Samar-samar Calya mendengar suara orang-orang yang ada di sekitarnya. Dari suasananya, sepertinya keadaan sedang panik.
Perlahan, dia pun membuka mata dan terkejut karena dirinya masih hidup. Namun, dia lebih terkejut lagi saat melihat orang-orang yang ada di sana tampak lebih muda. Jika diingat, dia sudah meninggalkan mereka selama lima tahun. Namun wajah mereka seperti lebih muda.
Dia lebih terkejut lagi ketika melihat ada ibu dan ayahnya di sana. Juga kakak dan sahabatnya, Tia. Mereka terlihat khawatir padanya yang sedang terbaring di atas ranjang.
Dia melihat sekeliling kamar itu. Rupanya ini adalah kamarnya. Beragam piagam, medali dan trophy miliknya pun juga masih berjejer rapi di dinding kamar itu.
"Calya, ya ampun, Sayang, kamu udah sadar?" tanya Ambar sambil berusaha untuk memeluknya. Namun, Calya yang ketakutan langsung menghindar dan membuatnya terkejut.
"Kamu kenapa, Sayang? Kamu marah sama kami karena ingin bercerai?"
Pertanyaan itu langsung membuat Calya terkejut. Apa ini? Bercerai? Jadi saat ini dia sedang berada di masa lalu.
'Nggak, pasti ini nggak nyata. Aku kan udah mati,' batin Calya sambil menepuk-nepuk pipinya.
"Calya, jangan gitu. Kamu kenapa? Sejak sadar dari pingsan kok kamu malah kayak gini?" Lidya, kakak Calya pun mencoba menyadarkan sang adik yang dia kira sedang linglung.
"Pingsan?" tanya Calya terkejut.
"Iya, kamu pingsan, Calya. Tadi, waktu kamu mendengar bahwa Mama dan Papa sudah bercerai, kamu mendadak pingsan." Lidya menjelaskan.
'Apa ini? Apakah aku mengalami perjalanan lintas waktu ke masa lalu? Apa Tuhan mendengarkan ucapanku saat di mobil taksi tadi? Jadi, aku nggak mati? Aku kembali ke masa lalu?' batin Calya masih tak percaya. Untuk membuktikannya, dia pun mengambil gunting yang ada di atas laci nakasnya, lalu menggoreskannya ke tangan hingga berdarah.
'Ya, ini memang nyata. Aku masih bisa merasakan sakit dan perih luka ini. Jadi, ternyata keajaiban itu memang ada. Terima kasih, Tuhan, aku akan memperbaiki nasibku mulai dari sekarang.'
Calya pun mencoba mengingat kejadian saat dulu dirinya pingsan. Memang, kala itu dia pingsan setelah mendengar kedua orang tuanya telah bercerai. Dan setelah ini, dia akan diajak ke ruang keluarga untuk memutuskan dengan siapa dia akan ikut.
Dan benar saja, dia pun diajak ke ruang keluarga untuk berunding.
"Jadi, dengan siapa kamu akan ikut, Sayang?" tanya Ambar dengan sehalus dan selembut mungkin.
'Cih, kelembutan dan senyuman ini adalah kepalsuan. Bahkan kamu nggak pantas disebut sebagai ibu!' batinnya sambil melirik Ambar.
"Aku ikut sama papa, Ma," ucapnya yang langsung membuat sang Mama terkejut.
"Lho, kok kamu malah ikut Papa. Ikut Mama, dong. Udah tau papamu ini tukang selingkuh. Ngapain kamu ikut dia!"
Seperti yang Calya duga, ibunya pasti akan mengamuk setelah tahu sumber pendapatannya di masa depan tidak berpihak padanya.
"Ya, Ma, aku nggak peduli mau papa itu tukang selingkuh atau enggak, tapi aku akan tetap ikut Papa!" Calya kembali menekankan kalimatnya.
