Winter baru saja selesai tampil. Berjalan perlahan turun dari panggung sambil menatap arloji di tangan kirinya, sudah pukul 1 pagi. Matanya berkeliling mencari-cari sosok Kaisar.
Winter pun mendekati meja tempat para sahabat Kaisar berada. Dengan sedikit canggung Winter bertanya pada Pedro, karena dia lihat hanya Pedro yang masih normal tidak mabuk. Sedangkan Bryan dan Kyle sibuk dengan wanita nya masing-masing.
“Permisi Tuan Shareef, ” sapa Winter pada Pedro yang menatap nya sedari tadi.
“Hah? Oh iya-iya ada apa, Nona?” jawab Pedro yang kikuk karena hampir lupa dengan sandiwara bahwa dirinya adalah Tuan Shareef. Ingin rasanya Pedro tertawa saat itu tapi di tahan.
“Apakah Kai sudah pulang? Aku tidak melihatnya sejak tadi?”
“Kai? Oh mungkin dia sedang keluar mencari udara segar. ” Pedro menatap raut wajah Winter yang sedikit kecewa.
“Oh, begitu... baiklah terima kasih, Tuan, ” ucap Winter tersenyum ramah. Wanita itu pun pergi meninggalkan Pedro yang masih menatap punggung belakang nya.
Pedro terkekeh, sembari meneguk isi gelas nya. “Kaisar, kau memang hebat...baru beberapa jam saja kau sudah membuat seorang wanita mencari mu. ”
Pedro pun mengirim pesan ke ponsel Kaisar. Memberitahu pria itu bahwa seorang wanita cantik sedang mencarinya.
“Haha...” Kaisar tertawa membaca pesan dari Pedro. Sambil menyesap rokoknya di mobil.
***
Winter memutuskan untuk kembali keruang istirahat nya untuk berganti pakaian. Melepas satu persatu, gaun, aksesoris, dah sepatu hak yang dia kenakan tadi. Lalu berganti baju formal dengan kaos putih ketat serta celana jeans panjang, dan rambut yang dia cepol keatas.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Winter merogoh tas dan mengeluarkan ponselnya. Mata nya berputar dan menghela nafas malas, melihat nama kontak yang tertera.
“Ya? Hallo?”
“Win? Kau sibuk sekarang?” Suara berat seorang pria di seberang panggilan, yang membuat nya menahan sesak di dada jika berbicara padanya. Dialah Jordan Alvarez mantan suami Winter.
“Not really, why?” jawab Winter dengan nada tidak bersemangat.
“Bagaimana Syeera? I'm sorry, aku belum bisa mengunjunginya minggu ini, karena jadwal pekerjaan ku yang padat... kau tahu sendiri sekarang aku sudah diangkat menjadi manager di perusahan...” jelas Jordan.
“It's okay, dia tidak terlalu mencari mu. Jadi kau tenang saja. ” Malas rasanya Winter mendengar ocehan Jordan yang terlalu meninggi.
“Apalagi sekarang kekasihku sedang hamil, aku akan segera menikah-”
“Jadi apa tujuan mu menelpon ku? Tidak usah bicara yang tidak penting, langsung to the poin saja! ” Winter memotong pembicaraan Jordan yang dia anggap sangat tidak penting.
“Haha, baiklah.” Jordan tertawa dengan tidak tahu dirinya memamerkan kehidupan nya yang memuakkan dimata Winter. “Aku ingin mengatakan bahwa aku akan segera mengurus surat hak asuh untuk Syeera.”
Deg.
Winter terdiam dengan mata membulat. Tangan kirinya yang tidak memegang ponsel mengepal dengan kuat. Tatapan matanya juga seketika berubah tajam.
“APA KAU BILANG? Hak asuh? Sudah berjalan selama enam tahun, dan sekarang kau mau mengambil hak asuh Syeera? Are you kidding me?” sergah Winter dengan begitu murka. Jika saja di luar ruangan suara musik tidak keras, mungkin suara nya saat ini sudah membuat semua orang terkejut.
“Aku tidak bercanda, Winter. Aku ingin mengambil hak asuh Syeera! ”
Winter menarik nafas dan membuang nya dengan kasar. Sudah tidak tahan dengan kelakuan Jordan yang memuakkan.
“Selama ini kamu kemana saja? Aku yang mengurusnya selama 6 tahun! Bahkan keluarga mu membuang kami seperti sampah! Syeera adalah anak ku, dan jangan harap aku akan memberikan hak asuh padamu! ”
“Hei, kau lupa? Syeera juga anak ku Winter! Dia tidak pantas hidup dengan ibunya yang seorang pekerja malam! ”
Deg.
Dadanya semakin berdebar. Winter menggigit bibir bawahnya menahan diri agar tidak meledak. Mendengar kata pekerja malam Winter tergetar sangat marah.
“Pekerja malam? Aku tidak menjual diriku, meskipun aku adalah DJ yang bekerja dimalam hari, aku tidak serendah itu! Tolong kau menjaga mulut busuk mu itu, Jordan!”
“Apa bedanya, honey? Tetap saja sama, hahaha. ” Jordan terdengar sedang meremehkan dan menertawakan nya. Membuat Winter semakin tidak kuat.
“I don't care, you know... kau tidak lebih hanya seorang sampah yang pernah mengotori hidupku! Ingatlah, sampai kapan pun aku tidak akan memberikan Syeera padamu! ”
Winter langsung memutuskan panggilan. Dia berpegangan di meja rias menatap dirinya dari cermin. Matanya berkaca-kaca, teringat raut wajah Syeera sang anak.
“Sampai kapan pun aku tidak akan pernah memberikan Syeera kepada Bajingan itu, tidak akan pernah! ”
Winter pun keluar dari ruang istirahat nya. Berjalan di pencahayaan minim melewati orang-orang yang tengah menari di bawah kerlap-kerlip lampu dan dentuman suara musik.
Winter menghela nafas dengan kasar sembari duduk di kursi depan meja bartender. Bartender itu tersenyum kepada Winter sambil mengocok minuman di tangan nya. Winter tersenyum tipis membalasnya.
“Berikan aku satu gelas *****, ” ucap Winter.
Bartender itu mengangkat alis nya sebelah menatap wanita cantik di depan nya itu. “Kau yakin mau minum? ”
Winter mengangguk.
“Baiklah, tunggu sebentar.” Beberapa saat kemudian bartender itu telah selesai dan memberikan segelas minuman yang di minta oleh Winter. “Aku tidak mencampur semuanya hanya 75% saja, nanti kau mabuk berat. Ckck, tidak biasanya kau seperti ini. ”
Winter tersenyum dengan perkataan Bartender itu. Masalah pribadi yang tidak ingin dia bagi dengan orang lain. “Thank you.”
Bartender itu pun pergi dengan senyuman, meninggalkan Winter sendiri. Wanita itu memijit kening nya sembari meneguk isi gelasnya. Perlahan-lahan sedikit demi sedikit isi gelas nya hampir habis.
Winter meneguk kasar isi gelas nya terakhir dan meletakkan gelas itu dengan sedikit kuat di atas meja. “Brengsek kau, Jordan! Aku sangat membencimu! ”
Pandangan nya mulai kabur dan wajahnya memerah karena mabuk. Bahkan tatapan nya menjadi sayu. Winter menundukkan kepalanya di atas meja. Meneteskan beberapa tetes air mata lalu kembali dia usap.
“Oh my god, Winter. Ternyata kau ada disini, aku mencari mu sejak tadi, lihatlah ini sudah hampir jam 2 pagi. Ayo aku antar kamu pulang, kerjaan mu juga sudah beres, ” ucap Esmee yang baru saja datang.
Winter melepaskan tangan Esmee yang merangkul lengan nya. “Pulang saja duluan, sebentar lagi aku pulang.”
“Siapa yang akan mengantarmu jika aku pulang duluan? Oh god, ayolah Winter,” bujuk Esmee kembali.
“Aku akan pulang naik taksi, pulanglah Esmeralda... it's okay I'm fine, ” tolak nya lagi.
Esmee memutar bola matanya. “Baiklah, aku pulang duluan... awas saja kalau aku sudah sampai rumah kau menelpon ku lagi minta di jemput! Aku gak mau!!!!”
Esmee pun melenggang meninggalkan Winter yang kembali menundukkan kepalanya di atas meja. “Aku sangat lelah,” keluh Winter.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Anik Trisubekti
tetaplah jadi winter yang kuat 💪
2023-01-15
0
[🦉]Susi Soemarsi
mintak di bom atom memang nih jordan,berengsek bgt jadi cowok udah nggc mw tanggungjawab skrg mw enaknya aja ngambil anak pas udah gede, emngnya anak tuh kek rongsokan apa😠😠
2023-01-11
4
Triiyyaazz Ajuach
kasian Winter moga anaknya bsa ttp bersamanya
2023-01-09
2