Pagi ini aku bersama dengan ibu mertuaku sedang di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua, aku sangat senang melakukannya karena ini pertama kalinya untukku menyiapkan sarapan pagi bersama dengan mama. Ya, semalam aku dan Danny menginap di rumah orang tua Danny, bahkan aku dan dia juga tidur satu kamar namun tetap saja Danny menjaga jarak dariku dengan dirinya tidur di sofa.
“Seharusnya kamu masih tidur di kamar bersama dengan Danny, Al,” ucap mama Agnes.
Aku menoleh ke arah mama sambil tersenyum, “Aku merasa akan tidak enak dengan mama, bagaimana aku bisa bangun siang sedangkan mama masak di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi untuk kami.”
“Itu bukan masalah Al, karena mama dan papa ingin segera memiliki cucu dari kalian,” ucap mama Agnes.
Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum dan tidak bisa mengatakan yang sebenarnya bagaimana hubunganku bersama dengan Danny. Bahkan pernikahan kami berdua hanyalah pernikahan di atas kertas karena kedua orang tuaku memiliki hutang dengan Danny, bahkan Danny juga mengancam orang tuaku jika mereka tidak melunasi segera maka dirinya akan memasukkan orang tua Almeta ke penjara dan jalan satu-satunya adalah Almeta harus menikah dengannya.
“Al, are you oke?” tanya mama Agnes yang menyadarkanku dari lamunan.
“Ya, Ma. Al baik-baik saja,” ucapku.
Selesai dengan semuanya, mama menyuruhku untuk membangunkan Danny. Aku pun menaiki tangga untuk menuju lantai dua, dengan perlahan aku membuka pintu kamar, aku melihat Danny sudah tidak ada di sofa, bahkan di semua ruangan yang ada fi kamar dia tidak menemukan Danny. Bahkan dia ingat dengan toilet, dia pun mendekati toilet dan dia mendengar ada suara air, aku pun duduk di sofa untuk menunggu Danny selesai mandi.
Aku memainkan hpku, bahkan aku juga mengirimkan pesan pada mama, jika aku bersama dengan Danny sangat baik-baik saja karena bagaimana juga aku tidak ingin mama kepikiran tentang diriku terus menerus. Setengah jam sudah, dan aku melihat Danny keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe dan tidak sengaja kami saling bertatapan, namun aku segera mengalihkan pandanganku ke arah lain.
“Kenapa?” tanyanya.
“Hah, i-itu. Aku ingin mengajakmu turun ke bawah untuk sarapan bersama dengan mama dan papa,” ucapku.
“Oh, tunggu. Nanti kita turun bersama,” ucapnya lalu Danny langsung berjalan masuk ke dalam walk in closet.
Akhirnya kami sarapan pagi bersama, dan aku hanya sesekali menjawab jika di tanya oleh mama mau pun papa. Di sini yang banyak bertanya adalah papa, dan itu pun hanya bisnis yang di bahas papa bersama dengan Danny sedangkan aku juga tidak tahu apa-apa.
“Al, apa setelah ini kamu masih berada di sini?” tanya mama Agnes.
Aku menggelengkan kepala dan berkata, “Aku tidak tahu ma, Al nurut sama Danny saja.”
Saat itu juga mama Agnes langsung menatap ke arah Danny, dan Danny yang tahu akan tatapan sang mama langsung menjawabnya, “Maaf Ma, mungkin sehabis sarapan pagi Danny dan Almeta harus kembali ke rumah kami karena masih ada urusan penting dan Danny tidak bisa meninggalkan Al sendiri di sini.”
“Dasar kamu Dan, kamu seperti papa kamu. Kemana-mana harus bawa mama, ya, sudahlah kalau begitu mama tidak bisa memaksa Al untuk tinggal di sini,” ucap mama Agnes dengan nada sedih, sedangkan aku hanya tersenyum.
Benar saja, selesai sarapan pagi Danny langsung mengajakku untuk kembali pulang. Bahkan sepanjang perjalanan menuju rumah hanya ada keheningan di dalam mobil, aku tidak tahu harus memulainya dari mana yang aku lakukan hanya bisa berdiam saja.
Sampai di rumah Danny juga langsung masuk ke dalam rumah, bahkan dia juga tidak membukakan pintu mobil untukku. Aku hanya bisa bersabar dan aku pun juga langsung ikut masuk ke dalam, aku duduk di ruang tamu untuk istirahat sebentar, bahkan aku juga tidak tahu apa yang akan aku lakukan selanjutnya.
Tapi baru setengah jam aku duduk di ruang tamu, aku melihat Danny yang menuruni tangga dengan buru-buru, bahkan aku juga melihatnya yang sudah berpakaian rapi, akan tetapi Danny tidak melihat keberadaanku, dia langsung berlari menuju pintu keluar. Ingin rasanya aku ingin bertanya namun aku urungkan kembali, aku takut jika Danny tidak akan menjawabnya atau dia akan menyiksaku kembali.
Aku hanya bisa melihat kepergian Danny, aku menghela nafas pelan lalu langsung beranjak dari dudukku dan berjalan menaiki tangga lantai dua menuju ke kamarku. Sampai di kamar aku membuka laptopku, aku ingin mengerjakan tugas dari dosen, dimana tugas itu sudah lama di berikan padaku namun aku baru akan mengerjakan hari ini.
Karena aku terlalu fokus dengan tugasku, tanpa sadar aku melihat jam di hpku yang sudah menunjukkan pukul 03.00pm. Aku pun segera beranjak dari dudukku dan keluar dari kamar, aku mencoba mengetuk pintu kamar Danny namun berkali-kali aku melakukannya tidak ada jawaban, bahkan aku juga sampai ke ruang kerjanya namun nihil. Aku turun ke bawah dan berharap Danny sudah berada di rumah namun sayangnya nihil, saat aku bertanya pada salah satu pelayan mengatakan jika Danny belum kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments