Bab 5

...💮💮💮...

Sore itu. Veer kembali setelah menyelesaikan urusannya, Veer kembali bersama seorang pengawal pribadinya yaitu Rian

Denis langsung berlari memeluk tubuh Veer, ketika Rian dengan sigap ingin mencegahnya, Veer segera memberikan isyarat agar Rian tidak melarang Denis untuk lebih dekat kepadanya

"Ayah!" teriak Denis senang. Veer pun merentangkan kedua tangannya dan menangkap tubuh mungil putra empat tahunnya tersebut. Kini Denis sudah berada di dalam gendongan Veer. Veer sangat bahagia, dan Entah kenapa. Veer tidak pernah merasakan kebahagian seperti ini sebelumnya. Rasanya sangat berbeda dan sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata

"Siapa dia yah?" Tanya Denis menunjuk Rian yang berdiri di belakang ayahnya. Veer menoleh dan dia langsung tersenyum, "Dia adalah paman Rian. Dia yang akan menjaga mu nanti jawab Veer

"Aku sudah memilik ayah yang akan menjagaku Aku tidak perlu paman Rian!" Ujar Denis dengan gaya bicaranya yang menggemaskan

Veer hanya bisa tertawa kecil menanggapi ucapan anaknya tersebut. "Denis! Ayah ingin kamu menjadi anak yang kuat dan pintar Paman Rian akan membantu Denis belajar menjadi anak yang kuat dan cerdas. Denis mau kan?" jawab Veer yang balik bertanya.

Denis mengangguk mengerti. "Iya Yah Denis akan menjadi anak yang penurut Karena Denis tidak mau kehilangan ayah lagi"

Mendengar itu. Veer merasa terharu dan dia pun memeluk erat tubuh anaknya sambil mencium pipi gembulnya dengan gemas. Rian yang melihat kebahagia Veer saat ini sempat tertegun Wajahnya tidak lepas dari senyuman kebahagian yang terlihat di wajah tuannya itu, samasekali tidak sama seperti saat Veer sebelumnya yang tidak pernah tersenyum ataupun bicara kepada orang lain.

Tidak lama, Kinara pun keluar namun rambutnya ditarik oleh ibu tirinya. Veer yang melihat itu segera menurunkan anaknya dan segera mendekati Kinara dengan setengah berlari.

"Kinara!" Teriak Veer panik. Dia khawatir, namun masih menahan amarahnya.

"Kinara tidak akan aku ijinkan pergi, karena Alex akan menebusnya karena sudah membuat kami susah selama ini. Jika kamu mau, bawa saja anak sialan yang penyakitan itu. Jangan Kinara!" Bentak Buk Bertia dengan gayanya yang sombong.

"Mas! Pergilah bawa anak kita Mas! Aku tidak apa-apa jika harus hidup menderita!" Ucap Kinara sambil menahan sakit di ujung kepalanya.

Buk Bertia nampak tersenyum senang, "Kamu dengar sendiri bukan? Kinara telah bersedia untuk membayar semua pengobatan anaknya dengan mengorbankan dirinya untuk dinikahi Tuan Alex!"

Veer masih tidak terima, "Kinara bertahanlah. Tolong! Jangan tarik lagi rambutnya!" Pinta Veer.

Rian yang melihat Veer setengah memohon membuatnya tidak terima. Namun belum sempat kaki Rian melangkah, Veer sudah lebih dulu memberikan kode agar Dirinya tidak ikut campur saat ini juga.

"Kinara! Katakan kepada laki-laki itu bahwa kamu hanya ingin menikah bersama Alex. Jika tidak, kamu tau sendiri akibatnya!" Ancam Bertia dan semakin mengencangkan tarikannya di rambut Kinara, hingga membuat wanita itu mengaduh kesakitan.

Veer segera berlutut dan memohon, "Aku mohon berhentilah menyakiti Kinara! Berapa yang harus aku bayar?" Tanya Veer di tengah kepanikannya.

"Ciuh! Kamu tidak akan mampu pria miskin!" Ujar Bertia meludahi wajah Veer yang tengah berlutut di depannya.

Rian mengepal kuat tangannya bersamaan dengan rasa geram yang dia rasa. Melihat tuannya di permalukan seperti ini rasanya dia tidak bisa menahan diri lebih lama. Namun dirinya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, karena Veer melarangnya untuk menunjukan identitasnya sebagai orang berkuasa di negeri ini.

"Pergilah Veer! Sebelum para pengawal Alex datang kemari dan membunuh anak kita!" Ucap Kinara setengah berteriak yang terdengar sangat khawatir.

"Berapa uang yang kamu inginkan Nyonya Bertia?" Teriak Jordan yang tiba-tiba saja datang.

Buk Bertia melepaskan pegangan tangannya kepada rambut Kinara dan segera memberi hormat kepada Jordan, seorang pria yang sangat berjasa untuk kampung mereka.

Ketika rambutnya sudah dilepas, Veer segera meraih Kinara yang masih terisak dan tubuhnya bergetar hebat.

"Tuan Jordan! Apa yang membuatku kembali datang kemari tuan?" Tanya Bertia.

"Berapa uang yang kamu ingin untuk menebus Kinara dan Denis?" Ucap Jordan lagi yang mengulang pertanyaannya tadi.

"Hanya lima ratus juta tuan. Veer tidak akan mampu membayarnya. Pria miskin seperti dia tidak akan mampu membayar semua kerugian yang kami alami selama mengurus Kinara dan Denis selama ini!" Jawab Bertia dengan angkuhnya. Sambil melirik Veer yang tertunduk, membuat Bertia menatapnya sinis dan semakin yakin bahwa Veer hanyalah sampah yang harus dia buang.

"Aku akan membayarnya! Apa satu milyar cukup. Bahkan ini bayaran dua kali lipat dari bayaran yang kamu inginkan tadi?" Tanya Jordan.

Buk Bertia langsung ternganga karena saking terkejutnya. Dia hanya mengergap Kinara dan Veer agar Veer berpisah dari Kinara dan menjual Kinara kepada Alex. Tak di sangka, sekarang dia malah mendapatkan uang dua kali lipat dari yang di tawarkan Alex kepadanya tadi.

"Saya mau saya mau. Ini sangat cukup untuk membayar wanita sialan itu!"

"Tapi ngomong-ngomong, kenapa tuan selalu saja membantu Veer? Dia hanya pria miskin, seharusnya tuan jangan terlalu dekat dengannya!" Lanjut Bertia.

"Bukan urusan mu Bertia. Ambil uangnya dan lepaskan Kinara!" Pinta Jordan.

Bertia pun memutar bola matanya jengah, "ya, baiklah!" Jawabnya.

Setelah kepergian Kinara dan Veer, Bertia masuk ke dalam rumahnya, dan dia langsung merasa orang paling kaya di kampung. Hanya dengan menjual Kinara, dia mendapatkan uang sebanyak ini. Bahkan dia sendiri tidak perlu lagi bersusah payah untuk bekerja lagi.

"Uang ku sangat banyak! Aku kaya! Aku kaya!" Teriaknya kesenangan.

"Kita kaya ma! Kita kaya!" Sambung Maudy, yang juga merasa senang dengan menghamburkan uangnya keatas seakan sedang hujan uang. Mereka lupa diri, karena uang sampai melupakan rasa kemanusiaannya.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***