The Magic Knight
"Aaaaarrrrgggghhhhh!!!"
Terdengar suara teriakan yang menggema dari segala sudut desa.
Teriakan akan kesakitan, dan teriakan akan permintaan tolong terdengar dengan amat keras.
Peristiwa yang dikenal sebagai "Purnama Merah Berdarah."
Sebuah peristiwa mengerikan, terjadi pada suatu pulau tersebut.
Dari kejadian tersebut, hanya seorang gadis kecil yang mampu bertahan dan kembali hidup - hidup. Seorang gadis kecil, dengan rambut berwarna putih, seputih salju.
"A-ayah! Ibu! Kakek! Nenek! Semuanya! Tolong, kumohon jangan tinggalkan aku sendiri! Aku takut hidup sendirian!" gadis kecil itu menangis melihat keluarganya yang telah berada di ambang kematian.
"Nak, maafkan ibumu ini! Perjalanan hidup kamu masih sangatlah panjang. Meskipun nanti banyak hal - hal berat yang akan kamu lalui di masa depan, ibu sangat yakin pasti ada sosok orang yang disebut 'sahabat' akan membantu kamu melalui hal itu!" ibu dari gadis kecil itu memberikan sedikit ucapan terakhir kepadanya.
"Ti-tidak, ibu! Aku tidak ingin berpisah dengan kalian semua!" gadis kecil itu terus menangis, dan tidak ingin berpisah dengan keluarganya.
"Maafkan ayah juga ya! Karena ayah tidak bisa melihat langsung masa pertumbuhan putri semasa wayah ayah, menjadi sosok wanita yang kuat dan tangguh di masa depan nanti. Berjanjilah pada ayahmu ini, kamu akan menjadi wanita yang luar biasa!" ucap ayah gadis kecil itu sambil mengusap rambut dari anaknya.
"Tidak, ayaaaahhh!!!!!"
"Semuanya, keluarkan sisa kekuatan sihir dan energi kehidupan kalian! Dan kita akan membuat 'Infinite Defense' untuk melindungi Yukina! Kita tidak boleh mati dengan sia - sia!" perintah dari ayah gadis kecil itu.
"Yaaaa!!!" teriak semua orang yang berada disekitarnya.
Disisi lain, terlihat sebuah kapal besar yang sedang berlayar diatas ombak lautan. Sebuah kapal besar yang mengangkut banyaknya penyihir.
"Hahaha, ini adalah akhir dari desa dan pulau itu! Akan kubakar dan ledakan pulau ini hingga tak meninggalkan apapun. Entah itu keberadaan, barang, maupun penduduknya!" ucap komandan yang memimpin kapal tersebut.
"Memanaslah...."
Sebuah kobaran api yang sangat besar dan panas muncul diatas tangan komandan kapal tersebut. Sebuah api yang membakar habis oksigen disekitarnya.
Namun, sebelum dia mengeluarkan api tersebut, pasukan miliknya telah membuat pelindung resistansi api yang membuat mereka masih memiliki oksigen - oksigen tersebut.
"Dengan aku sebagai pusat sihirnya, aku akan memadatkan energi sihir dan energi kehidupan ini, dan membuat sebuah pertahanan tak terbatas!" ayah Yukina hendak mengeluarkan Infinite Defense.
"Blaze Blast!"
Sihir api dengan tekanan yang sangat kuat, dengan suhu mencapai 1.000.000°C telah dikerahkan menuju pulau tersebut.
"Terbentuklah, Infinite Defense!"
Pertahanan mutlak yang bahkan mampu menahan serangan ruang dan waktu telah tercipta. Pertahanan itu membentuk sebuah lingkaran, dan berputar mengelilingi tubuh dari Yukina.
Dalam waktu yang bersamaan, hantaman dari sihir Blaze Blast yang dikerahkan menuju pulau tersebut mengakibatkan ledakan yang sangat dahsyat.
Kobaran api dari skill Blaze Blast, membakar setiap sudut dari pulau hingga tanpa menyisakan apapun. Bahkan, air laut yang berada disekitar pulau itu pun menguap.
