Setibanya di bandara, Rara disambut oleh seorang wanita yang bernama Jasmine. Jasmine mengantar Rara menuju apartemen yang telah disediakan untuk Rara selama dia berada di London. Rara akan melanjutkan studinya dan bekerja di perusahaan yang memberikan dia beasiswa lengkap dengan fasilitasnya. Itulah sebabnya dia sangat senang mendapatkan semua ini.
“Sekarang kamu istirahat dulu. Besok saya akan mengantar kamu ke kampus lalu ke perusahaan. Semua jadwal sudah diatur. Berusahalah sebaik mungkin, jangan sia-siakan kesempatan ini.”
“Saya mengerti.”
Setelah Jasmine pergi, Rara menghubungi mama dan para sahabatnya, lalu merapihkan barang-barangnya dan tidur.
Malam telah hadir. Rara pergi ke sekitar apartemennya. Apartemennya tidak terlalu besar, tapi sangat bagus dan fasilitasnya sangat lengkap. Baru satu hari dia berpisah dari mamanya, tapi dia sudah sangat merindukan mamanya, juga para sahabatnya.
...🌼🌼🌼
...
Pagi harinya, Rara sudah bersiap-siap untuk pergi ke kampusnya dan perusahaan. Jantungnya berdebar-debar, berharap kalau semuanya akan berjalan dengan lancar di hari pertamanya ini beraktivitas di London. Pukul tujuh Jasmine menjemput Rara.
Setelah mengurus beberapa berkas di kampus, mereka langsung menuju perusahaan. Perusahaan yang bernama AZ Group ini bergerak di beberapa bidang. Seperti properti, advertising, fashion dan lain-lain. Entah seberapa banyak kekayaan yang mereka miliki. Rara pun sulit membayangkannya. Rara akan bekerja di salah satu hotel milik AZ group. Suatu prestasi yang bis Adia banggakan , karena memang tidak mudah untuk mendapatkannya.
“CEO utama kita bernama Alvin Zion Watson. Sesekali dia akan ke sini. Wakilnya yang mengurus hotel ini bernama Mr. William Alexander.”
“Apa mereka galak?”
“Hahaha ... kalau Mr. William baik dan ramah. Sedangkan Mr. Alvin ... hmmm, apa ya, dia tidak terlalu banyak bicara. Aku juga jarang bertemu dengannya.”
Tentu saja Rara merasa cemas kalau memiliki bos yang galak. Apalagi mereka memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda, Rara harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang asing untuknya ini. Kalau sampai dia melakukan kesalahan, bisa-bisa dia langsung disuruh pulang. Kan malu!
“Tenang saja. Kamu cukup bekerja dengan baik. Jangan bergosip dan harus disiplin!” Rara menganggukkan kepalanya. Dia akan berjuang, demi mamanya.
...🌼🌼🌼
...
Tidak terasa sudah tiga bulan Rara menjalani kehidupan di London. Awal-awalnya dia merasa tertekan. Siapa sih yang tidak stres harus tinggal sendiri di negara orang tanpa ada yang dia kenal sebelumnya. Tidak ada keluarga, dan sahabat. Apalagi mereka berbeda budaya. Rara sampai terosna saat pertama kali melihat secara langsung orang yang berciuman dengan hot. Untung saja dia orangnya enggak pengenan, kan bisa gawat! Tapi saat mengingat bahwa tidak mudah mendapatkan kesempatan ini, dia akan merasa sangat bodoh kalau malah menyerah.
Setiap hari mama dan para sahabatnya meneleponnya. Di hari libur, Rara akan berjalan-jalan sekedar untuk mencuci mata, juga menikmati kuliner. Dia berteman baik dengan Jasmine. Jasmine mengajarkan banyak hal pada Rara, terutama masalah pekerjaan.
“Aduh, di mana ya aku simpan kartu nama itu, kenapa tidak ada?”
Rara terus mencari kartu nama orang yang harus dia temui. Sampai dia bertabrakan dengan orang dan isi tasnya berjatuhan pun, dia mengatakan kata maaf dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Setibanya di hotel, dia masih melanjutkan mencari kertas itu, bukan hanya itu, bahkan sekarang pun kesibukannya harus ditambah dengan mencari dompetnya. Beberapa menit lamanya dia mengingat-ngingat.
