"Aku akan coba telepon Rey, jika dia mengangkat telepon dariku, berarti pria tadi bukan dia. Karena pria tadi sepertinya sedang mabuk berat, jadi tidak mungkin mengangkat panggilan dariku," monolog Sabrina lagi.
Sabrina mengambil ponsel yang ada di saku jas kerjanya, lalu dia mengklik nomor kontak Rey. Ponsel Rey berdering, tapi tidak di angkat.
Kemudian, Sabrina terus mengulangi panggilan dan hasilnya masih sama. Sabrina yang merasa penasaran meminta security untuk mencuri dengar. Apakah ponsel di dalam kamar berdering atau tidak, saat Sabrina sedang melakukan panggilan.
Kedua security itupun melakukan perintah Sabrina, dengan menempelkan telinga mereka ke pintu kamar, dimana Sabrina tadi melihat orang yang mirip Rey dibawa masuk ke sana.
Kemudian security itupun menepuk kening masing-masing sambil berkata, "Bu, kenapa kita jadi bodoh, setiap kamar di sini kedap suara. Makanya kita tidak akan mendengar suara apapun dari dalam dan mereka juga, sebaliknya."
"Aduh iya, kenapa Saya sampai lupa! Jadi bagaimana dong Pak, supaya Saya bisa tahu siapa pria yang ada di dalam sana. Jika benar dia teman Saya, kasihan sekali terjebak dengan wanita seperti itu dan calon istrinya juga kasihan Pak, diselingkuhin sebelum menikah," ucap Sabrina.
"Begini saja Bu, Saya akan pencet bel kamar itu dan pura-pura mencari pencuri yang lari di sekitar tempat ini," saran security 1.
"Ide bagus!" jawab Sabrina.
Sementara di dalam sana, Rey sudah tidak bisa mengontrol diri, dia mendekap lady ascort yang dimatanya terlihat seperti Lira.
Obat perangsang itu mulai bekerja dan suhu tubuhnya memanas serta gairah seksualnya meningkat.
Lady escort sengaja merekam adegan mesra mereka. Dia ingin, bermain-main lebih lama dulu, hingga Rey penasaran dan baru masuk ke inti permainan yang akan membuat mereka mabuk kepayang.
Wanita itu mendesah, saat Rey mulai hilang kendali, memainkan area tubuhnya yang terlihat begitu seksi dan menggairahkan bagi Rey.
Rey terus menyebut sang lady escort dengan kata sayang, layaknya dia seperti sedang memanggil Lira, calon istrinya.
Dan dengan tidak sabar, Rey menarik baju yang tidak berlengan serta separuh terbuka di bagian depannya itu dengan kasar, hingga koyak dan terlihatlah sesuatu yang menyembul indah di sana.
Rey kini bak singa yang siap menerkam mangsanya, sedangkan sang lady escort semakin bergairah mendapatkan perlakuan perkasa seperti itu.
Diapun melakukan gerakan-gerakan kecil yang membuat Rey semakin tidak sabar untuk melahapnya.
Suara ******* dan erangan dari sang lady escort, kian terdengar mesra di telinga Rey.
Hal itu seperti sebuah kidung indah, yang berhasil membuat pria mabuk. Mabuk akan belaian kasih sayang wanita untuk mencapai surga dunia.
Rey berhasil melepaskan seluruh kain penutup tubuh sang lady escort. Dan wanita itupun sengaja menari, meliuk-liukkan tubuh moleknya di hadapan Rey sambil melepaskan satu persatu kancing kemeja Rey.
Kini hanya tinggal pakaian bawah saja yang belum terbuka, tapi sang lady escort sengaja memperlambat agar Rey menikmati area tubuhnya dulu dengan ciuman demi ciuman hingga dirinya merasakan kepuasan.
Rey berhasil membuat wanita tersebut mencapai puncak kenikmatan pertamanya, barulah setelah itu sang lady escort melancarkan aksinya untuk melucuti semua pakaian yang tersisa pada tubuh Rey.
Saat sang lady escort hampir berhasil menanggalkan pakaian bawah Rey, bunyi dentingan bel berulang-ulang terdengar, hingga merusak moodnya.
Dengan kesal sang lady escort mendorong tubuh Rey ke ranjang dan menutupinya dengan selimut, sementara dia mengambil dua handuk mandi dan melilitkan satu handuk ke tubuhnya serta menutup tubuh bagian atasnya dengan handuk satunya lagi.
Bunyi bel pintu terus berdenting, sambil mengomel wanita itupun membukanya.
