"iya mommy, Devina janji akan selalu ada dan menemani Dillon" janji Devina
"baiklah kalau begitu kalian silahkan istirahat, pasti kalian sangat merasa capek" ucap mommy Zoya
"baiklah mom" ucap Dillon dan kembali menuju ke kamar.
sesampainya di kamar, Dillon meminta Devina untuk tidur di sofa dengan alasan yang ia buat
"Devina, bisakah malam ini kamu tidur di sofa dulu" ucap Dillon
"ke..kenapa" tanya Devina
"jadi begini kasurku tadi pagi lupa aku bersihkan, soalnya ada kucing yang masuk dan pipis di kasur" bohong Dillon
"eum baiklah" sahut Devina dengan mempercayai Dillon
"lalu kamu akan tidur dimana?" tanya Devina
"aku akan tidur di sofa di ruang kerja" ucap Dillon
Devina pun tertidur di atas sofa, dan Dillon masuk ke ruang kerjanya untuk melakukan panggilan vidio dengan Wenda.
keesokan harinya, Dillon dan Devina akan menuju ke mansion yang di hadiahkan oleh daddy dan mommy.
di dalam perjalanan Dillon tak berbicara sepatah kata pun dengan Devina. Devina yang melihat tingkah Dillon pun merasa canggung.
sesampainya di mansion Dillon langsung keluar dari mobil dan masuk ke mansion tanpa membantu Devina untuk mengangkat koper.
"yang mana kamar kita Dillon?" tanya Devina lembut
"apa maksud mu kamar kita?" tanya Dillon yang mulai menunjukkan sifat aslinya.
"ya kamar kita berdu..." sahut Devina yang di potong oleh Dillon.
"oh maksud mu kita akan tidur bersama, hahaha, tidak, tidak sama sekali, kamu tidurlah di kamar paling belakang karena aku gak mau tidur dengan perempuan seperti mu" ucap Dillon yang membuat Devina kaget
"kenapa? kau kaget dengan perubahan sikap ku?, kau tak perlu kaget karena ini lah aku sebenarnya, aku yang membenci mu" ucap Dillon
"Dillon kenapa kamu membenci ku, dan apa, kenapa semalam kamu senang dengan dengan pernikahan kita" tanya Devina dengan ekspresi kebingungan
"aku membencimu karena aku harus menikah dengan mu, dan itu semua karena permintaan mommy ku, sekarang kamu pergi cari kamar yang paling ujung, dan itu lah kamar kamu" ucap Dillon yang berteriak
"nanti malam pacarku akan datang ke sini, dia juga akan tinggal di sini, dan ingat satu hal jika kamu berani mengadukan ini semua ke mommy,daddy dan orang lain, akan ku pastikan panti asuhan itu akan hancur" ancam Dillon yang membuat air mata Devina mengalir.
"kenapa masih diam di situ pergi, dan satu lagi jangan panggil aku Dillon, panggil aku tuan karena kamu hanya akan menjadi pembantu di sini" ucap Dillon dan pergi menuju mobilnya karena akan ke kantor.
Devina masih terdiam kaku setelah mendengar penyataan dan bentakan dari Dillon, hatinya sangat sakit dan juga hancur. dia pikir apa yang dia pikirkan selama ini tak akan terjadi, tapi nyatanya semua terjadi, bahkan begitu parah dari apa yang ia pikirkan.
tanpa Ingin berlarut dalam kesedihannya Devina pun pergi mencari kamar yang paling ujung, Devina tidak mau hal buruk terjadi di panti asuhan, maka dari itu Devina akan siap dengan apapun perlakuan dari Dillon nanti.
di kantor Dillon memperkenalkan Wenda sebagai asisten barunya pada semua karyawan. Marcel yang sedang membahas pekerjaan dengan Steven pun mengetahui hal itu dari salah satu karyawan kantor.
Marcel dan Steven langsung ke kantor Dillon dan menuju ke ruangan Dillon, Steven langsung membuka pintu ruangan Dillon dan melihat di Dillon dan Wenda sedang berciuman.