“Oh iya, mungkin saja terjatuh di tempat tadi. Kalau sekarang aku kembali ke tempat itu, apa masih ada ya? Tapi tidak mungkin, pasti sudah diambil orang. Bernasib sial di negara orang, bukan pertanda baik,” gumam Rara pada dirinya sendiri.
Begitulah kalau dia sedang panik, bicara sendiri.
“Rara, ada seseorang yang mengantarkan ini. Ini milikmu, kan?”
“Ah iya, benar ini punyaku. Untung saja. Baik sekali orang itu. Terima kasih, ya.”
Rara mengambil dompetnya dan membukanya. Isinya masih utuh, dan ternyata kartu nama itu terselip di lipatan kertas yang ada di dompetnya. Rara melihat kartu nama itu. Bagas Adipura. Dilihat dari namanya, sepertinya dia orang Indonesia. Rara langsung menghapal nama dan alamat yang tertera di kartu nama itu, buat jaga-jaga kalau dia melakukan kecerobohan lagi. Dia juga mencatatnya di agendanya, juga di ponselnya.
Hari ini Rara akan bertemu dengan orang yang bernama Bagas Adipura. Dia memasuki sebuah restoran yang sering dijadikan tempat pertemuan bisnis. Suasananya memang sangat nyaman dan berada di pusat kota.
“Maaf, saya ada janji bertemu dengan Mr. Bagas Adipura.”
“Apa Anda yang bernama Khaira Nayara?”
“Benar.”
“Silahkan ikuti saya, Nona!” Wanita itu mengantar Rara ke meja yang telah ada seorang pria.
Masih muda? Aku kira sudah tua.
“Apa Anda Khaira Nayara?”
“Benar.”
“Saya Harry, asisten Mr. Bagas. Maaf sebelumnya kalau Mr. Bagas tidak dapat hadir karena ada urusan di Indonesia.”
Oh, aku kira ini tuan Bagas Adipura.
“Tidak apa-apa.”
“Baiklah, kita langsung saja membahas masalah pekerjaan.”
Setelah membicarakan masalah pekerjaan yang menghabiskan waktu dua jam lebih, mereka melanjutkan dengan makan siang bersama.
Kalau diperhatikan, pria yang bernama Harry ini lumayan ganteng. Oya, di hotel tempat Rara bekerja, bertaburan pria-pria tampan. Apa ini salah satu metode perusahaan, mempekerjakan para pria tampan dan wanita cantik? Itu salah satu alasan Rara betah bekerja di sana. Meskipun lelah, tapi mata harus tetap dimanja, kan?
Cuci mata! Melihat yang ganteng-ganteng setiap saat.
Untunglah Rara bekerja di bagian kantor, kalau tidak? Dia bisa gagal fokus. Ada saja artis terkenal yang menginap di hotel itu. Bukan hanya artis, tamu-tamu lain yang menginap pun banyak yang berwajah tampan.
Pengusaha kali, ya? Pasti melakukan perawatan sehingga memiliki wajah bersih dan mulus seperti itu.
Karina dan Tia pasti iri.
...🌼🌼🌼
...
Ya ampun, ada tamu lagi berenang. Body-nya oke bangat.
Gila, pria itu tampan sekali.
Itu cowok keren bangat.
Masih banyak lagi pembicaraan para cewek tentang para tamu, yang harus Rara akui, memang tampan.
Itu cewek seksi bangat
Artis itu selingkuh ya?
Pengusaha itu bukannya sudah punya istri, kok mesra bangat sama perempuan lain?
Itu juga sebagian pembicaraan dari laki-laki yang bekerja di sini. Dari sini Rara mendapat beberapa pelajaran penting.
Hotel tempat berkumpulnya para tukang gosip dan tempat untuk cuci mata selain di mall. Kamu bisa melihat artis dan pengusaha di sini. Namun jangan pernah berselingkuh di hotel, karena banyak saksi mata yang kepo.
Aish ... pikiranku jadi kacau. Memangnya aku berniat untuk selingkuh, apa?
...🌼🌼🌼
...
Siang ini Rara dan Jasmine makan siang bersama. Jasmine itu wanita yang ceria. Dia tinggal di apartemen yang tidak terlalu jauh dari apartemen milik Rara.
Ada saja yang dibicarakan oleh Jasmine. Usianya tiga tahun lebih tua dari Rara. Dia tinggal di London sudah tujuh tahun, dan bekerja di AZ Group hampir dua tahun. Karena prestasinya dalam pekerjaan, maka dia cepat naik jabatan, membuat beberapa rekan kerjanya merasa iri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments