“Jadi ... sudah berapa lama kau bekerja dengan Tuan Shareef?” tanya Winter.
Kaisar memandang Winter yang juga sedang menatap ke arah nya. “Maksudku, bukan kah kau bilang tadi bahwa kau adalah supir pribadi Tuan Shareef,” jelas Winter kembali.
“Oh, kau benar aku adalah supir pribadinya. Aku sudah bekerja selama lima tahun dengan Tuan Shareef,” kata Kaisar membenarkan perkataan Winter. Namun dia sempat berpaling menahan tawanya yang hampir kelepasan.
Supir pribadi? Hahaha, Kaisar hendak tertawa sekerasnya. Dia sudah gila karena menyebut dirinya adalah seorang supir. Tapi entah kenapa Kaisar malah ingin membuat Winter terus menganggap bahwa dirinya adalah seorang supir. Dan bukan seorang Billionare.
“Bagaimana dengan mu? Sejak kapan kau menjadi Disk Jockey?” tanya Kaisar.
Winter tersenyum dia menggulung rambut panjang nya, mencepol keatas. Kaisar menelan saliva nya melihat leher jenjang Winter yang putih dan menggoda.
“Sudah tiga tahun aku seperti ini...” Winter tersenyum menatap Kaisar yang masih termangu menyimak perkataan nya.
“... yah bisa dibilang untuk mencapai posisiku sekarang sangat lah tidak mudah, ” sambungnya dengan helaan nafas yang panjang.
Kaisar menatap Winter dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sepertinya hidup wanita ini begitu berat. Perasaan iba tiba-tiba muncul. Terlebih melihat raut wajah Winter yang seketika berubah sendu saat membicarakan tentang nya.
“Tidak apa-apa, sekarang pun kau sudah terlihat hebat...selamat untuk perjuangan mu.” Kaisar mengulurkan tangan nya di depan Winter.
Wanita itu menatap wajah Kaisar dan tangan nya secara bergantian. Baru kali ini ada seseorang yang mengucapkan selamat padanya untuk perjuangan nya selama ini. Bahkan Sean pun tidak pernah berkata seperti ini padanya. Tapi Kaisar yang baru saja dia temui, sudah mengatakan hal itu.
Mata Winter sedikit berair. Dia menarik nafas dan mengusap ujung matanya menggunakan jarinya yang lentik, lalu meraih tangan Kaisar.
“Thank you, Kai...” Winter tersenyum manis.
“No problem, Winter.” Kai membalas senyuman itu dengan seringaian yang tersembunyi.
“Fabricia Winter? Nama yang indah, aku suka...” batin Kaisar.
Mata Kaisar tidak bisa berpaling dan berhenti menatap indahnya ciptaan tuhan di hadapan nya. Saat Winter sesekali tersenyum, diam-diam jantung Kaisar berdebar. Senyum yang indah, sayang sekali senyuman itu tidak diperlihatkan oleh nya saat berada di atas panggung. Winter bagaikan orang lain saat berada di atas panggung.
Apakah ini sisi asli dari dirinya? Kaisar tidak berhenti bertanya-tanya di dalam hati. Semakin dia ingin mengenal sosok Winter.
Tidak terasa lima belas menit telah berlalu. Winter sampai melupakan jika beberapa menit lagi dia akan naik ke atas panggung kembali. Entah kenapa bicara dan sesekali bercanda dengan Kaisar membuat nya nyaman. Winter merasa Kaisar tidak seperti pria-pria yang lain, yang sangat antusias untuk berkenalan dengan nya.
“Permisi, Nona Winter...lima menit lagi giliran anda. ” Seorang pelayan datang menghampiri keduanya.
“Oh my god, aku sampai lupa...baiklah aku segera bersiap, ” jawab Winter sambil menepuk jidad nya karena lupa.
Kaisar tersenyum tipis sambil memalingkan wajahnya kearah lain. Melihat tingkah Winter yang lucu menurutnya.
“Aku siap-siap dulu, ya.” Winter menyentuh pundak kanan Kaisar. Membuat pria itu sangat terkejut dan sontak menoleh ke arah Winter yang tersenyum manis.
“Pergilah,” ucap Kaisar.
Winter pun segera melangkah pergi. Namun langkah nya terhenti di ambang pintu masuk drai balkon. Dia kembali menoleh ke arah Kaisar. Kaisar yang saat itu juga menatap kepergian nya, terkejut melihat Winter yang berbalik.
“Kaisar, kau jangan pergi kemana-mana oke!? Aku masih ingin berbicara denganmu.” Winter pun berlalu pergi dengan senyuman yang tidak terlihat oleh Kaisar. Entah kenapa hati nya begitu nyaman berada dekat dengan Kaisar. Yang dia tahu hanyalah seorang supir.
Kaisar tersenyum tipis dan kembali berbalik menatap keindahan kota. Sambil menyesap batang rokoknya yang akan habis dengan beberapa kali isapan.
“Dia tidak seperti wanita-wanita malam yang biasa aku kencani, aku penasaran dengan kehidupan nya.”