Kesempatan itu dipergunakan oleh Sabrina untuk masuk, saat dua orang security nya menjelaskan kepada sang lady escort, jika tadi mereka melihat seorang pencuri berlari ke arah tempat itu dan diperkirakan sembunyi di area kamar yang tadinya sempat tidak terkunci.
Sang lady escort sempat berpikir sejenak, lalu dia mengiyakan jika kamar itu tadi memang tidak terkunci saat dia masuk.
Karena dia ingat saat kepayahan memapah tubuh Rey yang sedang mabuk. Dirinya menjadi tertolong dengan keberadaan pintu kamar yang tidak terkunci.
Sang lady escort mempersilakan mereka untuk menggeledah, karena dia juga takut, jika yang dikatakan oleh kedua security itu memang benar, ada pencuri yang bersembunyi di dalam kamarnya.
Sabrina yang sudah masuk duluan, pandangannya langsung tertuju ke atas tempat tidur, di mana seorang pria tergeletak.
Selimut menutupi separuh tubuh pria tersebut dan tangan sebelah memegang bantal hingga menutup separuh wajahnya.
Saat ini Sabrina belum bisa memastikan, siapa sebenarnya pria tersebut. Sabrina sempat mengalihkan pandangannya, saat melihat tubuh bagian atas pria yang sedang berbaring itu begitu sempurna.
Dada bidang dan perut sixpack (bak roti sobek) begitu menggoda, hingga membuat Sabrina menelan ludahnya.
Pria itu gelisah, berusaha membuka selimut yang menutup tubuh dan dia terus bergumam, meminta orang yang dia panggil Sayang untuk datang.
Rasa panas tubuh yang kian meningkat membuat Rey membuang selimut dan bantal yang menutup sebagian wajahnya, hingga hal itu membuat Sabrina sangat terkejut.
"Rey!" itulah ucapan yang keluar dari mulut Sabrina dengan setengah berteriak.
Lalu, Sabrina memberi perintah kepada kedua security yang mendatanginya, untuk segera mengamankan sang lady escort.
Wanita itu berteriak, dia meronta-ronta saat kedua security suruhan Sabrina mencekal kedua tangannya.
Hampir saja handuk yang melilit tubuh wanita itu terlepas. Tapi Sabrina yang melihat hal itu, dengan cekatan, langsung melemparkan selimut ke arah para security.
Mereka meminta wanita itu menutup tubuhnya sebelum kedua security itu memaksa untuk membawanya keluar, menjauh dari kamar tersebut.
Kini hanya tinggal Sabrina dan Rey saja yang ada di sana. Sabrina merasa tidak tega melihat kondisi Rey saat ini, makanya dia memutuskan untuk menyadarkan Rey terlebih dahulu, baru setelah sadar dan pagi tiba, Sabrina akan membawa Rey pulang ke rumah.
Lalu, Sabrina mendekat, dia bermaksud untuk mengompres Rey, karena sejak tadi Rey gelisah dan mengatakan panas berulang kali.
Sabrina tidak pernah menduga jika Rey saat ini bukan hanya mabuk karena pengaruh alkohol.
Tapi, Rey juga sedang dalam pengaruh obat perangsang gairah, hingga setiap saat siap menerkam mangsa yang ada di hadapannya.
Sabrina yang sudah mempersiapkan air kompres segera mendekat, dan dia tidak menyangka jika Rey berhasil menarik tubuhnya hingga jatuh ke dalam pelukan Rey.
Belum sempat hilang rasa syock Sabrina, tiba-tiba saja Rey mendaratkan ciuman di bibirnya.
Ciuman Rey begitu menuntut hingga membuat Sabrina kesulitan untuk melepaskan diri, apalagi Rey telah memeluk tubuhnya dengan sangat erat.
Berbagai upaya telah Sabrina lakukan agar bisa lepas dari dekapan dan ciuman Rey, tapi usahanya sia-sia.
Rey semakin mempererat pelukannya dan mendaratkan ciuman panasnya lagi, hingga Sabrina kembali kesulitan bernafas.
Sabrina meronta, memukul, menjerit dan memohon sambil menangis, tapi Rey tetap tidak menghiraukannya.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya dengan Sabrina? yuk ikuti terus ceritaku ya.
Dan jangan lupa, beri dukungan kalian ke karya ku ini, dengan cara, follow akun, pavorit, vote, like dan coment yang membangun.
Jika beruntung, bakal ada kejutan kecil, berbagi itu indah, untuk para readers setia yang terus mengikuti dan memberikan dukungan hingga karya ini berakhir.
Terimakasih para reader, semoga kita selalu di berikan kesehatan dan kebahagiaan. Aamiin...🤲😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments