Pisah Rumah

Ketika seorang anak mengatakan bahwa suapan Papanya dengan Mamanya berbeda, jujur saja membuat Zaid merasa sedih. Apa sebenarnya yang berbeda, padahal Zaid juga menyuapi Raka dengan sepenuh hati. Walau hatinya sakit, tetapi Zaid berusaha untuk tetap tenang dan menyembunyikan kekalutan hatinya.

"Apa di meja ini hanya akan ada kita berdua Pa?" tanya Raka demikian.

Sebab, Raka yang sudah berusia 4 tahun, bisa mengamati sekitarnya. Juga tahu bahwa di meja makan ini hanya ada dirinya dan Papanya saja. Padahal tadi pagi masih ada Mamanya yang duduk di sampingnya. Sekarang hanya tinggal dirinya dan Papanya saja saja.

"Jika iya, bagaimana Pa?" tanya Zaid kemudian.

Raka menunduk dan mengaduk-aduk nasi dengan sup yang ada di piringnya. Mungkinkah itu artinya bahwa orang tuanya sudah berpisah, dan juga dirinya hanya bisa tinggal dengan salah satu diantara kedua orang tuanya. Tidak bisa seatap lagi dengan kedua orang tuanya.

"Lalu, Raka bisa ketemu Mama kapan Pa?" tanya Raka kemudian.

"Kalau Mama ke sini, Raka ... pintu ini akan selalu terbuka untuk Mama kamu. Papa janji, bahwa kapan pun Mama kamu datang dan menemui kamu, selalu boleh," ucap Zaid.

Ya, sebagaimana kesepakatan bersama dengan Erina. Bahkan kedua belah pihak telah sama-sama berjanji tidak akan menutup akses komunikasi dengan Raka. Sebab, mereka juga ingin Raka merasakan kenormalan hidup dengan memiliki Mama dan Papa, walau Mama dan Papanya sudah tidak lagi tidak seatap.

"Kalau kadang-kadang Raka mau ikut Mama, boleh juga ya Pa?" tanya Raka kepada Papanya.

"Iya, boleh juga ... kita mulai semuanya bersama ya Nak ... beradaptasi dari awal," balas Zaid kemudian.

Raka menganggukkan kepalanya. Walau aspek penerimaan dalam dirinya tidak begitu paham dan tidak bisa menerima, tetapi dia tetap menganggukkan kepalanya. Makan siang yang membuatnya tidak berselera, tapi Raka berusaha menghabiskannya.

Hingga menjelang malam, rupanya ada mobil yang berhenti di depan rumah mewah milik Zaid. Tampak wanita muda yang tak lain adalah Erina, turun dari mobil berwarna hitam itu. Kemudian Erina segera turun dari mobil, dan mengetuk pintu rumah Zaid itu.

"Zai," sapanya begitu sudah sampai di depan rumah.

Bukan Zaid, tetapi ada ART di rumah itu yaitu Mbok Tini yang membukakan pintu untuk Erina. "Nyonya Erina ... silakan Nyonya," ucapnya mempersilakan Erina untuk masuk.

"Di mana Zaid dan Raka, Mbok?" tanyanya.

"Bapak sedang di kamarnya Mas Raka, Nyonya," jawab Mbok Tini dengan menundukkan wajahnya.

"Oh, ya sudah ... saya mampir sebentar untuk mengambil koper," ucap Erina.

Sebagai ART, tentu Mbok Tini mempersilakan sang Nyonya rumah untuk masuk. Walau Mbok Tini sudah tahu gonjang-ganjing rumah tangga majikannya selama satu tahun belakangan. Namun, untuk ikut campur, sama sekali bukan ranah Mbok Tini yang hanya sebagai seorang pembantu rumah tangga.

Erina pun segera menaiki lantai dua, dan kemudian dia mengetuk pintu kamarnya. Setidaknya Erina masih beretika karena memang kamar itu sekarang sudah bukan lagi miliknya.

"Zai ..., aku Erina," ucapnya dengan mengetuk pintu kamar.

Tidak berselang lama, Zaid muncul dari kamar sebelah yang tentunya adalah kamar Raka di sana. Kemudian Raka menatap Mamanya, "Mama," sapanya dengan berlari kecil dan memeluk Mamanya.

Erina pun berlutut di lantai dan memeluk Raka agar tinggi badan mereka setara. Raka yang memeluk Mamanya, hingga membenamkan kepalanya di dada Mamanya itu.

"Mama ..., Raka kangen sama Mama," ucapnya dengan suaranya yang terdengar lebih lirih.

"Iya, Raka ... Mama hanya pulang sebentar untuk mengambil koper Mama. Nanti lain waktu Mama main ke sini yah," ucap Erina.

Perlahan Raka mengurai pelukannya di tubuh Mamanya, dan dia berjalan mundur, mendekat dengan Papanya. Perasaan apa seperti ini. Yang pasti Raka merasakan sangat sedih sekarang.

"Aku mau mengambil barang-barang aku," ucap Erina kemudian.

Zaid menganggukkan kepalanya perlahan, "Silakan, ambil saja," balas Zaid dengan menatap wajah Erina sekilas.

Lantas, Zaid menggendong Raka di sana, dan mengalihkan kesedihan putranya itu. "Yuk, Raka ikut Papa yah ... kita bermain ya Nak," balasnya.

Raka kemudian menganggukkan kepalanya. Ada kalanya di saat seperti ini anak kecil yang belum tahu harus diperhadapkan dengan realita yang sukar dan mekebihi kemampuan emosionalnya. Raka menatap wajah Papanya dan menganggukkan kepalanya.

"Iya Papa ... temenin nyusun Lego ya Pa," balasnya.

"Iya, yuk ... sama Papa," balas Zaid.

Erina segera masuk ke dalam kamar dan kemudian mengambil koper besar. Dia memasukkan baju-baju miliknya, perlengkapan make up, dan barang-barang lain miliknya. Sebab, dengan berakhirnya pernikahan mereka, berakhir sudah masa tinggal Erina di rumah mewah itu.

Hampir satu jam berlalu, dan Raka yang bermain Lego berlari keluar dan mengintip Mamanya yang masih berkemas, lantas dia memanggil Mamanya dengan suara yang begitu lirih. "Semunya Mama kemas di dalam koper, apakah Mama akan keluar dari rumah ini Ma?" tanya Raka yang menunjukkan wajah yang bingung.

"Iya, Raka ... mulai sekarang Mama akan keluar dari rumah ini. Jangan khawatir, Mama akan sering mengunjungi kamu," balas Erina yang justru terlihat begitu tegar.

Kemudian Raka berdiri di depan pintu kamar orang tuanya, anak laki-laki yang sekarang mengenakan piyaman Dinosaurus itu mengamati koper-koper hitam milik Mamanya, dan kemudian kembali berbicara.

"Kalau Papa bekerja, Raka ikut siapa Ma?" tanyanya.

Sebuah pertanyaan bahwa kekhawatiran pun dirasakan seorang anak. Selama ini, ketika Papanya bekerja dan mencari Rupiah, pengasuhan anak adalah pada Mamanya. Namun, ketika Mamanya pergi dan keluar dari rumah. Lantas, siapakah yang mengasuh Raka? Bocah kecil itu merasa khawatir dalam hati dan tentunya sedih karena Mamanya akan pergi dari rumah itu.

Terpopuler

Comments

Lina ciello

Lina ciello

duhh gustii nek ttg anak aq ga kuat 😭

2023-05-31

0

Defi

Defi

Thor mewek, Raka sekecil itu harus sudah mikirin gimana dia ke depannya, akan tinggal dengan siapa kalau Papa bekerja..😥

2023-03-11

0

Dede

Dede

lanjuut thor

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Putusan Perceraian
2 Suapan Papa Berbeda dengan Mama
3 Pisah Rumah
4 Realita Terburuk untuk Anak
5 Menguatkan Hati
6 Raka Kecelakaan
7 Amnesia Retrograde
8 Bukan Waktunya Saling Menyalahkan
9 Penurunan Fungsi Lobus Frontal
10 Empat Hari dalam Kecemasan
11 Kepingan Ingatan yang Tersisa
12 Diperbolehkan Pulang
13 Ada Anak Bertanya pada Mamanya
14 Co-Parenting
15 Ingin Mama Menginap
16 Berpisah Lagi
17 Kerusakan Sistem Limbik
18 Tawaran Rujuk
19 Mempertimbangkan
20 Pengajuan Syarat
21 Rujuk Bersyarat
22 Disambut Raka
23 Satu Kamar Dua Ranjang
24 Sebatas Menatap Punggung
25 Pagi yang Lebih Baik
26 Erina yang Kembali Bekerja
27 Istri yang Pulang Nyaris Tengah Malam
28 Perdebatan Tengah Malam
29 Jalan-Jalan ke Taman Kota
30 Ada Cinta yang Lain?
31 Sedikit Permintaan Zaid
32 Dampak Buruk Menakut-nakuti Anak
33 Raka Kembali ke Sekolah
34 Ingin Diantar Mama ke Sekolah
35 Keinginan Raka Terpenuhi
36 Kebahagiaan Seorang Papa
37 Ketika Ada yang Lain
38 Menekankan Posisi
39 Awal Mula Kisah Keduanya
40 Keseriusan Zaid
41 Erick Tidak Menyerah
42 Bukan Pria yang Selalu Ada Buatmu
43 Dijemput Suami dan Anak
44 Isi Hati Raka
45 Acara Sekolah Raka
46 Ungkapan Sayang
47 Makna Kerja Sama
48 Kesempatan Memperbaiki
49 Selalu Ada Kesempatan Kedua
50 Mengungkapkan Perasaan
51 Mulai Dilema
52 Ingin Pulang ke Lembang
53 Kesejukan di Lembang
54 Menyusul ke Lembang
55 Rekonsiliasi Suami dan Istri
56 Memulai Semua dari Awal
57 Tanpa Jarak
58 Memori Malam Itu
59 Arti Kehangatan
60 Tidak Ada Lagi Dua Ranjang
61 Menemani ke Butik
62 Sekadar Alibi
63 Membiarkan Terjadi
64 Ada yang Terbakar
65 Mama dan Papa Saling Sayang
66 Raka Mau Adik
67 Mau Momongan Atau Tidak?
68 Memberi Penegasan
69 Selalu Mengatasnamakan Raka
70 Support System
71 Berbagi Cerita
72 Rencana Khusus Zaid untuk Erina
73 Bertemu Teman Zaid
74 Pertanyaan Erina
75 Grand Opening Zarina Butik
76 Mendadak Masuk Angin
77 Dirawat Suami
78 Terjaga Semalam
79 Kecurigaan Ngidam
80 Satu atau Dua Garis?
81 Membagi Kabar Baik
82 Ngidam yang Unik
83 Erick yang Geram
84 Happy 10 Weeks!
85 Kode dari Erina
86 Main Kode
87 Bentuk Hubungan yang Baru
88 Perubahan Hormonal
89 Sisa Ingatan Raka
90 Konsultasi dengan Dokter Sony
91 Mendapatkan Kepercayaan Raka
92 Mempersiapkan Raka Menjadi Kakak
93 Bumil Ngidam
94 Berpapasan dengan Erick
95 Tidak Senang Melihat Orang Lain Bahagia
96 Fokus Pada Kehamilan
97 Bounding dengan Raka
98 Kecamasan Menuju Persalinan
99 Sinyal Si Baby Tak Tepat Waktu
100 Baby R Junior
101 Rumah Tangga Sejatinya Tanpa Syarat
102 Promosi Novel: Gadis Tanpa Nasab & Putra Ningrat
103 Promosi Novel: Staycation With Boss
104 Promosi Novel: Pembalasan Istri yang Tersakiti 2