"Ti-tidak! Kumohon, jangan tinggalkan aku sendiri!" Yukina menetaskan air matanya terus - menerus tanpa henti.
Tubuh dari ayah dan ibu Yukina berubah menjadi roh murni atau jiwa yang tidak memiliki tubuh fisik.
"Komandan, sepertinya masih ada satu orang yang tersisa disana!" ucap salah satu bawahan komandan tersebut.
"Apa hanya tersisa satu saja?" tanya komandan kapal.
"Ya, aku hanya dapat bahwa dia satu - satunya yang berada disana!"
"Ayah, ibu, ada apa dengan tubuh kalian?" tanya Yukina.
"Ah, bahkan ketika kami berada dalam bentuk roh murni, kamu bahkan bisa melihat dan berinteraksi dengan kami? Kamu benar - benar anakku yang luar biasa, Yukina!" ucap ayah Yukina.
Yukina mampu melihat dan berinteraksi dengan jiwa, atau roh murni dari orang tuanya. Yang bahkan semua orang tidak dapat melihat, maupun berinteraksi.
"Ayah, Ibu, jangan tinggalkan aku!"
"Nak, meskipun ayah dan ibu sekarang tidak berada disamping Yukina lagi, kamu harus ingat bahwa ayah dan ibumu akan selalu mengawasi pertumbuhan putri tercinta kami. Maka dari itu, ayah dan ibu berharap pada Yukina, tumbuhlah menjadi bunga yang mekar meskipun dalam padang darah berkobar! Maaf, telah membuatmu menanggung beban yang amat besar di masa depan nanti!" pesan dari ayah Yukina.
"Yukina, tidak ada lagi yang ibu sampaikan padamu. Ibu hanya ingin mengatakan satu hal, ibu sangat mencintai Yukina lebih dari apapun. Maka itu, teruslah hidup demi ibu dan ayahmu ini, Yukina!" pesan terakhir dari ibu Yukina.
"Ma-maka dari itu, ayah dan ibu hiduplah bersama aku!"
"Maaf, tapi ayah dan ibumu sekarang tidak bisa tinggal di dunia ini lagi, Yukina. Tapi, suatu saat kita pasti bertemu lagi, yang pasti tidak di dunia ini lagi!" ucap ayah Yukina.
"AARRGGHHHH.... MEMBEKULAH SEMUANYA!"
Secara mengejutkan, terpancarkan energi yang sangat kuat dari tubuh Yukina. Udara panas akibat serangan musuh, mulai berganti menjadi udara dengan suhu yang dingin.
Api yang berkobar, tiba - tiba membeku.
Tidak hanya itu, bahkan pulau dan air laut disekitar juga ikut membeku, lalu hancur berkeping - keping.
"Ko-komandan! Pulau yang terbakar, sekarang telah membeku!"
"Apa? Kejadian seperti ini, sungguh sangat mustahil dilakukan!"
Mereka semua terkejut melihat kejadian yang ada didepan mata mereka.
Lalu, komandan itu melihat kearah pulau tersebut. Ia melihat gadis kecil yang berdiri diatas bongkahan es, dengan sebuah barrier mengelilingi tubuhnya.
"Jangan bilang, gadis kecil itu yang melakukan ini semua? Bahkan Blaze Blastku, mampu dipadamkan?" komandan tersebut masih tidak percaya dengan keadaan yang terjadi didepan matanya.
"Kalau begitu, akan aku serang sekali lagi menggunakan skillku! Memanaslah...."
Sebelum komandan tersebut mengeluarkan sihirnya, keadaan tiba - tiba menjadi sangat hening.
Penglihatan mereka semakin lama, semakin kabur. Tanpa disangka, ternyata muncul kabut yang mengelilingi pasukan mereka.
"Kabut? Entah kenapa, firasatku menjadi tidak enak!" ucap komandan tersebut.
