Hari demi hari Dian lewati seperti biasanya, tidak ada hal yang berkesan, Dian baru saja pulang bekerja.
"Assalamu'alaikum bu". "Wa'alaikumsalam" jawab ibu kos, "baru pulang nak".
"Iya bu", jawab dian sambil membuka kunci kamarnya "bu Dian masuk dulu" Ibu kos pun menganggukan kepalanya.
Besok adalah hari libur Dian, sesuai janjinya pada ibu, dian akan pulang ke rumah orangtuanya besok.
Sebanarnya, Dian malas untuk pulang, karna di kampung, banyak orang yang bertanya pada dian. "kamu kapan nikah?, teman-teman kamu sudah pada nikah, sudah punya anak malah ada yang sudah dua", bukan hanya satu orang tapi hampir semua ibu-ibu di lingkungan rumah orangtua dian berbicara seperti itu.
Karna omongan ibu ibu itulah alasan Dian bekerja di kota, agar Dian jauh dari ibu-ibu seperti mereka.
Sebenarnya orangtua Dian melarang Dian bekerja karna orangtua dian berkata
"untuk apa bekerja toh bapa masih sanggup membiyayai kamu, kamu di sini saja tidak usah kerja ke kota, kalau kamu jenuh kamu bisa bantu kaka mu mengajar di paud".
"Orang-orang pulang kampung menyiapkan oleh-oleh", gumam dia. "Kalau aku menyiapkan mental untuk menghadapi Ibu-ibu bawel itu, entah lah padahal ucapan Ibu-ibu itu benar dan hal sepele tpi rasanya menusuk hati, untung saja bapa dan ibu tidak bawel seperti mereka", ucap dian.
kini sudah waktunya Dian sholat isa. Setelah selesai sholat, Dianpun mengambil makanan yang dia beli di warteg dekat kosannya, setelah makan dian pun membuka ponselnya untuk melihat apakah ada pesan atau setatus teman sekolahnya yang bisa Dian komentari sesuka hati.
"Seru banget rasanya kaya masih jaman sekolah", Lalu Dian menyimpan ponselnya, Dian ingin istirahat lebih awal, karna besok dian harus bangun pukul 4 untuk bersiap siap pulang, jadi pas adzan subuh Dian tinggal sholat langsung berangkat.
"alhamdulillah udah nyampe, tapi lumayan pegel jga untung ga macet, coba kalau macet pasti bakalan lama banget dan pegelnya pasti berkali-kali lipat. Dian pun berjalan sambil melihat pemandangan yang indah di pandang mata, persawahan yang hijau tpi ada juga yang sudah menguning siap untuk di panen.
sampailah dian di halaman rumah orangtuanya
tok tok tok "assalamu'alaikum Bu Ibu" teriak Dian.
dari dalam terdengar suara ibu menjawab salam dan tak berselang lama pintu pun terbuka.
"Ibu" teriak Dian, Dian langsung memeluk ibu Siti, " Dian kangen sama ibu" lalu Dian mencium tangan ibu.
Ibu tersenyum,, "ibu juga kangen sama kamu, kamu jam berapa dari kota?.
tadi sesudah sholat subuh langsung berangkat bu, biar tidak kesiangan, juga biar tidak ketemu Ibu-ibu bawel, ucap Dian sambil tersenyum,, tpi sesaat kemudian senyuman itu berganti cemberut.
"loh kok jadi cemberut gitu bukannya tadi kamu tersenyum".
Habis sebel sama ibu, "anaknya baru sampai bukannya di ajak masuk rumah, disuruh istirahat, kan cape Bu dari kota kesini, mana di tambah jalan kaki. kenapa sih kampung kita itu letaknya nanggung, jadi ga ada tukang ojeg yang mangkal di gapura.
letak gapura kampung dian berada di pinggir jalan raya dan letak kampung dian nanggung kalau menggunakan ojeg terlalu dekat, tapi kalau jalan kaki lumayan jauh.
lebay deh, ucap ibu,. kamu mau masuk ya tinggal masuk, kaya tamu aja mesti di suruh, kalau masalah letak kampung itu bagus biar kamu olahraga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments