Setelah Yukina memasuki umurnya yang ke 17 tahun, kami berlima langsung menuju ke tempat akademi berada.
Tempat akademi itu berada di pusat ibu kota, yaitu di Chronoa. Dimana, tempat akademi ini dipenuhi dengan banyaknya penyihir kuat dan orang - orang yang telah berevolusi menjadi seorang hero.
Aku, Yukina, Leon, Baron dan juga Alexa pergi menuju ke tempat itu.
Setelah melalui perjalanan panjang menuju ke akademi dengan menggunakan kaki kami, akhirnya kami sampai didepan akademi Iroas.
"Wow, ini sangat besar! Bangunan ini sungguh megah!" Alexa kagum dengan kemegahan dari bangunan akademi Iroas.
Tiba - tiba datang datang dua orang yang memakai seragam seperti seorang penjaga.
"Kenapa kalian hanya berdiri didepan akademi ini? Apa kalian ada urusan disini? Jika tidak, maka segera pergi!" penjaga gerbang akademi Iroas mengusir kami.
'Hah? Ada apa dengan om - om ini? Mereka datang dan langsung memarahi kami!' Alexa bergumam dalam hatinya.
"Maaf! Tapi, kami berlima kesini untuk mendaftar menjadi bagian dari murid akademi Iroas ini!" aku menjelaskan kepada dua penjaga gerbang, bahwa kami ingin mendaftar ke akademi ini.
Tiba - tiba kedua penjaga itu terdiam sejenak.
"Hahaha, jadi kalian datang kesini untuk mendaftar di akademi ini ya? Baiklah, masuklah kedalam. Semoga kalian berhasil, bocah - bocah!" penjaga gerbang itu mengizinkan masuk.
"Terima kasih banyak!"
Setelah mereka membukakan gerbang akademi, kemudian kami berlima pun langsung berjalan menuju gedung tempat untuk mendaftar menjadi murid di akademi ini.
"Tadi, waktu awal berbicara dengan kita, penjaga itu sangat menyeramkan. Namun, tiba - tiba mereka tertawa kita! Sungguh om - om yang aneh!" Alexa terus bergumam.
"Oi, Alexa! Tidak bisakah kau berhenti berhenti untuk mengeluhkan tentang segala hal? Telingaku sampai lelah mendengarkan keluhan yang keluar dari mulumu itu. Dimana keluhanmu itu, berisikan tentang keluhan yang tidak jelas," Baron mengeluh tentang ocehan yang Alexa ucapkan.
"Apa? Aku tidak mengeluh! Mungkin telingamu saja yang terkena gangguan, Baron!" Alexa merasa bahwa dia tidak berlebihan dalam mengeluh.
"Tidak, kami juga selalu mendengarmu mengeluh loh, Alexa!" aku, Yukina, dan Leon selalu mendengar keluhan dari Alexa juga.
"Sudahlah teman - teman!!" Alexa merasa sedikit malu.
Aku dan temanku yang lain pun langsung tertawa melihat Alexa yang malu - malu.
Setelah kami berlima selesai berbincang - bincang ditengah perjalanan menuju gedung pendaftaran, akhirnya kami pun telah sampai ditempat tersebut.
Melihat kami yang sampai ditempat itu, salah satu staff disitu pun langsung bertanya, "Apa ada yang bisa kami bantu?"
Aku pun menjawab untuk mewakili kami berlima, "Kami berlima ingin mendaftar di akademi Iroas ini!"
"Baiklah, kalau begitu bisakah kalian menyebutkan nama dan juga dimana tempat tinggal kalian?" staff itu menanyakan tentang nama dan tempat tinggal kami.
Lalu, kami pun menjawab dengan satu - persatu.
"Bryan Chevalier."
"Yukina Glace."
"Leon Shirogane."
"Baron Lumiere."
"Alexa Fleur."
Lalu, kami menyebutkan tempat tinggal kami secara bersamaan, "Kami berasal dari desa Xirasia!"
Setelah kami mengatakan tentang nama dan tempat tinggal, staff itu pun langsung memasukan informasi tersebut dalam sebuah alat.
Lalu, staff itu pun menyuruh kami masuk ke tempat untuk melakukan sebuah tes.
Di akademi Iroas ini terdapat 6 tingkatan kelas, berdasarkan kekuatannya.
Kelas tertinggi berada pada tingkat-S, dibawahnya ada kelas-A, kelas-B, kelas-C, kelas-D, dan kelas-E.
Untuk kelas-A dan B, dibagi lagi menjadi kategori A-unggulan, A-normal, B-unggulan, dan B-normal.
Kelas-D dan kelas-E hanya berisikan orang - orang yang bertempat tinggal diluar ibu kota Chronoa. Sekuat apapun orang itu, pada saat awal pendaftaran maka orang itu akan berada pada kelas-D.
"Orang selanjutnya, silahkan memasuki arena tes!"
Setelah menunggu sedikit lama, akhirnya giliran kami untuk melakukan tes pun tiba.
Dalam arena tes tersebut terdapat sebuah 'Magic Gauge' atau disebut sebagai alat pengukur sihir.
