Kejamnya Anak Kedua

Perjalanan Bus dari kota asal Ryan menuju Jakarta hanya membutuhkan waktu 5 jam.

Sesampainya di Jakarta, Ryan segera pergi menuju kos-kosan yang telah ia pesan sejak 3 hari lalu. Dan ini adalah kos-kosan yang pernah ia gunakan di kehidupan sebelumnya.

Ryan bisa saja menyewa hotel atau apartemen. Namun, jika Ryan melakukannya, ST pasti akan sadar bahwa ia memiliki banyak uang.

Seorang anak buruh angkut di desa nelayan memiliki uang yang banyak, pasti akan menimbulkan kecurigaan. Ia tidak ingin hal itu terjadi.

Tok Tok Tok

"Permisi …"

Kreak

Pintu rumah kos perlahan terbuka. Dari balik pintu, muncul seorang wanita cantik berkulit kuning langsat. Ia memiliki rambut panjang lurus yang indah. Bagaikan air terjun, rambutnya melambai-lambai terkena hembusan angin sepoi-sepoi dari luar rumah.

"Iya, ada perlu apa mas?"

Melihat kembali wanita yang pernah menjadi cinta pertamanya itu, Ryan sedikit tertegun. "Mira..." Tanpa sadar, Ryan meneteskan air matanya.

Melihat tingkah aneh Ryan, Mira sedikit khawatir. "Mas? Kamu nggak apa-apa?"

"Ah, maaf…" Ryan langsung mengusap air matanya. Ekspresi Ryan segera kembali normal, seakan kesedihan yang ditampilkan tadi hanyalah ilusi.

Dengan sopan, Ryan mulai memperkenalkan diri. "Perkenalkan, saya Ryan Jamaludin. Tiga hari yang lalu, saya telah menghubungi Ibu Ratih untuk sewa kamar kos di sini. Apakah Ibu Ratih ada?"

"Oh, Mas Ryan ya. Ibu sedang belanja ke pasar. Tapi Ibu tadi sudah bilang kok kalau Mas bakal datang hari ini. Mari, Aku antar ke kamar Mas," ajak Mira.

Ryan kemudian berjalan melalui pintu samping mengikuti Mira menuju kamar kosnya. Ryan mendapat kamar kos nomor 8, yang terletak di lantai satu.

Gedung khusus kos-kosan milik Ibu Ratih memiliki 2 lantai. Kamar nomor 1 sampai 10 berada di lantai satu, sementara nomor 11 sampai 20 berada di lantai 2.

Setelah Mira pergi, Ryan segera bersiap-siap untuk mengikuti tes di kantor pusat perusahaan ST.

Sambil mempersiapkan diri, Ryan kembali mengingat-ingat mengenai Mira di kehidupan yang lalu.

Mira adalah anak dari pemilik kos-kosan ini. Mira adalah cinta pertamanya Ryan. Namun, karena ia saat itu sibuk bekerja banting tulang untuk biaya pengobatan Ayahnya, ia tak sempat mendekatinya.

Saat Ryan sudah mapan, ia pernah mencari info mengenai Mira. Ia pun terkejut saat itu, begitu tahu bahwa Mira telah meninggal bunuh diri.

Mira bunuh diri karena tak kuat menahan malu telah hamil diluar nikah. Dia mengalami pemerkosaan saat pulang kerja. Akibatnya, ia mengalami depresi dan berujung bunuh diri.

"Mira... kali ini Aku tidak akan membiarkan semua itu terjadi. Aku juga akan membuatmu jatuh cinta padaku! Aku tidak ingin ada penyesalan lagi di kehidupan keduaku!" gumam Ryan sambil mengepalkan tangannya dengan erat.

***

Perusahaan ST adalah sebuah perusahaan multinasional yang memiliki kantor pusat di Jakarta. Perusahaan ini bergerak di bidang Hotel, Rumah Sakit, Properti, media, Retail, farmasi, investasi, teknologi, dan juga produsen dari berbagai barang konsumsi.

Sebagai salah satu perusahaan terbesar di Asia, Perusahaan ST memiliki banyak kantor cabang di berbagai negara Asia. Bahkan, Forbes menetapkan Perusahaan ST sebagai perusahaan nomor satu paling berpengaruh di benua Asia.

Gedung ST Tower, yang menjadi kantor pusat ST, memiliki 30 lantai dengan tinggi gedung mencapai 300 meter. Fakta ini menobatkan gedung ST Tower menjadi gedung tertinggi di Indonesia.

Di gedung ini, tepatnya di sebuah ruangan berukuran 10x10 meter, Alex terduduk di sofa dengan wajah yang pucat. Di depan Alex, duduk seorang pria tampan berusia 30 tahunan. Pria itu terlihat sangat marah pada Alex.

“Dasar tidak becus!” teriak pria tersebut sambil melempar segelas wine ke kepala Alex.

Gelas ini pun mengenai pelipis mata Alex. Tak ayal, darah pun mulai mengalir.

“Aku sudah mempercayakan bisnis perjudian online padamu. Tapi, kenapa kamu malah membuat bisnis ini mengalami kerugian besar?!"

Alex hanya bisa diam dan terus menunduk. Ia tahu, jika ia berbicara sekarang, maka orang yang ada di depannya ini pasti akan membunuhnya.

“Kalau begini terus, Ayah akan mewariskan ST Group pada Kakakku!"

“Aku tidak mau itu terjadi! ST Group adalah milikku, Leo! Walau Aku hanyalah anak kedua, tapi tidak ada yang bisa merebutnya dariku, termasuk Kak Heri, Reina ataupun Elly!” ucap Leo sambil mengepalkan tangannya.

Leo lalu berdiri dan membelakangi Alex. “Alex, Aku beri Kamu satu kesempatan lagi. Jika kali ini Kamu gagal, akan Aku pastikan tubuhmu akan ditemukan mengambang di sungai!”

***

Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Ryan pun segera pergi ke kantor pusat Perusahaan ST yang letaknya tidak jauh dari lokasi kos-kosan Ryan.

Tak sampai 15 menit, Ryan tiba di depan pintu gerbang Perusahaan ST. Ryan berdiri sejenak di depan pintu gerbang sambil memandang gedung ST Tower yang menjulang tinggi. Perasaan nostalgia, senang, dan juga kemarahan bercampur aduk dalam benaknya.

Saat Ryan berjalan di lobi ST Tower, tanpa sengaja ia bertemu dengan Alex, orang yang ia benci dan juga orang yang telah membuatnya naik menjadi Ketua tim Investasi.

Alex tampak sangat kesal. Pada pelipis matanya, terdapat sebuah perban yang masih tampak merah.

“Sial!”

Klontang!

Alex menendang sebuah tempat sampah yang ada di dekatnya. Sampah-sampah pun berhamburan keluar dan mengotori area lobi ST Tower. Walau begitu, tidak ada yang berani menegurnya. Bahkan, petugas keamanan yang berjaga hanya bisa berdiri dan menundukkan kepalanya.

Alex sudah terkenal dengan sikapnya yang tempramental. Tapi, karena ia menduduki posisi yang cukup tinggi di dalam perusahaan, tidak ada yang berani menegurnya.

Melihat pemandangan seperti ini, hati Ryan sangat senang, akan tetapi ia tidak menampakkannya. Setelah puas melihat semua ini, Ryan kembali berjalan menuju ruang tes. Di dalam ruang tes tersebut, terdapat ratusan orang yang telah duduk pada mejanya masing-masing.

Tiap meja memiliki nomor pendaftaran, sehingga semua orang hanya menduduki meja sesuai dengan nomor pendaftaran yang mereka miliki. Ryan sendiri memegang nomor 300, yang ada merupakan nomor pendaftaran paling akhir. Dengan cepat, ia menemukan tempat duduknya.

Ada dua jenis tes penerimaan pegawai baru dalam perusahaan ST. Yang pertama adalah tes tulis, dan yang kedua adalah tes wawancara.

Ryan dapat menyelesaikan tes tulis kali ini dengan mudah. Bahkan, nilainya juga dapat dipastikan lebih tinggi dibanding kehidupannya yang lalu.

Hal ini dikarenakan Ryan secara samar-samar mengingat materi tes tulis hari ini. Maka dari itu, selama 3 hari, Ryan mempelajari kembali materi-materi yang akan keluar dalam tes tulis.

Setelah tes tulis berakhir, Ryan dan para pelamar kerja lainnya tetap duduk di dalam ruang tes sambil menunggu panggilan untuk wawancara dengan HRD dan manajemen Perusahaan ST.

Saat sedang menunggu giliran, tiba-tiba Ryan mendengar suara bisikan. “Sstt sstt!”

“Hmm?” Ryan lalu menengok ke arah suara tersebut.

Dari sisi kiri, duduk seorang wanita cantik bermata sipit dan berambut pendek dengan tahi lalat di bawah bibirnya. Wanita itu terlihat sangat imut dan juga energik.

“Hei, apakah Kamu tidak tegang menunggu giliran?” tanya wanita berkulit putih tersebut.

Namun, Ryan sama sekali tidak menanggapi pertanyaan wanita tersebut. Pikiran Ryan benar-benar kacau melihat sosok wanita itu. Karena wanita ini lah, yang membuat mentalnya goyah dan ingin mundur dari posisi Ketua Tim Investasi Perusahaan ST.

"Ella..."

Terpopuler

Comments

Sunmei

Sunmei

2like hadir semangat
mampir iya k

2023-02-02

0

Bening 💫~^-^

Bening 💫~^-^

kak Ella jg jd pemeran toh di novel ini 😅 oke semangat kkak 💖

2023-01-30

0

auliasiamatir

auliasiamatir

kenapa...?

2023-01-28

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 57 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!