Sedangkan ditempat lain, seorang laki-laki masih duduk terdiam dihadapan kedua orang tuanya. Ekspresi wajahnya hanya datar dan sama sekali tidak menunjukkan ekpresi lain selain itu. Setelah mendengar rencana kedua orang tuanya, dia semakin terdiam dengan pikiran yang entah kemana.
"Mau ya bang?" tanya Ara.
Laki-laki itu masih diam menatap wanita cantik yang menjadi dunianya itu. Dia, Sagara Argian Ananda atau biasa dipanggil Argi. Laki-laki berusia 25 tahun yang merupakan anak tunggal dari Gio dan Ara yang kini menjabat sebagai pimpinan disalah satu perusahaan papanya. Yah, mengikuti jejak sang papa untuk terjun didunia bisnis merupakan cita-citanya dari dulu. Laki-laki dengan postur tubuh tinggi, badan atletis, dan berwajah tampan itu terdiam saat mendengar dirinya akan dijodohkan dengan gadis yang sama sekali tidak dia sukai. Meskipun mereka dekat tapi sama sekali tidak ada perasaan apa-apa untuk gadis itu. Argi sudah menyukai orang lain dan itu sudah sejak bertahun-tahun lamanya.
"Abang suka sama orang lain, Ma." ingin rasanya dia mengatakan itu tapi semuanya hanya tertahan di tenggorokan saat melihat mata berbinar mamanya saat membicarakan rencana perjodohan itu. Dia tidak tega merusak kebahagiaan mamanya.
"Mama sesuka itu sama dia?" tanya Argi setelah cukup lama terdiam.
Ara, mamanya mengangguk antusias. Bagaimana dia tidak suka dengan gadis manis yang akan dijodohkan dengan putranya itu. Ayolah, Nisa gadis yang baik dan dia menginginkan gadis itu menjadi menantunya.
"Abang pikirin lagi yaa," tawarnya lembut membuat binar dinata mamanya meredup. Hal itu membuat Argi menghela nafasnya pelan.
Pandangan laki-laki itu lalu beralih pada papanya yang masih terdiam sambil menatapnya. Gio, masih terus menunggu apa keputusan putranya itu.
"Pa, abang tidak mencintainya," akhirnya kalimat itu terlontar juga dari mulut putra bungsunya.
"Katakan jika ada yang mengganjal di hati, bang," kata Gio mengerti perasaan anaknya.
"Abang tidak menyukai apalagi mencintainya...."
"Kenapa bisa seperti itu, bukankah kalian dekat?" tanya Ara memotong ucapan putranya.
Argi kembali menghela nafas pelan dan menatap bergantian pada kedua orang tuanya. Tangannya saling bertaut berusaha mengumpulkan keberanian membantah keinginan mamanya yang satu itu. Selama ini dia tidak pernah membantah satu pun keinginan perempuan cantik itu tapi kali ini dia benar-benar tidak bisa. Sedangkan Gio mengusap punggung istrinya berusaha menenangkan.
"Abang memang dekat sama dia, kami teman dari kecil, bareng Al dan Kia tapi abang tidak memiliki rasa apapun padanya. Abang tidak mau menikah tanpa dilandasi rasa cinta, Ma. Abang takut nyakitin dia nantinya," jelasnya berusaha memberi pengertian.
"Jadi abang menolak?" tanya Ara pelan.
Dengan pelan, Argi mengangguk sambil menunduk tak mau menatap wajah sedih mamanya.
"Oke," setelah mengatakan itu, Ara beranjak meninggalkan dua laki-laki yang kini menatap kepergiannya.
Pandangan Argi kembali tertuju pada Papanya. Dari tatapannya pun Gio sudah bisa menebak jika putranya itu khawatir dan sedih karena sudah membuat mamanya sedih. Gio tau jika Argi begitu menyayangi perempuan itu.
"Mama marah ya?" tanyanya lesu.
Gio hanya tersenyum tipis dan ikut beranjak. Tanpa dia jawab pun Argi tau jawabannya.
"Istirahat, Nak," setelah mengatakan itu, Gio menepuk pundak putranya dan berlalu dari sana.
Argi lagi-lagi menghela nafas pelan sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Tangannya memijat pelipisnya pelan. Sungguh, dia bingung. Disatu sisi, dia tidak menginginkan perjodohan ini karena dia mencintai orang lain tapi disisi lain dia tidak ingin mamanya kecewa.
Argi kembali membuka matanya yang sempat terpejam, menatap langit-langit ruang tamu rumahnya. Pikirannya melayang pada sosok cantik yang sudah dua tahun ini mengisi hatinya. Namanya Kia Fredella Leondra gadis cantik yang merupakan anak tunggal dari Ken dan juga Veronica sekaligus sepupu dari perempuan yang akan dijodohkan dengannya. Dirinya, Kia, Nisa, dan Al anak dari Gea dan Zian merupakan teman dari kecil. Keempatnya merupakan sahabat baik tapi dua tahun terakhir ini, perasannya pada Kia bukan lagi sebagai seorang teman tapi lebih dari itu. Argi menyukainya dan juga mencintainya. Meski umur Kia lebih tua 2 tahun darinya tapi Argi tidak masalah, dia masih mencintai dan memperjuangkan Kia dari dua tahun lalu sampai sekarang. Kia belum menerimanya dan dia masih berusaha keras agar perempuan itu mau menerimanya.
Dengan tiba-tiba bayangan seorang gadis manis dan ceria terlintas dibenaknya bersamaan dengan bayangan mamanya. Hal itu lagi dan lagi membuat Argi menghela nafas pelan. Bagaimana dia akan memperjuangkan perasannya jika mamanya saja menyetujui dia dengan orang lain.
Argi mengambil nafas panjang sebelum meraih ponsel di kantong celananya lalu mengirim pesan pada seseorang. Setelahnya dia beranjak menuju kamar tidurnya untuk membersihkan diri dan istirahat.
...-Batas-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments