...Selamat membaca...
Sesampainya mereka di tempat tujuan. Restu yang dongkol dengan sekretaris nya keluar duluan dan masuk ke dalam perusahaan yang menjadi titik temu mereka dengan rekan kerjanya.
"Kamu lambat banget, sih!" gerutu Restu ketika sang sekretaris sudah masuk kedalam ruangannya.
Namun, hal itu tidak ditanggapi oleh Davina. Karena tidak ingin terlihat buruk di depan sang rekan kerja. "Kenapa, diam?. Kamu..." ucapnya terpotong karena rekan kerjanya sudah sampai.
Mereka membicarakan tentang kerja sama. Dan yang membuat orang-orang kagum adalah walau Restu dan sekretarisnya sering bertengkar. Namun, mereka akan kompak jika sedang meeting. Tapi, setelah keluar dari ruangan meeting barulah mereka beraksi dengan pendapat yang tidak bisa mereka utarakan.
"Terima kasih. Saya bangga dengan pak Restu dan Davina. Karena dari berita yang saya dengar jika kalian sering bertengkar. Namun, dalam setiap kesepakatan kalian selalu kompak." puji sang rekan kerja. Membuat mereka yang dipuji tersenyum kikuk.
Setelah kepergian rekan bisnis nya. Mereka segera keluar dari perusahaan itu. Dan memasuki mobil. "Sekarang kita akan ke restoran, untuk makan siang bersama pak Rudi" ucapnya.
Sedangkan dalam pikiran Restu. Dia merasa kesal. Karena tidak bertemu dengan anaknya rekan bisnisnya tadi. Walau bisa saja dia minta sang papa untuk menjodohkan mereka. Namun, Restu ingin mereka berkenalan dulu, setelah itu baru pacaran, tunangan lalu menikah karena merasa sama-sama cocok.
"Huh,,kalau gitu ngapain aku rapi-rapi gini. Kamu kenapa enggak ngasih tau kalau sama bapaknya meeting??!" omel Restu terhadap sekretaris nya itu.
"Anda tidak bertanya" ucapnya membuat Restu menahan kesalnya.
"Kamu kan sekretaris saya. Seharusnya kamu mengatakan dengan rinci tentang meeting kita" ucapnya kesal.
"Buat apa?!. Yang terpenting saya sudah memberitahukan bapak dan menyiapkan keperluan meeting" ucapnya datar.
"Dasar sekretaris gi*la" umpatnya membuang muka kearah jendela.
Sesampainya mereka di restoran tempat makan siang. Seperti biasanya Restu keluar dari mobil duluan. Dan langsung menanyakan ke pegawai tempat resepasi atas nama pak Rudi.
"Selamat siang pak Restu" salam pak Rudi saling berjabat tangan.
"Selamat siang juga, pak Rudi" balasnya.
"Dimana sekretaris anda, pak Restu?" ucapnya ketika tidak melihat sekretaris dari Restu.
"Wah,,,apakah pak Rudi menyukai sekretaris ku. Kalau begitu berarti makan siang ini adalah untuk sekretaris ku?" ucapnya telat sasaran membuat pak Rudi langsung berwajah pias dan setelahnya tersenyum penuh arti.
"Mau bagaimana lagi, sekretaris anda selalu menolak ketika saya ajak makan siang" ucapnya santai membuat Restu geram.
Memang Pak Rudi ini masih cukup dibilang muda karena usia masih 35 dan tentunya masih lajang. Namun, entah sihir apa yang diberikan oleh Davina. Hingga, membuat pak Rudi menyukai nya. Dan Restu tidak suka hal itu. Karena ia tidak ingin sekretarisnya menjalin hubungan dengan rekan kerjanya karena itu akan sangat mempengaruhi kinerjanya.
"Wah,,lain kali kalau tidak ada hal penting. Sebaiknya pak Rudi menghargai waktu. Karena waktu untuk makan siang saya biasanya saya lakukan dengan bekerja." ucap Restu menyindir pak Rudi yang hanya tersenyum saja.
