Apalagi dia yang tidak secantik Zhao Wei.

"Kalo begitu bantu aku."

"Tidak. Cepat selesaikan." Zhao Hui dengan cemberut melihat Zhao Zhi yang berteduh di bawah pohon

"A Zhi, kamu tidak pulang?" Tanya seorang bibi kepada Zhao Zhi.

"A Zhi lagi tunggu sister Hui." Jelas Zhao Zhi tersenyum.

"Kalo begitu Bibi duluan ya."

"Iya, hati-hati."

"Sister sudah belum?" Teriak Zhao Zhi

"Sebentar lagi." Jawab Zhao Hui

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!