"Assalamu'alaikum".
"'Wa'alaikummussalam", jawab Ibu dan Dian.
"Ternyata ada kaka, kaka kapan datang? tanya Deri
"Tadi jam 08 de, kamu habis main darimana?", tanya Dian.
"Biasa dari lapangan, main bola. Ka, ga bawa oleh oleh?" tanya Deri
"Aduh maaf kaka tidak membawa apa apa, tapi tenang kaka punya sesuatu, Dian pun mengambil dompet dari dalam tas nya, tara ini bisa kamu pakei buat apapun yang kamu mau".
Aku juga tau itu, Deri mengambil uang dengan perasaan kesal, karna kaka nya memperlakukan nya seperti anak kecil padahal Deri sudah SMP ya walau baru kelas 07.
"Deri, bilang terimakasih sama kaka" ucap ibu, "makasih ka Dian", namun dengan senyum yang di paksakan.
"Bu ini buat ibu lumayan buat jajan". Dianpun memberikan beberapa lembar uang kepada ibu.
"Tidak usah nak, kamu tabung saja uang ini".
"Soal nabung menabung Dian sudah menyimpannya Bu dan yang ini memang sengaja Dian siapkan untuk ibu". Ucap dian.
"Oh, kalau begitu ibu terima, terimakasih". ucap ibu.
"Assalamu'alaikum"
"wa'alaikummussalam", jawab ibu dan Dian
Bapa masuk dan langsung bertanya, "kalau buat bpa mana?, tanya bapa.
Dian tersenyum, "kalau buat bapa minta sama ibu saja".
"is kamu itu tidak adil, ibu di kasih buat jajan, tapi bapa engga" ucap bapa menggoda Dian.
Dian tersenyum dan meminta maaf, lalu Dian mencium tangan bapa.
"kapan kamu sampai nak?.
"Tadi jam 08, bpa sehat?, tanya dian
"Alhamdulillah, seperti yang kamu lihat" jawab bapa.
Bapapun pamit untuk membersihkan tubuhnya karna kotor.
"Dian kamu mau ikut ke warung tidak?, Ibu mau belanja".
"Tidak Bu, kalau jam segini ibu-ibu pasti sudah pada mangkal di warung, Dian malas ngeladenin mereka".
Ibu pun pergi ke warung, sedangkan dian membuka ponselnya, Dian ingin bertanya pada Rika bagai mana cara agar bisa mendapatkan pacar.
Saat Dian akan menghubungi Rika, Dian teringat dengan keinginannya, yang ingin menikah tanpa berpacaran, apa jadinya jika sekarang dian meminta rika mengajarinya untuk mendapatkan pacar, "ah pasti dia akan meledek ku habis habisan". Dian pun mengurungkan niatnya dan berpikir sendiri.
"Kata ibu, pilih dulu, yang paling baik, tapi bagaimana caranya aku tau mereka beneran baik, atau cuman baik di hadapan ku saja".
Huuh Dian menghembuskan napasnya, tiba-tiba dia teringat seseorang yang mendekatinya. Dian pun mengingat dia pada saat sekolah dulu, dia baik soleh pasti sekarang juga dia baik dan soleh pikir Dian.
Dian tida berpikir bahwa manusia akan berubah dengan berjalannya waktu, ada yang baik semakin baik, ada yang baik jadi buruk, ada yang buruk jadi baik dan ada yang buruk semakin buruk.
Dian membuka ponselnya. lalu Dian mencari pesan yang di kirim Fahmi beberapa waktu yang lalu, setelah beberapa menit dian pun menemukan pesan dari Fahmi, Dian tersenyum saat membaca pesan tersebut.
"Dian, apa kita bisa lebih dekat melebihi seorang teman". isi pesan dari Fahmi.
"Nah sekarang bagaimana cara memulainya, masa iya aku bilang "iya aku mau" kan tidak mungkin.
Dian berpikir sambil memakan cemilan yang tadi Dian beli di warung, "eh begini aja". lalu Dianpun mengirim pesan pada Fahmi.
" hai apa kabar". isi pesan Dian.
Beberapa menit kemudian, dian berkata. "Aduh lama sekali, kenapa Dia tidak membalas pesan ku, padahal dia sedang aktif.
Saking lamanya Dian menunggu sampai-sampai cemilan Dian habis. "sebenarnya dia lagi apa sih, lama banget".
pesanpun masuk.
"alhamdulillah baik, kalau kamu bagaimana?"
"Aku baik juga" balas Dian.
"Eh ngomong-ngomong ada apa? tumben nanyain kabar". pesan Fahmi.
"Aduh harus jawab apa ini, lama Dian berpikir kira kira alasan apa yang tepat. Fian pun membalas.
"Tidak ada apa apa, cuman iseng saja karna tidak ada kerjaan".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments