Kami pun berhenti di depan rumah mewah, dan masih terus menatap lembaran kertas yang tertempel kan di gerbang.
"Aku mau kerja di sini, Hakim"
ucap ku penuh keyakinan.
"Kamu yakin, kamu bisa mengurus anak?"
tanyanya penuh keraguan terhadap ku.
"Iya aku bisa"
jawabku dengan percaya diri.
"Kamu kan gak pernah ngurus anak, tau dari mana kalau kamu bisa?"
tanyanya sekali lagi.
"Yaaa anggap aja bisa"
jawab ku dengan enteng.
"Cari kerjaan yang lain aja ya"
pintanya dengan ekspresi wajah sedih, seperti nya dia kasihan terhadap diri ku, tapi ya sudah lah, aku tidak mau larut dalam kesedihan yang menimpa ku.
"Enggk mau"
jawab ku dengan manja, dengan aku begitu, aku semakin bisa melihat ekspresi nya jauh lebih bersedih, dan aku suka itu.
"hmmm iya sudah"
sahut nya, dengan menghembus kan nafas pelan.
Tiba tiba muncul satpam di hadapan kami, dia berada di balik gerbang, lalu membuka gerbang untuk kami, seraya menanya kan maksud kedatangan kami kemari.
"Maaf ada perlu apa ya?"
tanya satpam itu dengan sopan.
"Kami tidak sengaja melihat kertas yang bertanda sedang mencari tenaga kerja, dan ini teman saya, dia sedang butuh pekerjaan ini pak, boleh kami bertemu pemilik rumah ini pak?"
hakim berbicara panjang lebar dengan satpam itu.
"Oh boleh mas mbak mari ikut saya"
ajak satam itu pada kami.
Begitu mendekati teras pemilik rumah itu, satpam meminta agar kami menunggu di luar, dan dia masuk mungkin untuk memberi tahu pada majikan nya, bahwa ada yang ingin bertemu, setelah beberapa detik, satpam itu kembali pada kami, dan mengajak masuk.
Kami ber dua pun ikut masuk, begitu sampai di tengah pintu, terlihat dua ank kecil laki laki dan perempuan, sekitar umur 7 tahun, juga ada seorang perempuan baya, ku perkirakan dia adalah ibu dari anak anak itu, juga ada laki laki baya, dan aku rasa dia adalah bapak dari anak anak itu.
Mereka pun mempersilahkan kami masuk, dan mulai berbicara tentang pekerjaan, Alhamdulillah, aku di terima sebagai baby sitter anak anak itu, ternyata mereka masih sekolah SD kelas 3, bila berbicara masalah sekolahan aku teringat dengan sekolah ku, apa kabar guruku, dan teman teman ku, aku mulai merindukan kalian.
stelah selesai berdiskusi masalah pekerjaan, kami semua merasa setuju, termasuk anak anak itu, mereka ternyata menyukai ku, dan akhirnya tuanku, memerintahkan satpamnya untuk mengantarkan aku ke paviliun tempat ku selama aku bekerja di sini.
Kami pun segera pamit undur diri dari hadapan tuan ku, anak anak kecil itu merengek untuk ikut aku melihat tempat yang akan aku tempati, sudah jelas tuan pasti mengizinkan nya, begitu sampai ke paviliun, sang satpam memberikan kuncinya padaku dan dia segera pergi, aku pun masuk untuk melihat keindahan tempat ini, sedangkan hakim dia masih berdiri di ambang pintu.
"Hakim sini masuk"
ajak ku.
"Enggk silvia, aku di luar aja, gak enak kalau aku ikut masuk"
jawabnya dengan gaya kedua tangannya menyatu di depan.
"Iya sudah"
sahutku sembari melepas nafas pelan.
Aku pun keluar mendekat nya, dan berterima kasih karena telah membantu dan menemani aku sepanjang hari mencari pekerjaan, aku berharap bisa membalasnya kebaikannya kelak.
"Iya sama sama silvia"
jawabnya dan kemudian pamit pergi.
"Aku pamit ya, udah sore, kasian ibu sendirian di rumah"
ucapannya.
"Iya, hati hati di jalan"
pintaku.
"Iya pasti, Oya kamu juga hati hati ya, kapan pun dan di mana pun, kamu harus, banyak banyak berdoa, agar selalu di beri perlindungan sama allah, dan juga kabari aku kalo ada apa apa, kamu sudah save wa aku kan?"
"Iya sudah, nanti kabarin ya kalo kamu sudah sampai"
pintaku.