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Putusan Perceraian
2
Suapan Papa Berbeda dengan Mama
3
Pisah Rumah
4
Realita Terburuk untuk Anak
5
Menguatkan Hati
6
Raka Kecelakaan
7
Amnesia Retrograde
8
Bukan Waktunya Saling Menyalahkan
9
Penurunan Fungsi Lobus Frontal
10
Empat Hari dalam Kecemasan
11
Kepingan Ingatan yang Tersisa
12
Diperbolehkan Pulang
13
Ada Anak Bertanya pada Mamanya
14
Co-Parenting
15
Ingin Mama Menginap
16
Berpisah Lagi
17
Kerusakan Sistem Limbik
18
Tawaran Rujuk
19
Mempertimbangkan
20
Pengajuan Syarat
21
Rujuk Bersyarat
22
Disambut Raka
23
Satu Kamar Dua Ranjang
24
Sebatas Menatap Punggung
25
Pagi yang Lebih Baik
26
Erina yang Kembali Bekerja
27
Istri yang Pulang Nyaris Tengah Malam
28
Perdebatan Tengah Malam
29
Jalan-Jalan ke Taman Kota
30
Ada Cinta yang Lain?
31
Sedikit Permintaan Zaid
32
Dampak Buruk Menakut-nakuti Anak
33
Raka Kembali ke Sekolah
34
Ingin Diantar Mama ke Sekolah
35
Keinginan Raka Terpenuhi
36
Kebahagiaan Seorang Papa
37
Ketika Ada yang Lain
38
Menekankan Posisi
39
Awal Mula Kisah Keduanya
40
Keseriusan Zaid
41
Erick Tidak Menyerah
42
Bukan Pria yang Selalu Ada Buatmu
43
Dijemput Suami dan Anak
44
Isi Hati Raka
45
Acara Sekolah Raka
46
Ungkapan Sayang
47
Makna Kerja Sama
48
Kesempatan Memperbaiki
49
Selalu Ada Kesempatan Kedua
50
Mengungkapkan Perasaan
51
Mulai Dilema
52
Ingin Pulang ke Lembang
53
Kesejukan di Lembang
54
Menyusul ke Lembang
55
Rekonsiliasi Suami dan Istri
56
Memulai Semua dari Awal
57
Tanpa Jarak
58
Memori Malam Itu
59
Arti Kehangatan
60
Tidak Ada Lagi Dua Ranjang
61
Menemani ke Butik
62
Sekadar Alibi
63
Membiarkan Terjadi
64
Ada yang Terbakar
65
Mama dan Papa Saling Sayang
66
Raka Mau Adik
67
Mau Momongan Atau Tidak?
68
Memberi Penegasan
69
Selalu Mengatasnamakan Raka
70
Support System
71
Berbagi Cerita
72
Rencana Khusus Zaid untuk Erina
73
Bertemu Teman Zaid
74
Pertanyaan Erina
75
Grand Opening Zarina Butik
76
Mendadak Masuk Angin
77
Dirawat Suami
78
Terjaga Semalam
79
Kecurigaan Ngidam
80
Satu atau Dua Garis?
81
Membagi Kabar Baik
82
Ngidam yang Unik
83
Erick yang Geram
84
Happy 10 Weeks!
85
Kode dari Erina
86
Main Kode
87
Bentuk Hubungan yang Baru
88
Perubahan Hormonal
89
Sisa Ingatan Raka
90
Konsultasi dengan Dokter Sony
91
Mendapatkan Kepercayaan Raka
92
Mempersiapkan Raka Menjadi Kakak
93
Bumil Ngidam
94
Berpapasan dengan Erick
95
Tidak Senang Melihat Orang Lain Bahagia
96
Fokus Pada Kehamilan
97
Bounding dengan Raka
98
Kecamasan Menuju Persalinan
99
Sinyal Si Baby Tak Tepat Waktu
100
Baby R Junior
101
Rumah Tangga Sejatinya Tanpa Syarat
102
Promosi Novel: Gadis Tanpa Nasab & Putra Ningrat
103
Promosi Novel: Staycation With Boss
104
Promosi Novel: Pembalasan Istri yang Tersakiti 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!