Saat malam sudah tiba, aku segera mengintip ke luar kamar, ingin mencari tau apakah papa ada di sana? atau mungkin dia di kamar?, atau di luar?, aku terus berjalan celingak-celinguk seperti maling, aku benar benar takut bila harus bertemu dengan papa, sosoknya kini terasa monster bagi ku, kini aku sudah sampai di depan pintu yang mana ruangan itu adalah tempat cctv, aku masuk perlahan dan begitu masuk alangkah kagetnya aku, ternyata papa ada di sana, dia menatap ku tajam, aku begitu takut.
"Silvia, mau ngapain kamu?"
tanya papa dengan nada ketus.
"Emmm aku, mau cari papa, aku mau nanya keberadaan mamah"
aku jawab se bisa ku, aku merasa salah dengan pertanyaan ku, aku terpaku di pintu yang masih setengah terbuka.
"Jangan pernah tanya tentang keberadaan mama kamu, papa tidak mau dengar itu, paham?"
papa marah sembari memukul meja di depannya.
Aku pun segera pergi meninggalkan papa, saat sudah agak jauh aku berlari ketakutan,
sungguh rasanya seperti kehidupan ku sudah di ujung tanduk, bersama papa seharusnya merasa ada yang melindungi, kini malah sebaliknya, aku justru merasa terancam mati.
Aku begitu merasakan kencangnya degup jantung ku, aku benar benar tidak menyangka, papa yang sekian lamanya tidak bertemu dengan ku, kini harus hadir dengan membawa sejuta amarah.
TOK TOK TOK.
"Silvia....,"
panggil papa dengan suara biasa saja, seperti tak ada masalah.
"Iya paaah?,"
aku menyahut dari dalam, aku takut yang mau membuka pintu, takut jika papa langsung menikam aku.
"Buka pintunya nak"
pinta papa, aku rasa jika tidak aku buka dia akan marah, dan kemungkinan besar akan membunuh ku, tapi jika aku buka, bagaimana jika dia justru juga ingin membunuh ku?.
"Buka silvia"
bentak papa, aku mulai bergemetaran.
"Ada apa pah?"
tanyaku sambil membuka
sedikit pintu.
"Kamu kenapa?, kenapa kamu ketakutan gitu, ayo buka pintunya"
pintanya dengan nada sedikit marah.
"hehehehe"
aku pura pura tersenyum kecil agar bisa meluluhkan hati papa, jika dia benar benar marah, aku sejujurnya takut, tapi mau gimana lagi, aku pasrah sekarang.
Kini papa duduk di kasur ku, aku hanya berdiri di sekitar papa, aku tak berani duduk di kasur juga, aku mungkin terlihat seperti orang yang waspada akan serangan musuh.
"Silvia, tolong kamu bereskan semua baju baju kamu, besok pagi kita berangkat ke amerika"
perintah papa.
Aku kaget dengan perintah itu, mana mungkin aku akan pergi ke sana, sedangkan aku belum tau keberadaan mama, misi ku sekarang mencari tau keberadaan mama, demi membuat papa tidak marah, aku meng iya kan permintaan nya, dan berpura pura mengeluarkan baju dari kemari untuk mengikuti perintah papa, aku memasukkan baju baju ku ke koper, papa terus mengawasi ku, aku merasa kikuk dengan suasana ini.
setelah selesai, aku duduk di kasur yang jaraknya jauh dari papa, aku berpura-pura kecapean, agar papa keluar, benar saja dia langsung berkata.
"Seperti nya kamu sudah kecapean silvia, ya sudah kamu istirahat ya, papa juga mau istirahat"
perintah nya sekali lagi, di iringi
dengan senyuman yang dulu terlihat manis, namun sekarang menyeramkan.
"Baik pah"
aku pun mengangguk angguk.
