Club malam Diamond, pukul 21 pm.
Seorang wanita baru saja datang. Dia berjalan dengan anggun dan berlenggak lenggok seperti model. Memasuki pintu depan club malam tersebut.
Senyuman manisnya yang memiliki selipan gingsul, dan lesung pipi. Terus ia tampilkan selama perjalanan menuju ruangan khusus miliknya. Semua pasang mata yang berpapasan oleh dirinya, tidak bisa berpaling akan kecantikan nya.
Terutama pada semua pria, yang dia lewati. Pria pria itu akan menyapa nya dengan lembut. Bahkan ada yang sempat sempatnya menyalimi dan mengecup punggung tangan nya. Sembari melontarkan kata kata pujian dan sanjungan padanya. Akan tetapi, dia tidak menanggapinya dengan serius. Karena itu semua sudah biasa, dia hadapi hampir setiap harinya.
Dialah, Fabricia Winter. Wanita cantik berusia 31 tahun. Dia bekerja di club malam Diamond sebagai seorang Disk Jockey. Sudah hampir tiga tahun dia menggeluti pekerjaan itu. Setelah perceraian nya 6 tahun yang lalu.
Winter harus kerja banting tulang, untuk membiayai kehidupan nya. Menjadi seorang Single Mother, tidak lah mudah untuk Winter. Di tahun pertama setelah perceraian. Winter mengalami masa-masa yang sangat sulit.
Tidak ada keluarga yang mau membantunya. Bahkan disaat itu semua keluarganya menjauh, mereka tidak menganggap Winter dan anak nya sebagai anggota keluarga.
Winter hampir putus asa. Merasa tidak sanggup dengan kehidupan nya yang sudah berantakan. Suami yang selingkuh, hingga perceraian jalan nya. Dia harus membesarkan anak nya yang baru berusia satu tahun sendiri. Apapun pekerjaan dia lakukan asal itu masih dibatas wajar. Meskipun status nya yang seorang janda, Winter tidak ingin orang menganggap dirinya rendah.
Banyak teman teman yang menawarkan nya pekerjaan ringan dengan bayaran tinggi. Dengan satu kata, ‘Tidak’. Winter menolak tawaran tersebut. Karena dia tidak ingin menjadi murahan. Apa kata keluarga nya nanti? Atau kata mantan suami nya, jika tahu Winter menjual dirinya. Tentu saja Winter tidak ingin itu terjadi.
Winter lebih memilih hidup susah dari pada harus seperti itu. Dan akhirnya, keajaiban datang. Seorang teman lama datang. Mungkin lebih tepatnya mantan pacar nya waktu SMA. Ia bernama Sean Gelael.
Winter dan Sean memiliki umur yang setara. Sampai sekarang pun Sean belum menikah. Tanpa meminta balasan, dia yang selama ini membantu Winter. Hingga menjadi Disk Jockey yang hebat seperti sekarang.
Cklek.
Winter membuka pintu ruangan khusus yang tertulis di pintu itu ‘DJ Fabricia’. Senyuman nya berubah ketika dia masuk dan menutup pintu kembali dengan rapat. Winter menghela nafas lega dan menjatuhkan tubuhnya disofa berwarna merah muda di sudut ruangan.
“Sial, gara-gara pria tua gila itu aku jadi terlambat!” umpatnya kesal. Karena saat diperjalanan menuju Club malam. Mobil Winter tidak sengaja menyerempet mobil pria tua yang galak nya minta ampun. Ada setengah jam dia berurusan dengan pria tua tersebut.
“Winter, sudah mau mulai giliran mu. Sebaiknya kau cepat ganti baju.” Seorang wanita masuk kedalam ruangan nya. Sambil membawa sebuah gaun berwarna merah ditangan nya. Kemudian meletakkan nya di atas meja di depan Winter.
Winter menghela kembali nafasnya melihat gaun itu lagi dan lagi. Setiap kali memakai gaun itu, Winter selalu merasa kemolekan tubuh nya terlalu nampak. Rugi sekali pikirnya, harus mempertontonkan keindahan tersebut secara gratis.
“Sudah lah, gak usah cemberut gitu. Lagi pula bayaran mu malam ini tinggi,” celetuk wanita itu lagi karena melihat wajah manyun dari Winter.
Winter menatap wanita yang sudah menjadi sahabatnya selama kurang lebih dua tahun belakangan. Dia adalah Esmeralda, atau sebut saja dia Esmee.
“Apa maksudmu? Memangnya malam ini ada siapa yang datang?” tanya Winter dengan dahi mengkerut.
“Kau tak tahu? Malam ini seorang Billionare muda pemilik Shareef Company ada di club malam ini,” jawab Esmee dengan bersemangat. Ia meraih tangan Winter dan menarik nya untuk berdiri.
