...🍀🍀🍀...
Bab 2
Veer menatap tajam bak mata elang yang siap menerkam. Dengan penuh amarah dia masuk dan menarik tubuh Alex dan melemparnya keluar.
"Arghhhh" ringis Alex kesakitan.
Setelah menyingkirkan Alex dan memberinya hukuman dengan pukulan, Kini mata Veer beralih menatap Kinara. Keduanya pun saling menatap cukup lama. Terlebih lagi, Kinara sangat terkejut ketika menyadari siapa pria yang telah menolongnya saat ini. Dia ingat, bahwa pria itu adalah pria yang pernah dia tolong beberapa tahun yang lalu, dan pria yang merupakan ayah dari anaknya, Denis.
Melihat wajah Kinara, membuat Veer mengingat masalalu mereka yang pernah terlewati. Ketika dirinya mendapatkan misi keluar kota untuk berperang, Veer tiba-tiba dijebak oleh seorang gadis yang juga menyukainya. Jika dia tidak dapat menemukan seorang wanita yang mau dapat melampiaskan hasratnya maka dia akan mati sendiri dengan pembuluh darah yang pecah. Saat itu, Veer di Tolong oleh Kinara dengan mengorbankan tubuhnya dan pergi diam-diam meninggalkannya tanpa kompensasi, yang membuat Veer merasa sangat bersalah karena telah menghancurkan kesucian seorang gadis. Setelah berhasil menghilangkan bius perangsang di tubuhnya, Veer pergi berperang dan kembali membawa kemenangan, hingga dirinya dijuluki sebagai dewa perang. Namun, setelah dia kembali, dia sudah tidak bisa lagi menemukan Kinara di manapun, yang membuat Veer merasa sangat bersalah.
Veer mendekat dan memegang pundak Kinara dengan lembut, "Kinara! Mengenai malam itu, aku benar-benar minta maaf!"
"Aku tidak bermaksud membuat dirimu menderita dan menanggung beban membesarkan anak kita seorang diri. Sebagai penebusan dosaku, maukah kamu menikah bersamaku? Aku berjanji akan selalu menjagamu! Aku akan membawamu pergi dan membebaskan mu!" Ujar Veer sungguh-sungguh.
Kinara terus diam dan menunjukkan wajah penuh ragu. Walaupun sebenarnya dia sangat ingin menghindari keluarga Gu dan juga ibu tirinya yang menyebalkan, namun siapa yang akan merawat putranya yang sedang sakit? Kinara sangat ragu mengambil keputusan ini, karena masih ada seorang putra yang harus dia pikirkan keselamatannya.
Disaat yang sama, Akex sudah bangkit. Dia terlihat sangat marah dan menuduh Veer ingin menculik wanitanya dan memanggil dua puluh pengawal terbaiknya untuk menghajar Veer.
"Kinara! Ayo kita pergi sekarang!" Veer pun panik dan mendesak Kinara untuk segera pergi bersamanya, namun Kinara tidak segera menerimanya dan masih sangat ragu.
"Percayalah kepada ku! Semuanya akan baik-baik saja! Kita harus pergi dari sini dan menyelamatkan putra kita! Percayalah kepadaku!" Ujar Veer lagi yang berusaha meyakinkan Kinara untuk segera pergi.
Setelah meyakinkan Kinara, Veer pun memerintahkan bawahannya untuk membereskan semua preman itu.
Hans adalah kesatria yang sangat tangguh. Kekuatannya melebihi dari lima orang pria perkasa, yang membuatnya sangat sulit terkalahkan.
Melawan dua puluh preman itu bukanlah apa-apa baginya. Karena mereka tidak sebanding dengan dirinya yang melawan ribuan prajurit dan berhasil mengalahkannya.
Dengan kelicikannya serta kecepatannya dalam bertarung, dalam sekejap semua pengawal keluarga Gu langsung di robohkan tak tersisa olehnya.
Alex menggeram melihat kekalahan semua pengawalnya. Dia berlari ke arah Alex dengan sebuah pistol di tangannya. Hans berbalik badan, Hanya dengan sekali tendangan di tangan Alex, berhasil membuat senjata Alex terjatuh, yang membuat pria sok berani itu langsung pucat dan mundur ketakutan ketika Hans berjalan ke arahnya dengan tatapan tajam.
Lehernya langsung dicekik oleh Hans yang membuat tubuh Alex langsung tergantung dan membuatnya hampir kehilangan nafas.
"Jangan pernah menganggu tuanku lagi!" Kata Hans dengan suara baritonnya memperingati Alex dan melepaskan lehernya begitu saja, hingga pria itu terjatuh tanpa tenaga ke lantai.
Alex berteriak sambil terbatuk-batuk mengambil nafasnya yang hampir habis, dengan amarah yang tak terima atas perlakuan Hans, dia mengancam akan membuat perhitungan kepada Hans dan Veer.
"Aku akan mencari kalian! Aku akan membunuh kalian setelah aku menemui kakak sepupuku! Jika dia datang kesini, maka kalian tidak akan selamat! Tunggu saja kematian kalian! Kalian semua tidak akan selamat!" Teriak Alex sakit hati.
Hans tidak menggubrisnya dan tetap berjalan pergi meninggalkan kediaman keluarga Gu yang sudah porak poranda dibuatnya.
\\
\\
Di sebuah penginapan sederhana. Jordan yang di kenal dengan Pendekat lembah kematian pun masuk, dan Alex juga masuk dengan membawa para bawahannya.
"Kakak! Kakak adalah orang yang paling hebat di dunia ini. Adikmu ini telah ditindas oleh seseorang dan mereka membawa wanita yang aku sukai."
"Aku sangat bersyukur memiliki mu kakak. Disaat aku membutuhkan bantuan, kakak selalu saja datang tepat waktu!"
"Tidak ada yang akan selamat dari pedang ku ini Alex. Aku akan membunuh mereka yang sudah menyinggung adik sepupu ku ini!" Jawab Jordan percaya diri. Keduanya pun tampak sangat akrab dan saling menghormati sebagai kakak dan adik.
"Silahkan duduk kak! Kakak harus makan karena perjalanan jauh, pasti membuat kakak sangat lelah!" Ucap Alex mempersilahkan dengan penuh hormat.
Namun belum sempat Jordan duduk, dia sudah lebih dulu melihat seseorang yang sangat dia kenal. Dia menjadi bersemangat dan berlari cepat untuk memberi hormat.
"Kakak! Kemana?" Teriak Alex.
Ketika Jordan semakin dekat, Veer menyadari kedatangan Jordan dan langsung menghentikannya hanya dengan satu lemparan kecil biji kacang di jarinya, biji kecil itu pun berhasil mengenai wajah Jordan yang membuat laki-laki itu tiba-tiba mengaduh kesakitan.
Di tengah kesakitan, Jordan melirik Veer yang memberikan tatapan tajam. Membuat Jordan segera mengetahui bahwa Veer tidak ingin mengungkapkan identitasnya.
Jordan kembali berjalan mendekati Veer dengan sedikit gaya santai. Dia bersikap seolah tidak mengenali Veer. Dan duduk disana tanpa di perintah.
"Boleh aku duduk disini?" Tanya Jordan dan segera duduk walaupun belum di setujui oleh Veer.
Sementara itu, Alex tetap di tempatnya setelah melihat siapa yang Jordan datangi. Dia mengira bahwa Jordan akan memberikan pelajaran kepada Veer.
"Kenapa kau datang kesini? Kau sangat berani, dan hampir saja membongkar identitas ku!" Veet merendahkan suaranya dengan volume terkecil dan hampir tidak terdengar oleh orang lain dan menuduh Jordan telah berani menyusahkannya.
Jordan langsung panik dan meminta maaf kepada Veet, "Maafkan saya tuan! Saya tidak berani! Saya tidak tau kalau tuan sedang ada misi." Jawab Jordan takut.
Jordan adalah seorang prajurit lembah kematian dibawah tangan Veer untuk menjaga perbatasan di kota Morata.
Sementara itu. Alexntidak mendengar apapun yang mereka bicarakan. Hanya keningnya yang terlihat mengkerut tanda bingung dan dia sedikit cemas atas sikap Jordan yang samasekali tidak membantunya menyerang Veer seperti yang sudah dijanjikannya tadi.
Merasa tidak sabar, Alex mendekat dan berkata, "Kakak! Dia orang yang telah membuat rumahku hancur."
"Kenapa kakak tida menyerangnya? Seharusnya kakak menghukum dia dan membuatnya berlutut memohon maaf kepadaku!" Ujar Alex dengan suara meninggi.
Jordan malah menatap nyalang, dan membuat Alex diam ketakutan. Jordan tidak segera mengindahkan ucapan Alex dan bertanya kepada Veer dengan suara rendah.
"Tuan! Apa yang telah terjadi yang sebenarnya?" Tanya Jordan.
"Dia telah merampas istriku dan berniat menodainya!" Jawab Veer dengan nada tegas.
Jordan langsung terkejut dan merasa nafasnya sedikit sesak. Dia marah Dan mengumpat bahwa Alex memang sedang mencari mati.
"Dasar adik kurang ajar. Apa dia tidak tahu siapa yang dia hadapi saat ini? Dia sangat senang sekali membuat aku di dalam kesulitan!" Gerutu Jordan kesal di dalam hatinya.
Tatapan tajam Jordan langsung mengarah kepada Alex dan siap untuk memberikan hukuman kepada Alex yang telah kurang ajar.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
3oy|yoE
20bab baru baca
2023-01-08
1
Devinta ApriL
wkkwkkk ternyataa oh ternyataaa...😂😂😂
2023-01-07
2
Devinta ApriL
ehh siapa yang dilihat..jangan² Veer lagi.. kalau beneran Veer percuma donk si Alex ngadu..wkwkwkkwkk
2023-01-07
2