Begitu papa keluar, aku segera memikirkan cara untuk kabur dari rumah, aku tidak mau ikut papa besok. aku membuka jendela kamar, dan aku memikirkan cara turun dari jendela ke halaman rumah. setelah sekitar setengah jam aku berusaha, kini tinggal selangkah lagi aku akan sampai pada halaman rumah, aku memikirkan bagaimana cara turun dari balkon setinggi 18 meter ini, ke halaman rumah, ah akhirnya aku melihat tangga, di belakang ku, aku pun segera mengambil nya, dan hendak menerjunkan tangga itu ke bawah, naas..! hampir saja ketahuan papa, ternyata dia belum tidur, dia mondar mandir di teras rumah, aku semakin bingung saat ini, aku terus mengintip nya, setelah satu setengah jam dia baru masuk rumah, aku merasa lega sekali, aku langsung mendarat kan tangga, dan aku turun, membawa tas gendongan ku,
yang berisi baju, hp, dan uang.
Begitu sampai ke bawah, aku tak sengaja membunyikan tangga itu, aku melihat bayangan di balik jendela seperti papa, dan benar saja dia membuka pintu, wajah nya berpapasan dengan ku, aku begitu merinding, raut wajah marah dari papa ia perlihatkan padaku, dan melangkah dengan langkah nya yang lebar, aku segera kabur, aku bingung mau pergi kemana, semua tempat terkunci, aku hanya bisa main petak umpet saat itu. aku sengaja meletakkan tas ku di semak semak, dan aku menaiki pohon, jujur aku belum pernah menaiki pohon, tapi saat ini tiba tiba kaki ku se akan ada yang menjaganya saat memanjat agar tidak jatuh, begitu aku sampai di atas, aku memperhatikan sekitar ku, aku belum melihat papa, tak lama kemudian papa muncul, dia lewat dari arah kejauhan, tunggu sepertinya dia memegang sesuatu. aku fokus pada sesuatu yang ada di genggaman nya, begitu jarak sudah dekat, benda itu mulai menampakkan dirinya, dia memiliki ujung yang lancip, apa itu?, seketika aku teringat bahwa itu adalah pisau, aku benar benar gemetaran, apa dia akan menikam ku saat menemukan ku?, kini dia melihat tas ku yang berada di semak semak, aku ingin melihat reaksinya jika dia menganggap itu aku, apa yang dia lakukan, oh tidak terduga, dia menghampiri secara pelan-pelan, dan menikam di sekitar tas itu, dia marah setelah tau tas itu tidak bersamaku.
"Silvia..., di mana kamu?"
papa berteriak.
Astaga kenapa aku melihat papa ku menjadi orang gila sekarang?, aku pasrahkan hidupku kepada mu ya allah, jika aku harus mati di tangannya, aku rela, tapi sebelumnya aku mohon, lindungi aku dan ibu ku ya allah.
Tak lama kemudian papa menjauh dari tempat itu, aku turun pelan pelan, dan meraih tas ku, aku berjalan berhati-hati mendekati pagar, ku lempar tas ke luar, lalu aku memanjatnya, alhamdulillah aku selamat dari papa monster itu, aku segera kabur melewati semak semak, karena jika aku melewati jalan pasti ada yang melihat ku, aku takut mereka ngotot mengantarkan aku pada seseorang yang mereka anggap pelindung ku, padahal monster yang memburu nyawa ku.
jam menunjukkan pukul 02:56,
aku masih berada di lingkungan ku, masih tidak jauh dari rumah jika di jemput menggunakan kendaraan, maka dari itu, aku harus cari cara supaya cepat sampai di desa orang lain, di desa yang tidak papa tau.
saat sudah azan subuh aku menemukan masjid di sebuah perjalanan, aku pun sholat dan meminta perlindungan pada allah, aku menagis tersedu sedu, ku ungkapkan segala keluh kesah ku, tentang mama, tak disangka suaraku begitu terdengar oleh orang yang duduk di sampingku.
Setelah aku selesai orang itu memelukku, entah aku awalnya tidak mengerti, saat aku menyadari dia menangisi ku, aku mulai faham, mungkin dia mendengar doa ku, dia pun berniat membantu ku, aku tentu bersyukur sekali bertemu dengan orang seperti dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Matahari
punya papah rasa monster.. Sampai begitu takutnya bertemu papah sendiri
2023-01-21
0
Hielmeera🍒⃞⃟🦅
ngeri bnget bapaknya. klo aku udah kabur
2023-01-21
1
Jhuwee Bunda Na Alfaa
kan udah di bentak tadi
2023-01-21
0