"Kamu jangan sampai salah memutuskan, Cal. Kenapa nggak ikut Mama aja. Seenggaknya kan kita bisa saling menjaga orang tua kita." Lidya seperti tak ingin kehilangan kontak dengan sang ibu.
'Kamu nggak tau aja, Kak. Kalau wanita yang kita sebut sebagai Mama adalah iblis yang sangat jahat!' batin Calya sambil menatap sinis pada Ambar.
"Aku nggak salah memutuskan! Mau bagaimanapun aku akan tetap memilih ikut papa."
"Nggak bisa! Kamu harus ikut Mama, Sayang. Mama sedang mempersiapkan universitas yang bagus untuk kamu di kota B. Kamu itu pintar, Sayang. Di kota B, banyak sekali universitas yang bisa kamu datangi. Kamu akan jadi orang sukses kalau ikut Mama." Ambar kembali meyakinkan dan membujuk Calya agar ikut dengannya.
Namun, jelas saja Calya tidak akan mau karena dia sudah tahu bahwa semua janji yang diucapkan mamanya adalah suatu kebohongan besar.
"Mama jangan maksa, dong! Kalau aku nggak mau berarti enggak!" Calya pun membentak mamanya hingga membuat sang mama terkejut.
"Calya, berani kamu bentak Mama, ya?" Ambar berdiri dan berkacak pinggang sambil memelototi Calya.
Tatapan itu? Tatapan yang sering diperlihatkannya di masa depan pada Calya.
"Pokoknya aku mau ikut Papa, titik!" Calya pun masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan mereka yang sedang bertengkar karena Ambar masih terus berusaha memaksa Calya untuk ikut dengannya.
"Udah, ya, Calya mau ikut aku! Sekarang kamu pergi dari rumah ini. Kamu kan udah dapat uang dari hasil penjualan semua aset kita? Dan rumah ini adalah rumah kami! Pergi kamu ke kota yang ingin kamu datangi itu!" Chandra, papa Calya pun mengusir sang mantan istri.
"Enggak! Aku akan tetap tinggal di kota ini sampai Calya mau ikut aku!" Ambar pun pergi dari rumah itu dengan perasaan teramat kecewa karena sang anak tak jadi ikut dengannya. Sumber penghasilannya kelak telah gagal dia bawa.
Dia pun mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.
"Halo, misi batal! Bilang sama Pak Diki, aku nggak bisa ngasih dia perawan! Kalau dia mau nunggu, harus sabar sampai aku berhasil bujuk anakku ke sana."
Ambar pun mematikan panggilan tersebut dan pergi menuju ke rumah kontrakan yang akan ditempatinya. Dia telah gagal membawa anak bungsunya ikut dengannya. Karena itu, dia pun berencana menunggu sampai sang anak luluh dan mau ikut dengannya.
*****
"Pa, aku seneng banget karena Calya mau tetap tinggal sama kita di sini! Padahal selama ini Calya itu kan paling nurut sama mama." Lidya berdecak senang karena sang adik tidak jadi ikut mamanya ke luar kota.
"Iya, Papa juga nggak nyangka karena adikmu mau ikut Papa. Padahal waktu papa dijebak selingkuh, dia yang paling murka dan ngebelain mama mati-matian. Alhamdulillah dia sadar dan mau ikut kita." Chandra juga berdecak senang. Karena tanpa dibujuk, nyatanya Calya tetap mau ikut dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
🕊⃟🍁F1R4
idih serigala aja menyayangi anakx rela korbankan jiwa raga nya mengapa ibu Ambar ini jahat sekali ma anaknya🙄🙄🙄
2023-01-07
0
Aze_reen"
nyata tuh si mak lampir ambyaaarr yg menjebak ayah....
lanjut k.. makin kepo nih.... crazy up ya klw bisa😁😁😁😁😁
2023-01-07
0
Triiyyaazz Ajuach
jadi ternyata ayah Calya pun juga kena jebak ibunya
2023-01-07
0