Bertemu kanjeng Prabu Selang kuning

Dimas.

Sekilas aku berpikir seperti itu, tapi ketika ku pikir kembali aku berasal dari masa yang berbeda, apakah mungkin aku mendapatkan cintanya?

Tetapi ada pikiran lain dalam benak ini, apakah mungkin apa yang terjadi di masa depan akan terpengaruh oleh keputusanku saat ini? aku tidak tahu tapi aku harus berhati-hati agar kejadian yang aku perbuat tidak merubah masa depan.

Tak lama kami berjalan akhirnya kami sampai di aula pertemuan. Baginda Kanjeng Prabu telah menunggu di dalam, kami pun masuk dan Sri menghadap dan bersujud kepada Prabu selang kuning.

"Menghadap Ayahanda Prabu" Sri bersujud dihadapan Prabu selang kuning. Lalu setelah itu Kanjeng Prabu berkata kepada Sri.

"Bangun wahai, Anakku! Terima kasih telah mengantarkan pemuda ini ke hadapan Ayahanda. Bisakah kau tinggalkan kami berdua? Ayah ingin berbincang berdua dengan Pemuda ini," ucap kanjeng Prabu kepada Anaknya.

Sri Manawangi mengangguk dan lekas keluar dari ruang pertemuan. Tinggalah kami berdua di dalam ruang pertemuan.

Aku mulai melangkah maju dan memberi hormat kepada Prabu Selang Kuning.

"Memberi hormat kepada Prabu Selang Kuning." dengan kedua tangan saling memeluk di depan dan badan sedikit membungkuk aku memberi salam kepada sang Prabu.

Aku heran kenapa sang Prabu memberikan raut wajah yang aneh, tapi sebelum rasa kagetku hilang dia berkata kepadaku.

"Nak, mari ikuti aku," tawarnya. Akupun mengikuti beliau tanpa banyak bertanya.

Sampailah kami di ruangan khusus seperti ruang tamu, di sana ada meja dari kayu jati satu set dengan kursi.

Lalu kanjeng Prabu duduk, "Silahkan duduk, Nak," ajaknya.

"Tidak perlu takut, ada yang ingin aku perbincangkan denganmu," sambungnya.

Akupun menuruti ajakannya, tak lama seorang pelayan masuk dan menyuguhkan kami secangkir lahang.

Dalam benaku aku bertanya kenapa bukan teh? tapi setelah kupikirkan.

Aku baru sadar jika Lahang merupakan minuman khas Sunda yang terbuat dari nira atau air sadapan sari aren. Rasa manis dan segar adalah ciri dari minuman ini. Minuman ini dikenal di seluruh Indonesia, tetapi lebih dikaitkan dengan minuman khas Sunda. Lahang dikenal memiliki kualitas sebagai minuman isotonik tradisional.

Sedangkan Tanaman penghasil teh (Camellia sinensis) pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh (diduga teh sinensis) dari Jepang yang dibawa oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Batavia.

Hemmm, itu artinya di zaman ini, teh belum masuk ke indonesia, begitu kesimpulanku.

"Kenapa kau malah melamun?" Sontak pertanyaan Prabu membuyarkan lamunanku dan memecahkan keheningan.

"Tak apa kanjeng Prabu, hamba hanya merasa tak pantas duduk bersama kanjeng Prabu," Jawabku dengan nada rendah.

"Tak perlu merasa seperti itu, aku tau kau bukan dari wilayah sini, bahkan kau bukan dari majapahit di timur sana, dari mana asalmu nak?" tanyanya.

Jawaban dari prabu selang kuning membuatku terkejut, aku tak tau bagaimana aku menjawabnya.

"Hamba dari tempat yang jauh, Gusti! Hamba berpergian untuk mencari pengalaman," aku hanya bisa menjawab dengan asal pada saat itu.

"Begitu ya, aku tadi melihat pertandinganmu, sungguh kecepatan yang luar biasa, bahkan aku tidak sadar jika tidak menggunakan penglihatan batinku, tpi setelah beberapa pertarungan aku sadar, bukan kecepatanmu yang meningkat, tapi dunia yang melambat. Apa aku benar wahai anak muda?"

Aku tercengang mendengar perkataan beliau, aku tak menyangka dia tahu begitu banyak hanya dari melihat caraku bertarung, seorang patih dari kerajaan besar memang beda, dia tidak bisa di sepelekan, dan juga saat ini dia adalah seorang raja.

Aku hanya bisa diam saat mendengar perkataan beliau, seketika senyuman ku menghilang berganti dengan wajah serius. lalu dia kembali berbicara.

"Abaku, Sri. Menceritakan semuanya kepada ku, dari pertemuanmu hingga dia mengajak mu ke sini dia menceritakan semuanya kepadaku. Dan bagaimana cara kamu berpakaian, kain yang kau gunakan. aku sama sekali tidak pernah melihatnya. Apa kau datang dari masadepan?"

Aku sangat terkejut mendengar perkataannya yang terakhir, bagaimana dia bisa tahu sebanyak ini, ini sangat berbahaya?

Seketika aku menghentikan waktu dan derdiri di belakangnya, aku meletakan kujang ku di tenggorokannya dan bertanya.

"Apa maumu? dan kenapa Kau tahu sebanyak itu!"

"Tenanglah, Nak. Aku tau kau tidak berniat jahat" gumamnya

"Bagaimana kau bisa yakin kalau aku tidak berniat jahat?" aku penasaran dengan niatnya jadi begitu ku tanya dia menjawab.

"Jika kau berniat seperti itu, maka kerajaan ini sudah hancur."

Benar juga. bukan hal sulit bagiku membantai semua manusia di kerajaan ini. Aku bisa saja kembali ke titik awal aku datang dan tidak pernah bertemu dengan semua orang, jadi aku kembali ke tempat duduk dan mulai tenang.

"Jadi untuk apa kau memanggilku kemari." pertanyaanpun ku lemparkan kepadanya tanpa menggunakan senioritas karna dia sudah tahu terlalu banyak.

"Aku ada permintaan kepadamu. jika kau bisa mengabulkan permintaanku kau bisa menikahi putriku," tawarnya .

Aku marah saat mendengar perkataan beliau.Tapi aku mencoba terlihat tenang dan kembali bertanya kepada Prabu.

"Apa kau ingin menjual putrimu?" entah mengapa setelah mendengar pertanyaanku dia malah tertawa.

"Hahaahah, bagaimana mungkin aku menjualnya? aku bisa tau dari tingkah kalian jika kalian saling memendam rasa. Tapi putriku hanya menuruti perintahku, jika aku bilang tidak, maka dia tidak akan mau menikah denganmu meskipun dia ingin."

Setelah mendengar perkataannya, aku diam sejenak lalu bertanya.

"Apa permintaanmu?"

Dengan wajah yang mulai serius Prabu Selang Kuning mulai menceritakan keinginannya.

"Di belakang keraton ini aku menyadari sesuatu ketika aku bertapa, disana ada gerbang menuju dunia tersembunyi, aku ingin kau memeriksanya," pintanya.

"Aku bisa saja memeriksanya, tapi apa tujuanmu yang sebenarnya?" kulemparkan kembali pertanyaan yang membuatku ingin tau apa tujuan dia ingin membuka dunia tersembunyi itu.

"Aku ingin kau memeriksa apakah dunia itu berbahaya bagi bangsa kami, jika memungkinkan, aku ingin memindahkan kerajaan ini ke dunia itu," jawabannya tidak bisa di percaya. apa yang membuatnya berpikir ingin memindahkan sebuah kerajaan!.

"Kenapa kau ingin memindahkan Kerajaan ini?" aku mencoba menggali beberapa informasi darinya.

"Kerajaan Pulomajeti sebenarnya bukan kerajaan milik kami, ini adalah kerajaan bagian dari kerajaan Galuh atas perintah dari Baginda Raja Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi), sudah 20 tahun sejak kerajaan ini di bangun, dan lebih dari 7 tahun kami tidak mengabari kerajaan Galuh. bahkan kami tidak mengirim upeti selama 7 tahun terakhir," pungkasnya.

Aku tidak terkejut mendengarnya, karena di awal Sri Manawangi sudah menceritakan hal ini, tpi aku tidak menyangka kalau kerajaan ini ingin memisahkan diri.

"Lalu kenapa kau ingin memisahkan diri? bukankah kerajaan ini milik kerajaan galuh?" Tanyaku penasaran.

"Ya aku tahu kalau kerajaan ini milik kerajaan Galuh, tpi Rakyatku sudah memberikan kepercayaannya kepadaku. Agku hanya tidak ingin mengecewakan rakyatku yang sudah begitu setia dan memberikan kepercayaannya . lagi pula, berita tentang Pulomajeti sudah menjadi kerajaan dan aku yang menjadi Rajanya pasti sudah sampai ke kerajaan Galuh, kerajaan tidak akan mentolerir perbuatan yang aku lakukan," pungkasnya

Sebelum aku bertanya kembali dia melanjutkan pembicaraannya.

"Aku tau kalau baginda Sri Baduga tidak akan membuat keputusan yang tergesa-gesa. tpi yang aku takutkan adalah keputusan dari bawahannya. mereka tidak akan menerima kesalahan yang aku perbuat. Aku hanya tidak ingin kalau rakyatku menderita pembantaian, akan lebih baik jika hanya aku yang di hukum penggal. tpi meskipun itu terjadi, rakyatku tidak akan menerimanya," sambungnya.

Benar juga, kupikir jika prabu selang kuning di hukum penggal maka rakyatnya akan memendam kebencian kepada kerajaan Galuh yang akhirnya perang akan pecah.

Setelah ku pikir-pikir tidak buruk juga memindahkan satu kerajaan ini ke dimensi lain.

" Baiklah, aku akan membantumu," begitulah cerita bagaimana aku membuat perjanjian dengan Prabu Selang Kuning.

"Ngomong-ngomong bagaimana kau bisa tau aku bukan berasal dari sini?" tanyaku penasaran.

"Caramu memberikan salam itu tidak pernah aku lihat di manapun" jawabnya.

Ah sialan aku lupa. Aku kebanyakan baca Manhua dan memberikan salam Gongshou, pantas saja wajahnya begitu terkejut saat aku memberikan salam.

Gongshou merupakan tata krama dalam interaksi ketika saling bertemu di kalangan etnis Tiongkok dan perantauannya. Saat bertemu, kedua tangan saling memeluk dan diangkat di depan badan, memberi hormat kepada lawan bicara. Tradisi ini telah ada sejak zaman dahulu.

...BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐

@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐

sosok pemimpin yang dicintai rakyatnya

2023-02-17

1

@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐

@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐

resiko ditanggung sendiri 😶

2023-02-17

1

@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐

@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐

Dimas ini cerdas

2023-02-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!