"Iya, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Kini hakim berjalan pulang, netra ini berkaca kaca, ada perasaan sedih di hati ini, kala jauh dari hakim.
hari sudah berlalu, kini malam pun tiba, aku sedang menyiapkan makanan untuk ke dua anak itu, mereka bernama aurel dan fahmi, mereka saat ini berada di ruang belakang bermain sambil menonton televisi, aku pun berjalan mendekati anak anak menggemaskan itu, saat tiba.
"Halo... adek, yuk makan malam, udahan dulu mainnya ya, lanjut nanti setelah makan"
sapa ku sembari mengajak makan dengan lemah lembut.
"Yeeeey makan"
girangnya fahmi saat melihat ku membawa nampan berisi makanan.
Aku pun menyuapi mereka secara bergantian, dan ternyata mereka kakak beradik, fahmi adalah anak terakhir dari empat bersaudara, namun aku belum bertemu anak pertama dan kedua dari tuan dan nyonya ku itu.
Setelah selesai menyuapi mereka, aku mengajaknya ke kamar dan menidurkan mereka, mereka memintaku untuk membacakan dongeng kesukaan mereka, baiklah akan aku lakukan sebaik mungkin agar anak anak ini merasa nyaman dan betah bersamaku,
setengah jam kemudian aku meninggalkan mereka yang sudah tertidur nyenyak, mataku sudah sangat berat, aku membuka pintu kamar anak anak itu, dan aku kaget saat berpapasan dengan sosok perempuan seumuran diriku, sepertinya dia masuk kamar aurel dan fahmi, tapi urung karena melihat ku sudah keluar dari kamar mereka.
"Mereka udah tidur?"
tanya nya padaku dengan ekspresi wajah dingin.
"Iya mbak, mereka sudah tidur"
jawabku sembari menunduk, lalu dia pergi begitu saja.
Aku masih terus memperhatikan nya dari belakang, aku rasa dari gelagat nya, dia seperti orang yang sangat sombong, dia pikir aku terlahir dari orang miskin? padahal rumah ku juga besar seperti ini, atau mungkinkah lebih besar dari ini, aku menikmati harta orang tua ku yang berlimpah sendirian tanpa harus berbagi dengan siapapun,
karena aku anak satu satunya, aku sudah terbiasa hidup glamor, jadi jangan sombong di depan ku, hanya saja, kini aku harus meninggal kan harta ku karena kejadian waktu itu.
"Kamu baby sitter baru di sini?"
suaranya mengagetkan ku, dan menghancurkan lamunan ku.
"Iya kak, aku baby sitter baru"
jawabku pada kali kaki yang mungkin juga seumuran ku.
"Mereka sudah tidur?"
tanyanya dengan lembut.
"Iya kak mereka sudah tidur"
jawab ku sembari menundukkan kepala, ternyata dia beda dari saudara perempuan nya itu.
"Ya sudah sekarang kamu bisa istirahat, terimakasih ya, sudah jagain mereka"
"Iya kak sama sama"
jawabku, dan segera berlalu dari hadapannya, tak lupa aku berpamitan undur diri dari hadapan nya.
Sesampainya di paviliun, aku segera merebahkan tubuh ini, dan menatap langit-langit di kamar, dan tiba-tiba bayangan kejadian saat aku di kejar papa muncul di fikiran ku, apa yang di lakukan papa sungguh menggila, aku mulai merinding sendirian, dan suara notifikasi hp ku membangunkan ku, saat ku lihat ternyata itu dari hakim.
wa dari hakim!!!
[ Aku sudah sampai di rumah ]
jam 18.23
[ Silvia, kamu sedang apa? ]
jam 21.13
Astaga aku lupa mengecek hp sedari tadi, lalu segera lah ku balas dua wa dari nya.
[ Alhamdulillah kalau kamu sudah sampai, maaf ya aku baru pegang hp, tadi aku masih ada di rumah majikan aku, nemenin anak anak tidur ]
jam 21.14
[ Aku lagi istirahat nih, kamu lagi apa? ]
jam 21.14
KLINGGH
Hakim
[ Ooh iya gak papa ]
[ Aku juga lagi istirahat nih, ya sudah kamu lanjutkan istirahat kamu, jangan lupa maem sama sholat ya ]
Aku.
[ Iya , kamu juga jangan lupa maem hehe 😁 ]
Hakim
[ Hehehe😂 ]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Matahari
ada langit masih ada langit jadi jangan meninggi
2023-01-21
1
Jhuwee Bunda Na Alfaa
ykin aja bisa
2023-01-21
1
Hielmeera🍒⃞⃟🦅
yg sabar silvi
klo emang gac bisa jauh, ajak nikah aja si hakim. kamu kan cantik pasti dia kagak bisa nolak
2023-01-21
1