Bertemu Kembali

Keesokan harinya, Cinta membuat jajanan pesanan Stifen. Dari pagi-pagi sekali, dia sudah bangun.

"Fatihah, Bilqis, terimakasih telah menolong aku." ujar Cinta.

"Iya Cinta, sama-sama." jawab Fatihah dan Bilqis, secara bersamaan.

"Kamu mau tidak, kalau kerja saja. Kita akan tinggal di mes secara gratis?" ucap Bilqis.

"Iya Cinta, kamu tidak akan menerima siksa Ibu tiri lagi." timpal Fatihah.

"Boleh juga, semoga Ibu mengizinkan." jawab Cinta.

"Tidak perlu minta izin, pasti tidak diperbolehkan." ucap Bilqis.

"Ini juga pabrik milik pria, bernama Stifen itu." ujar Fatihah.

"Aku seperti pernah mendengar namanya, tapi dimana iya. Aku lupa lagi, siapa yang menyebutkannya." jawab Cinta.

Padahal dia mendengar nama itu, saat semalam Robert menerima telepon di restoran. Tapi Cinta tidak dapat mengingatnya, malah lupa dengan yang telah didengarnya.

Mereka akhirnya sudah siap membuat jajanan, pada pukul 07.00. Mereka akan mengantar pesanan Stifen.

"Dia menghubungi aku, katanya sedang ada di kantor pabrik." ujar Fatihah.

"Iya sudah, kita temui dia sekarang saja." jawab Cinta.

Mereka berjalan kaki, hingga sampai ke perusahaan. Kebetulan, perusahaan itu tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

"Eh, kalian mau mengantar pesanan tuan Stifen iya?" tanya satpam.

"Iya Pak, dia dimana?" tanya Cinta.

"Dia ada di ruangan produksi, kalian tunggu saja di koridor." jawab satpam.

Cinta, Fatihah, dan Bilqis masuk ke dalam perusahaan. Mereka duduk disebuah kursi, yang tidak jauh dari ruangan produksi. Beberapa menit kemudian, Stifen sudah keluar.

"Akhy, kami mengantarkan pesanan kroket ayam." ujar Cinta.

Stifen mengambil paper bag. "Ukhty gadis yang waktu itu 'kan?" tanya Stifen.

"Iya akhy." jawab Cinta singkat.

Stifen membayar uangnya, lalu Cinta mengambilnya seraya mengucapkan jazakallahu khairan. Setelah itu, Fatihah dan Bilqis memberanikan diri bertanya.

"Akhy, apa di sini ada lowongan kerja?" tanya Fatihah.

"Ada, kebetulan sedang merekrut karyawan dan karyawati baru." jawab Stifen.

Bilqis memberikan surat lamarannya pada Stifen. "Kalau begitu, kami langsung memberikannya pada akhy saja. Kami berharap, bisa diterima dengan cepat."

Stifen menerima surat lamaran dari Bilqis. "Datang saja besok pagi, untuk mengikuti interview di sini."

"Benar akhy, kita besok langsung interview?" tanya Fatihah dengan semringah.

"Tentu saja, untuk apa aku bercanda." jawab Stifen.

”Aku senang sekali, ternyata aku dan dia dipertemukan kembali.” batin Stifen.

Fatihah, Bilqis, dan Cinta segera pergi, karena urusan mereka sudah selesai. Sementara Stifen berdiri mematung, masih tersenyum menatap jejak Cinta.

"Aku yakin di dalam surat lamaran ini, ada biodata diri perempuan itu." monolog Stifen.

Cinta kembali ke rumahnya, lalu mendapat sambutan air panas dari Asha. Ibu tirinya itu menatap dengan tajam.

"Berani-beraninya kamu semalam mengecewakan tuan Robert. Sekarang kamu masih berani, memperlihatkan batang hidungmu." bentak Asha.

"Bu, tuan Robert kurang ajar. Dia bukan hanya sekedar bicara, tapi juga ingin melakukan ini dan itu. Aku tidak mau, dijodohkan dengan laki-laki seperti dia." ujar Cinta.

Plak!

Sebuah tamparan kuat, mendarat pada pipi Cinta. Gadis yang memiliki nama Cinta, tapi kekurangan cinta dan kasih sayang.

"Ibu tidak peduli, apa yang akan terjadi padamu. Ibu hanya butuh uang, untuk berpoya-poya. Sementara tuan Robert tadi menghubungi Ibu, untuk meminta kembalikan uang yang semalam." Asha menjelaskan panjang dan lebar.

Setelah puas menggerutu, Asha menuang air panas pada kepala Cinta. Gadis itu menangis tersedu-sedu, sambil menahan sakit karena kepanasan.

Terpopuler

Comments

Biduri Aura

Biduri Aura

bodohnya cinta,, sdh tau sering d siksa mnding kabur

2023-01-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!