Namun, sampai mereka selesai makan, yang ditunggu justru tidak juga muncul. Membuat pak Rudi merasa kecewa. "Seperti keberuntungan tidak berpihak pada anda pak. Karena sekretaris saya memberitahukan bahwa ia harus menyiapkan bahan meeting dengan perusahaan yang lainnya" ucap Restu lagi membuat wajah pak Rudi kecewa.
"Baiklah lain kali. Kita akan makan siang bersama lagi. Maaf karena menganggu jam makan siang pak Restu" balasnya yang diangguki oleh Restu kemudian meninggalkan restoran itu.
Sesampainya di depan restoran, Restu celingukan mencari dimana keberadaannya mobilnya. "Kemana dia?!" gumamnya melihat deretan mobil yang terparkir. "Sial. Gue pasti ditinggalin lagi. Awas aja Lo,,Davina!" geram Restu ketika tidak melihat wujud mobilnya.
"Lo,,dimana??. Jemput gue sekarang!" ucapnya pada sambungan telepon.
"Silakan bapak pesan taksi saja. Karena saya sedang membicarakan hal penting dengan direktur" ucap disebrang langsung mematikan sambung telepon.
Telepon yang dimatikan secara sepihak membuat Restu sangat marah bahkan kepalanya sudah memunculkan kepulan asap seperti Patrik. "Sekretaris sialan!!" umpatnya dengan meninju udara. Kemudian menyetop taksi.
Sesampainya di depan perusahaannya karyawan yang melihat bos nya menaiki taksi terheran. Walau tidak jarang Boss nya naik taksi dengan wajah yang menyeramkan seperti sekarang ini.
"Davina!!" teriaknya dengan nada sangat-sangat marah. "Dimana Davina?!" ucapnya kepada sang resepsionis. Melihat kemarahan bos nya membuat semua orang berjalan seperti semut tidak bersuara bahkan ada yang bersembunyi agar tidak terlihat oleh bossnya.
"Di-diruangannya, pak" ucap sang resepsionis terbata karena takut akan wajah Restu. Walau sang resepsionis sering melihat Boss nya marah. Tapi tetap saja mengerikan.
Mendengar itu Restu langsung keruangan nya. Dan tanpa bersopan-santun dia langsung masuk dengan mengebrak pintu "Davina,,kamu kurang ajar, yaa. Meninggalkan saya di restoran..!"cerocosnya tanpa melihat sedang apa orang didalam ruangan tersebut. "Upss,,sorry pa" ucapnya cengengesan. Kemudian duduk di samping papanya.
"Kamu yaa. Tidak sopan sekali. Kamu tau enggak kalau perusahaan kita hampir saja bangkrut karena ketidak telitian kamu. Untung ada Davina yang menghendel semuanya, sehingga hal itu tidak terjadi" kesal sang papa kepada anaknya yang semakin hari semakin menjadi.
"Bukan salah Restu, pa. Tapi salah si Davina yang tidak memberitahukan aku terkait kekeliruan yang terjadi. Papa tau kan kalau aku sibuk. Mana sempat memeriksanya dengan teliti" kilah Restu. Membuat sang papa menghela nafas.
"Maaf tuan. Benar kata pak Restu, saya yang salah karena tidak teliti dalam hal ini" ucap Davina membuat Restu merasa senang karena Davina mau mengakui salahnya.
"Pokoknya papa, akan tetap pada keputusan papa. Kalau papa memberikan hak istimewa kepada Davina untuk mengambil keputusan terkait dengan perusahaan ini. Tapi dengan wajah kamu." ucap mutlak sang papa membuat Restu berdecih.
Sudah biasa hal ini terjadi. Dan tetap saja si Davina masih menganggap dia penting. Walau di beberapa kegiatan dia sendiri yang mengambil keputusan. Ingat tanpa berkonsultasi pada dirinya yang selaku anak pemilik perusahaan ini dan calon pewaris serta CEO perusahaan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
vhyra
nyimak q
2023-01-10
0
Aulia Finza
ntar klo dah seatap davina tetap jd penguasa hahhaj
2023-01-10
0
Dinifebriliana
up trs Thor lanjtt
2023-01-09
0