"ketuk pintu dulu sebelum masuk stev" ucap Dillon kesel.
"kenapa dia menjadi asisten mu?, lalu bagaimana Marcel" tanya Steven yang tak habis pikir dengan Dillon.
"Marcel akan menjadi asisten mu, aku tau kau kesusahan dalam mengerjakan beberapa hal, lagiankan asisten mu sudah tidak ada jadi ambil saja Marcel menjadi asisten mu" ucap Dillon seenaknya.
"Kau membuang Marcel begitu saja?, dia bukan barang Dillon yang bisa kau serahkan seenaknya seperti ini"ucap Steven yang membela kedudukan Marcel.
"Aku menyerahkannya pada mu Stev, bukan pada orang lain"ucap Dillon santai.
"Dillon jangan main-main dengan mengambil keputusan"ucap Steven lagi.
"Kau tak bisa mengantikan dia dengan Marcel hanya karena dia kekasih mu"ucap Steven lagi.
"Ini perusahaan ku, jadi aku berhak memutuskan apapun "ucap Dillon sambil merangkul pinggang Wenda.
"apa ini Dillon, kau juga tidak bisa begini , kau tidak boleh membawa dia ke perusahaan. Meskipun ini perusahaan mu, tapi memasukan Wenda ke sini bukanlah pilihan yang baik, ini akan berpengaruh pada kinerja mu nanti, bisa-bisa perusahan akan menurun dan kerja sama kita akan sia-sia" ucap Steven yang mulai marah.
"apa maksud bicara seperti itu stev" ucap Wenda yang kesal.
"Kau pikir aku orang bodoh"ucap Wenda lagi.
"Steven sebaiknya kau jaga perkataan mu, dan kau Marcel tidak keberatan kan untuk bekerja di perusahaan Steven sebagai asistennya dan untuk gaji tenang saja Marcel kamu akan mendapatkan gaji dari ku juga" ucap Dillon dengan seenaknya tanpa menghargai Marcel.
"Marcel, kau tak ingin mengatakan sesuatu?"tanya Steven pada Marcel.
"Saya hanya bisa menerima keputusan dari atasan saya"ucap Marcel yang tak ingin terlalu berkomentar.
"Oh shittty"ucap Steven yang kesal.
"Tuan Dillon saya tidak keberatan sama sekali dengan keputusan anda"ucap Marcel.
"Tuan Steven mohon terima saya menjadi asisten pribadi anda" ucap Marcel sambil membungkukkan sedikit badannya kearah Steven
"baiklah Marcel, mulai sekarang kau jadilah asisten pribadi ku dan untuk gaji Marcel, sepertinya aku dapat mengaturnya sendiri, jadi kau tak perlu repot Dillon" ucap Steven yang memegang bahu Marcel dan kemudian menatap Dillon dengan marah.
"dan satu lagi, aku mau memutuskan kerja sama dengan perusahaan mu Dillon" ucap Steven dengan menahan emosi
"hahahaha, apa kau yakin Stev?" tanya Dillon dengan nada mengejek.
"aku sangat yakin, dan perlu kau ingat, kau akan menyesal karena melepaskan asisten yang penuh pengalaman seperti Marcel hanya demi wanita itu, dan kau juga harus ingat Dillon, sekarang kau sedang bermain dengan api, Hati-hati jika api itu membesar maka api itu akan membakar semua yang kau punya sehingga kau akan kehilangan segalanya "ucap Steven lalu pergi dan di ikuti oleh Marcel
"jangan dengarkan dia honey, dia hanya iri pada mu"ucap Wenda yang memanasi Dillon.
"aku tak akan peduli dengan ucapan dia babe, aku hanya peduli dengan mu sekarang" ucap Dillon.
...****************...
...****************...
...****************...
Hai guys dukung terus author ya
jangan lupa follow, like,comment, dan tambahkan ke daftar favorit kalian, supaya kalian mendapatkan notifikasi saat author update.
maaf jika ada kata-kata yang typo
byebye....
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Nila
lebih baik pisah kamar jadi Devina tidak dapat barang kotor dan penzina
2023-03-21
1