“Huft, sangat membosankan. Kapan aku bisa mendapat pekerjaan yang tenang? Hingga aku visa pergi dari tempat ini.” Winter menghela nafas lelah, sambil membuka satu persatu pakaian yang dia pakai. Lalu menggantinya dengan gaun merah yang dibawa oleh Esmee.
“Woah, kau memang the best woman, Winter.” Esmee berdecak kagum melihat kecantikan sahabatnya itu.
Gaun merah itu memang membuat Winter semakin bersinar. Bukan hanya cantik tapi Winter juga begitu seksi. Esmee merasa begitu iri dengan kemolekan tubuh Winter.
“Apaan sih? Lagian aku sangat tidak suka dengan gaun ini,” sahut Winter dengan malasnya.
“Hahaha, ingat kau melakukan ini untuk siapa? Untuk Kiara kan, kalau begitu kau harus rela mengenakannya malam ini,” ucap Esmee terkekeh. Dia menarik Winter keluar dari ruangan tersebut. Menuntun nya menuju belakang panggung. Ketika MC mulai memanggil namanya.
“Ayo semua, beri sambutan kepada DJ Fabricia. Malam ini kita akan dimanjakan oleh musik yang dia mainkan,” kata MC yang mulai membuka acara. Dengan mic yang menggema.
Dengan anggunnya Winter naik ke atas panggung. Berlenggak bagaikan model, melambaikan tangan dengan senyuman yang merekah. Winter menatap satu persatu wajah para tamu. Di kegelapan lampu yang berkelap-kelip. Namun matanya tertuju kepada seorang pria dengan wajah tampan dan senyuman menawan.
“Apakah meja itu dihuni oleh para Billionare muda? Mereka semua sama tampan nya. Namun, aku tidak perduli ... yang jelas sekarang aku harus bermain dengan baik,” gumam Winter.
Winter tersenyum dan melambai genit kearah meja bartender yang berada tepat di depan panggung. Yang ditempati oleh empat pria tampan. Winter mengedipkan satu matanya. Sengaja meninggalkan kesan bersahabat kepada empat pria itu. Benar saja, keempat pria itu tidak berhenti menatap kecantikan Winter.
***
Disisi lain.
Kaisar terus tersenyum. Matanya terus mengikuti langkah kaki Winter yang menuju meja tempat dia memainkan musiknya.
“Dia sangat cantik, dan juga seksi,” decak kagum Bryan yang matanya tak berhenti menatap Winter.
“Kau benar, dia sangat mengagumkan,” sahut Kyle tak kalah terpukau oleh Winter.
Kaisar menoleh ke arah dua sahabatnya yang mata keranjang itu. Menatap sengit, sambil meraih gelas dan meminumnya secara kasar. Membuat Bryan dan Kyle harus menelan salivanya, merasa tertekan dengan tatapan menyeramkan Kaisar.
“Kyle, sepertinya kita kalah. Jika seorang Kaisar sudah menginginkan seorang wanita. Dia pasti akan mendapatkan nya, dan kita sudah tidak punya harapan lagi,” ucap Bryan merangkul Kyle dengan menatap melas ke arah Kaisar.
Kaisar tersenyum miring melihat kedua sahabat nya itu. Namun ketika dia hendak beranjak dari kursinya, ada seorang wanita yang berjalan sempoyongan. Dia menabrak Kaisar dan tidak sengaja menumpahkan minuman pada kemeja Kaisar.
“Tuan, maafkan aku,” ucap wanita itu.
Kaisar menatap wanita itu dengan tajam. Tentu dia marah, Kaisar menarik nafas panjang. Lalu membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Karena malam ini suasana hatinya sedang baik. Dengan kehadiran Winter. Kaisar melepaskan wanita yang sudah membuat kotor pakaian nya.
Kaisar menoleh ke arah para sahabatnya yang tertawa cekikikan. Menertawakan pakaian nya yang rapi kini basah terkena minuman. Bayangkan seorang Kaisar Shareef dengan kemeja kumal dan penuh bercak merah minuman.
“Jika kalian tidak diam, aku akan membatalkan semua kerja sama dengan perusahan kalian masing-masing.”
Ancaman Kaisar sontak membungkam mulut ketiga sahabatnya itu. “Baiklah, kami akan diam.”
“Aku akan segera kembali,” ucap Kaisar kesal seraya berlalu pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
🌼 Pisces Boy's 🦋
aku mampir...
2023-02-10
0
Anik Trisubekti
jatuh cinta pada pandangan pertama ya Kai
2023-01-15
0
Triiyyaazz Ajuach
Kaisar terpesona pada pandangan pertama
2023-01-09
2