"Putar balik kapalnya! Kita harus segera pergi dari sini, dan melaporkan kepada tuan kita yang sebelumnya telah pergi dari tempat ini! Firasatku menjadi semakin buruk!" perintah komandan kapal tersebut.
"Hoh, firasat buruk apa yang kau rasakan dari diriku?"
Sebuah sosok pria misterius datang diatas kapal yang mereka tempati. Seketika kabut menjadi tebal, dan suasana menjadi semakin sunyi dan hening.
"Ka-kau siapa? Dan hawa dingin apa ini? Ini bukan hawa dingin yang biasa, tapi seperti hawa dingin akan kematian!" komandan kapal menjadi semakin panik.
"Kau tidak perlu tahu siapa aku, karena yang akan kamu ketahui adalah tentang kematianmu. Tidak perlu basa - basi, karena kematianmu telah ditentukan ketika aku datang. Matilah dalam kematian instantku!"
Aura yang sebelumnya ditekan oleh pria ini pun akhirnya dilepaskan. Aura yang terpancarkan telah menekan semua orang yang berada disekitarnya, dan membuat semua tenggelam dalam kematian instant.
"Ternyata tak sekuat yang kuduga, lalu bagaimana cara mereka mengalahkan pria itu? Tadi, mereka berkata tentang "tuan", apa dia yang telah melakukan ini?" gumam pria kabut.
"Gadis kecil berambut putih, infinite defense, dan juga sihir es. Tidak salah lagi, dia anak dari pria itu. Pria yang merupakan salah satu bagian dari 'Nine Of Fallen Angel Door Guards' Iclayn. Maafkan aku temanku, karena datang telat. Tenang saja, aku dan yang lainnya pasti akan merawat anakmu!"
......................
"YUKINA! YUKINA! BANGUNLAH YUKINA!"
Aku membangunkan Yukina, yang sedang tertidur dengan wajah pucat dan mengeluarkan banyak keringat di wajahnya.
"HAAAAA-AAAA!!!"
Yukina terbangun dari ranjangnya dengan nafas yang terputus - putus.
(Sial! Kejadian 8 tahun yang lalu itu, masih terus menghantui pikiranku!) gumam Yukina dalam hatinya.
Lalu, aku mengambilkan segelas air untuk diminum oleh Yukina.
"Terima kasih! Tapi, ngomong - ngomong kenapa kalian semua ada disini?" tanya Yukina.
Oh iya, ngomong - ngomong aku adalah Bryan. Bryan Chevalier! Pria yang memiliki rambut merah keemasan itu adalah Leon, pria berambut kuning adalah Baron, dan gadis berambut hijau adalah Alexa.
Aku melirik kearah teman - temanku yang lain.
"SELAMAT ULANG TAHUN YANG KE 17, YUKINA!"
Hari ini adalah ulang tahun dari Yukina. Jadi, kami datang ke tempatnya untuk memberikan ucapan.
"Ha? Oh iya, aku bahkan lupa kalau hari ini adalah ulang tahunku. Terima kasih teman - teman, hehe."
"HAAAAHHH?!"
Aku dan teman yang lainnya terkejut, bahwa Yukina bahkan melupakan hari ulang tahun dia.
"Oh iya, sekarang kamu telah memasuki umur yang ke 17 tahun, itu berarti kita semua bisa memasuki akademi. Bagaimana kalau besok kita langsung mendaftarkan diri disana?" aku mengajak Yukina, dan teman yang lain untuk memasuki akademi.
"Aku sudah menantikan, akan datangnya hari ini!" ucap Yukina, dengan ekspresi yang tidak sabar.
"AKADEMI IROAS, KAMI AKAN DATANG!!!"
Aku dan teman - temanku langsung menuju ke akademi, dan bersiap untuk menjadi murid di Akademi Iroas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Zahra Aulia
Jadi terharu 😢🤧
2023-07-07
2
NAH
Yuk saling support Thor🔥🔥🔥
2023-06-26
1
mama zha
ninggallan jejak jangan lupa mampir yah
2023-06-24
1