part 4

\[Long part\]

"Dok, Anda harus menyelamatkan istri saya," Alex menatap kosong kamar sakit tersebut.

"Tentu."

Setelah lama berdiam diri, Alex baru menyadari akan Arka. Ia segera menelfon ke rumah dengan berharap akan ada yang menjawab, lama sekali ia menelfon sampai akan memutuskan untuk pulang ke rumah saja. Namu, di sebrang sana terdengar suara lembut Arka yang menjawab panggilan dari Alex.

[Arka, kamu di rumah nak? Maafin papa, papa masih mempunyai pekerjaan yang harus papa selesaikan dulu. Kamu baik-baik saja di sana kan, kamu tetap di rumah papa akan segera pulang].

[Mama di mana?]

[Mama ada sama papa, kamu tunggu aja ya].

Alex menutup telfonnya, ia segera menemui dokter untuk membicarakan masalah ini lebih lanjut. Sungguh saat ini Alex begitu dalam situasi yang sangat rumit, di satu sisi istri yang sekarang tengah terbaring lemas di rumah sakit, dan di sisi lain istri yang kini ia tidak tau kabarnya untuk sementara, ia juga memikirkan keadaan Arka. Bagaimana ia akan menjelaskan ini pada bocah tersebut nantinya.

Tak lama seorang wanita se baya dengannya menghampiri dengan wajah yang penuh kecemasan, wanita tersebut mengenakan baju serba putih dengan alat dokter yang terdapat di lehernya bak seorang dokter.

"Gimana ke adaan Wina mas?" Tanyanya penuh kecemasan.

Alex melihat ke arah sumber suara yang menanyainya.

"Dia saat ini sangat kritis," jelas Alex penuh kegetiran

Tak lama dokter yang tadi merawat Wina kini datang dengan dokter rekannya dan perawat-perawat lainnya, dengan peralatan medis.

"Dok, lakukan yang terbaik."

"Ini sudah menjadi kewajiban saya," dokter tersebut memulai operasi yang kini hanya itu yang bisa harapan agar Wina bisa di selamatkan.

Satu jam duapuluh menit, kini operasi sudah usai. Semua sudah di lewatkan dengan begitu mulus, tak lupa mengucap syukur kepada sang kuasa.

___________

Arka menunggu-nunggu kedatangan mama papanya, bahkan sudah satu jam ia berbicara dengan papanya yang akan segera datang. Namun, tidak ada satupun orang yang berada di rumahnya sekarang, bahkan papanya tidak menghubungi ia lagi, monolognya.

Rasa takutnya kini melanda pikiran bocah tersebut, ia mulai meneteskan buliran bening dari pelupuk mata coklat miliknya tersebut.

"Mas Alex, gimana kedaan Arka?" Tanya Indah

Mendengar nama Arka, Alex tersentak lalu ia bergegas untuk menemui anaknya. Tak lupa ia menitipkan Wina ke Indah.

"Jaga Wina, aku akan segera kembali."

"Tentu," jawab Indah lembut.

Indah menatap nanar wajah wina yang kini hanya memejamkan mata dengan badan yang terbujur kaku.

________

Cklek

Arka,,,!

Alex mencari-cari keberadaan Arka yang kini Arka sedang terduduk takut di pojok kulkas dapur dengan menggenggam jari jemarinya. Mendengar suara yang familiar Arka langsung menelik dengan matanya sumber suara tersebut, Alex menemukan Arka yang masih dengan posisi yang sama. Ia melihat Arka yang sedang menatap dirinya dengan wajah yang sedang bertanya.

Ia segera menggendong lalu mendekap hangat putranya.

"Maaf, papa terlambat," ucap Alex dengan nada bergetar.

"Mama, mama dimana? Mama tidak bersama papa," beberapa kali Arka melontarkan pertanyaan mengenai mamanya.

Tanpa menjawab Arka, Alex bergegas membawa Arka dengan mobilnya entah kemana. Yang jelas ini bukan ke arah rumah sakit, ia berhenti di sebuah bangunan dengan nuansa putih ke emasan. Ia masuk kedalam lalu menemui seseorang di dalam, ia sepertinya sudah mengenal baik orang tersebut.

"Kamu bisa kan menjaga Arka smentara waktu sampai keadaan benar-benar membaik."

Orang tersebut hanya bisa mnejawab dengan senyuman, Alex meninggalkan Arka di sana selagi Wina masih berada dalam rumah sakit. Ia mengacuhkan pertanyaan yang di lontarkan Arka kepadanya, tentu Arka menangis tapi mau gimana lagi.

_______

Sudah dua minggu kini keadaan Wina sudah sedikitmembaik pasca opersai, dan sesekali Alex mengunjungi Arka satu kali dalam sehari. Wina yang tak mendapati Arka saat itu tentu melontarkan pertanyaan ke Alex keberadaan Arka, Alex hanya bisa menjawab kalau saat ini Arka berada di tempat neneknya.

Hanya Indah, Alex danperalatan medis yang menempel di tubuhnya saja yang menemaninya selama komanya. Wina ingin membuat hadiah untuk putranya dengan memanggil Indah ke kamarnya dan meminta juga sebuah kamera yang akan mengabadikan momen tersebut bersama Indah.

Intinya, di dalam perbincangan mereka saat itu hanya membahas tentang pertumbuhan anak mereka masing-masing. Suatu saat nanti ketika mereka sudah tumbuh sebagai seorang remaja mereka menghrapakan lebih dari hubungan mereka nanti.

"Gimana Dah, apa kamu setuju?" Tanya Wina dengan mata yang layu. Indah membalas itu dengan senyuman penuh arti. Kamera terus saja mengabadika momen kedua teman tersebut.

Kini malam datang kembali untuk menyelimuti bumi dengan kegelapannya tapi begitu indah dengan bintang-bintang yang bertaburan indah di angkasa.

Tak terkecuali gedung rumah sakit saat begitu terang oleh lampu-lampu yang menyala di setiap sudut gedung. Tiba-tiba seketika hal itu berubah menjadi sebuah bencana ketika dari arah ruangan labolaturium si jago merah melahap seluruh yang ada di sana.

Itu menyebabkan listrik rumah sakit seketika mati, mengetahui hal tersebut orang orang lari ketakutan. dan itu menyebabkan selang oksigen rumah sakit tidak berfungsi, semua orang panik tak terkecuali Alex. ia begitu kaget melihat kondisi rumah sakit yang tengah terbakar.

Uhuk,,uhuk,,,!!

"Mas, Arka. kalian di mana?" lirih Wina di tengah kepulan asap.

BERSAMBUNG

LIKE AND KOMEN GAIS,jangan jadi pembaca gela

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!