Kami disuruh untuk menyerang alat itu menggunakan skill yang kami miliki. Namun, alat itu tidak mengeluarkan angka atau warna untuk mengukur tes kami. Tes kami dinilai langsung oleh seorang penguji dan pendamping nya disini.
"Baiklah, aku akan maju terlebih dahulu!"
Aku maju sebagai pertama.
"Kau telah membaca tata caranya kan? Kalau begitu langsung saja mulai!" penguji itu menyuruhku untuk segera menyerang alat pengukur sihir tersebut.
Aku menyelimuti pedangku yang masih bersarung menggunakan api hitam kebiruanku.
Lalu, aku melakukan tebasan kearah alat pengukur sihir itu, sehingga terjadi ledakan yang besar. Namun, arena tersebut dilindungi oleh sistem pelindung yang sangat kuat, sehingga itu membuat arena tersebut aman.
"W-wow...." penguji dan pendamping nya itu pun terkejut.
"Ya, seperti biasa. Dia luar biasa!" ucap Baron.
"Kalau begitu, aku yang akan maju sekarang!"
Yukina maju untuk melakukan tes.
Yukina mengeluarkan bongkahan es yang besar menggunakan sihir miliknya. Ia pun langsung mengarahkan serangan itu ke alat pengukur sihir.
Serangan yang ia lancarkan membuat seluruh area disitu pun menjadi es.
"Seperti biasa, putri es kami sangatlah dingin!" ucap Alexa.
"Apa ini? Mereka berdua luar biasa!" gumam dalam hati penguji tersebut.
"Kalau begitu, sekarang giliranku!" Leon ingin maju.
Namun....
"Hah? Aku yang akan maju setelah ini, Leon!" Baron pun juga ingin maju.
"Siapa yang mengizinkanmu untuk maju, Baron? Sekarang adalah giliranku!" Alexa juga tidak ingin kalah.
Perdebatan pun terjadi.....
Mereka bertiga berdebatan untuk menentukan siapa yang akan maju sekarang.
"Kalau begitu, bagaimana kita tentukan dengan bertanding?" saran dari Baron.
"Ya, aku setuju!" Alexa dan Leon menyetujui hal itu.
Mereka bertiga pun langsung melepaskan mana yang ada pada tubuh mereka.
Penguji yang merasakan hal itu pun terkejut.
"Berhenti!"
Penguji itu menghentikan mereka bertiga sebelum memulai pertandingan.
"Sudah cukup! Aku telah merasakan mana sihir dari tubuh kalian. Itu cukup untuk mengukur kalian bertiga."
"Hah? Tapi aku belum menyerang alat pengukur sihir itu!" Baron merasa tidak puas.
"Alat pengukur sihir hanya salah satu prosedur untuk menempatkan siswa pada kelas mana. Namun, aku bisa menilai sendiri kemampuan semua murid. Dan kalian semua akan ditempatkan pada kelas-D!"
"HWAAAA.....Kita semua berhasil melewati ujian ini dan masuk pada kelas yang sama!"
Alexa berteriak senang karena kami berlima berhasil masuk ke akademi ini.
"Kalau begitu, kembali dan katakan pada staff itu bahwa kalian lolos dan masuk ke kelas-D!"
Penguji itu menyuruh kami berlima untuk kembali ke staff, dan mengatakan seperti apa yang penguji itu suruh.
Kami berlima pun langsung pergi meninggalkan tempat ujian, dan berjalan menuju ke tempat staff tersebut.
"Mereka berlima adalah harapanku! Meskipun mereka berasal dari pedesaan kecil, namun memiliki potensi yang kuat. Mungkin saja, mereka dapat mengubah pandangan orang - orang di ibu kota terhadap orang di pedesaan, benar kan?" ucap penguji itu.
"Itu benar, tuan Rexon! Mereka berlima berbeda dengan murid - murid yang berasal dari pedesaan selama ini. Mungkin saja, mereka berlima bisa melampaui orang - orang itu!" jawab pendamping itu.
Kami pun sampai ke tempat staff tersebut.
"Oh, kalian telah kembali. Bagaimana hasil kalian berlima?" tanya staff tersebut.
Aku pun menjawab, "Hihihi....Kami berlima lolos dan masuk di kelas-D!"
"Luar biasa! Kalau begitu, letakkan telapak tangan kalian sebelah kanan diatas alat ini!"
Staff itu menyuruh kami untuk meletakkan telapak tangan kami diatas alat yang ada didepan kami.
Lalu, muncul sebuah tanda seperti simbol bernamakan nama kami.
"Itu adalah identitas kalian, yang bernamakan nama kalian dengan khas dari akademi ini. Untuk mengetahui bahwa kalian adalah sekutu."
Kami semua pun senang dan berterima kasih kepada staff tersebut, lalu pergi menuju kelas-D berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Zahra Aulia
Bisa ini kalau naik ke A-Class
2023-07-07
2
mama zha
rasa yang punya novel ini pemilik grub Apa gitu atau sama namanya yah
2023-07-04
1
Nuhume
Aku bacanya korona🙈😭
2023-06-24
0