Kaisar membuang sisa puntung rokoknya kesebuah kolam ikan. Kemudian kembali masuk kedalam klub, untuk bergabung dengan sahabat-sahabatnya.
“Wow, lihatlah ada seorang supir pribadi disini hahaha,” ucap Bryan tertawa sambil merangkul Kyle.
“Entah drama apa lagi yang akan di mainkan oleh nya...aku adalah supir pribadi sahabatku, hahaha,” sambung Kyle yang tidak bisa menahan tawanya.
Sedangkan Pedro hanya tersenyum menggelengkan kepala menatap ketiga sahabatnya itu. Kemudian mengangkat gelas nya dan bersulang dengan Kaisar yang berada di sebelahnya.
Pencahayaan semakin redup dan lampu kerlap-kerlip semakin ramai. Sudah waktunya penampilan dari Winter kembali. Wanita cantik itu kini nampak semakin seksi dengan balutan gaun berwarna silver sebatas paha. Dada yang terbuka dan kaki jenjang nya yang putih membuat para kaum pria berteriak memujanya.
Kaisar memperhatikan para pria yang tergila-gila pada Winter. Bodoh, pikirnya. Kaisar meneguk minuman di gelas nya. Menatap Winter yang berjalan ke arah meja tempur nya.
Wanita itu juga menatap nya tersenyum dan bahkan mengedipkan matanya dengan genit kepada Kaisar. Kaisar tersenyum tipis sambil geleng-geleng kepala. Bryan dan Kyle melihat Winter yang memberi senyuman dan kedipan genit kepada Kaisar.
“Wow, amazing... kau lihat itu? DJ Fabricia main mata dengan Kaisar? Ups, maksudku pada seorang supir... ” Bryan menepuk tangan nya dan menatap Kaisar dengan tatapan tidak percaya.
“Kau harus belajar banyak dari Kai, jika ingin menaklukan hati wanita, hahaha,” sambung Kyle yang juga tak kalah terpukau dengan Kaisar. Pria itu padahal sudah mengaku sebagai seorang supir, tapi pesona nya selalu membuat semua wanita jatuh hati.
Lagi-lagi Pedro hanya tersenyum geli melihat tingkah para sahabatnya itu. Pedro menatap Kaisar yang tatapan nya terus tertuju pada Winter.
"Kai, sebenarnya apa yang kau lakukan? Kenapa kau harus berbohong jika kau adalah seorang supir? Dan bagaimana dengan Dj Fabricia? Kau ingin mengencaninya?” tanya Pedro.
Kaisar menoleh ke arah sahabatnya itu lalu tersenyum miring. “Entahlah, aku merasa permainan ini sangat menarik... kisah cinta seorang supir dan disk jockey yang seksi. ”
Pedro menggelengkan kepalanya. “Hati-hati Kai, terlalu banyak bermain-main... kau akan jatuh cinta benar-benar.”
Kaisar mengernyitkan dahinya menatap Pedro dengan tajam. “Apa-apaan sih kau ini! Tidak usah bicara yang tidak-tidak... setidaknya jika aku jatuh cinta pada seseorang, aku pasti akan memperjuangkan nya! Tidak seperti dirimu yang bahkan kau melepaskan cinta demi perjodohan bullsyit! ”
Kaisar Tiba-tiba kehilangan arah. Dia malah marah kepada Pedro dan meluapkan emosinya yang tertahan. Karena kebodohan sang sahabat yang begitu patuh pada orang tuanya. Pedro yang malang, merelakan cinta demi kebahagiaan keluarganya.
Pedro terdiam karena ucapan Kaisar. Itu semua benar, apa yang Kaisar katakan benar. Dia terlalu pengecut untuk memperjuangkan kebahagiaan nya sendiri.
Kaisar tersadar dari amarah nya. Menatap Pedro yang tertunduk menatap gelas di tangan nya. Kaisar menghela nafas nya merasa tidak tega sudah memarahi sahabatnya itu.
“Im sorry, bro... aku keluar dulu,” ucap Kaisar menepuk pundak Pedro. Merasa sangat bersalah karena ucapan nya.
Pedro mengangguk dengan senyuman. Walaupun Kaisar tahu bahwa itu senyuman palsu, dia tahu bahwa Pedro sangat sedih dengan perkataan nya.
Kaisar pun pergi meninggalkan ketiga sahabatnya itu sambil membawa gelas minumannya. Dari atas panggung Winter melihat Kaisar yang pergi meninggalkan ketiga pria itu. Matanya tidak berhenti menatap kepergian Kaisar.
“Kemana dia pergi? Sudah ku bilang jangan kemana-mana! ” gerutu Winter.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Anik Trisubekti
semoga kebohongan di awal tidak akan menghancurkan segalanya Kai
2023-01-15
0
[🦉]Susi Soemarsi
ini ceritnya pada salingpenasaran ya🤭😅
2023-01-11
2
Triiyyaazz Ajuach
mkin menarik ini kisahnya
2023-01-09
1