HANYA TERPAKSA

Setelah menawarkan segelas Wine, Revan kemudian mendekatkan gelasnya ke mulut Amel, dengan terpaksa Amel meminumnya, hingga membuat nya terbatuk-batuk, karena Amel tidak biasa minum.

Revan tersenyum tipis, "Kamu tidak biasa minum yah, kalau begitu kita langsung saja" ucap Revan sambil berjalan ke arah ranjang.

Dada Amel bagai tertusuk pedang, dia benar-benar merasa sakit, hidupnya benar-benar hancur dan hina.

"Kemari lah Beby" panggil Revan dengan gayanya yang biasa membuat wanita bertekuk lutut di depan nya, karena pesona ketampanan nya, di tambah Revan melepas jasnya yang memperlihatkan otok-otok lengannya di balik baju kemejanya, tapi Amel tidak melihat itu sama sekali.

Dengan langkah gontai, Amel berjalan menghampiri Revan dan Revan langsung merangkul pinggang nya.

Revan perlahan menunduk ingin mencium bibir Amel, tapi Amel langsung mengalihkan wajah dan menatap menatap kosong ke depan.

Revan langsung melepas tangan nya di pinggang Amel, diri nya merasa terhina di tolak Amel yang menurut nya hanya wanita penghibur, karena biasanya wanita lah yang meminta untuk di puaskan, di tambah ini pertama kalinya Revan lebih dulu mendekati wanita penghibur.

"Dengar yah Amel, saya membayar mu mahal karena butuh hiburan, bukan ingin di temani patung" tutur Revan menaikkan satu oktaf suaranya.

Amel tetap terdiam dan menunduk dengan air mata yang sudah menetes di pipinya, Amel benar-benar tidak siap melakukannya dengan pria yang sudah membayar nya sangat mahal, yang berdiri di hadapan nya saat ini.

"Amel, wanita seperti mu tidak perlu jual mahal padaku, karena aku bisa mendapatkan seribu wanita sepertimu dalam sekejap" tutur Revan dengan tatapan meremehkan pada Amel yang tertunduk.

Setelah mendengar penghinaan Revan padanya, Amel kemudian mengangkat wajahnya dengan mata berkaca-kaca.

"Silahkan menghina ku Tuan, karena yang Tuan katakan tidak lah salah, hidup ku sudah hancur, di tambah diriku sudah diperjual belikan seperti hewan" ujar Amel dengan tatapan hancur.

Tatapan Revan yang awalnya memandang rendah Amel, berubah menjadi perihatin, "Kenapa gadis ini sepertinya sangat terpukul dan terpaksa melakukan semua ini, apakan karena kepergian Raka yang membuatnya hancur" batin Revan.

"Silahkan lakukan yang Tuan inginkan" Kemudian Amel menarik lengan bajunya yang berada di lengannya, semakin kebawah dengan kasar, secepatnya Revan menahan tangan Amel.

"Hentikan, saya tidak pernah memaksa wanita tidur bersama ku selama ini" ucap Revan, kemudian mengambil jasnya di atas kasur dan memakaikannya di bahu Amel yang terbuka.

Revan kemudian meninggalkan Amel di kamar Suite tersebut, tampa satu kata pun.

Amel langsung bernafas lega dan mengusap air matanya.

**

Revan segera menemui Dion yang menunggu nya di mobil dan Dion langsung keluar dari mobil ketika melihat Tuan nya datang.

"Dion bawa pulang Amel ke rumah utama" perintah Revan.

"Ke rumah utama Tuan?" tanya Dion untuk memperjelas, karena ini pertama kalinya Revan membawa seorang wanita ke rumah utama.

"Iya ke rumah utama dan cari tau, kenapa Amel bisa berada di tempat Kalista" ujar Revan, kemudian masuk kedalam mobilnya dan menyuruh sopirnya jalan.

Dion menatap kepergian mobil Revan dan segera naik menemui Amel, kemudian membawa nya pulang ke rumah utama.

*****

Keesokan harinya Amel sudah merasa tenang dan baru menyadari kalau dirinya di bawah ke rumah yang sangat mewah, karena dari kamarnya saja terlihat sangat besar.

Amel melihat sekeliling dan terdapat foto Revan yang berukuran besar berada di atas tempat tidur dan melekat di dinding, foto itu terlihat bertelanjang dada memperlihatkan roti sobek dan lengan kelar Revan.

"Pria itu namanya siapa yah, kenapa semalam dia meninggalkan ku dan menyuruh asisten nya membawa ku ke rumah nya" pikir Amel, sudah merasa tenang sekarang.

Amel kemudian berjalan keluar kamar dan melihat beberapa pelayanan yang sedang sibuk di rumah itu.

Amel mencoba melihat kebawah dan sama hanya melihat beberapa pelayan, "Ini rumah atau istana, pantas saja Tuan semalam, menghambur-hamburkan uang nya untuk menebus ku" gumam Amel.

"Permisi Nona, ada yang bisa kami bantu" tanya pria paru baya yang tiba-tiba berdiri di belakang Amel.

Amel terkejut dan menoleh sambil tersenyum kecut, tidak bisa berkata apa-apa.

"Maaf Nona, saya adalah kepala pelayanan di rumah ini, nama saya Hari kalau butuh sesuatu katakan saja padaku" tutur kepala pelayanan itu.

"Baik Pak Hari" balas Amel sopan.

"Saya permisi dulu Nona" ujar Hari, kemudian berlalu pergi.

Amel kemudian kembali ke kamar Revan, karena dia hanya ingat jalan ke kamar Revan, rumah Revan sangat besar jadi Amel takut tersesat pergi terlalu jauh.

***

Sementara di perusahaan Winata Group, Revan sedang berada di ruangan nya dan duduk kursi kebesaran nya.

Revan ternyata masih memikirkan tentang Amel, tiba-tiba pintu di ketuk seseorang.

"Masuk" ucap Revan.

Pintu pun terbuka, ternyata Dion yang datang dan langsung masuk menghampiri Revan.

"Lapor Tuan" ucap Dion.

"Katakan" balas Revan

"Tuan, Nona Amel berada di tempat Kalista, hanya terpaksa karena Bibi dan Pamannya lah yang menjual nya ke tempat itu" jelas Dion.

"Baik Dion, kamu boleh keluar" timpal Revan.

"Saya permisi Tuan" ucap Dion menunduk hormat pergi.

"Hanya terpaksa?, ini menarik aku harus segera pulang" ucap Revan.

**

Di rumah utama milik Revan, Amel masi di kamar Revan dan baru saja selesai mandi dan berdiri di depan lemari pakaian Revan, untuk memilih salah baju Revan untuk di pakainya.

Amel kemudian memilih baju kaos dan celana training milik Revan, Amel sengaja memilihnya agar longgar di badan nya karena dia tidak memakai dalaman.

Setelah sudah rapi, Amel duduk di sofa, "Wow sofa ini sangat empuk, tidur di sini pasti terasa di kasur" ucap Amel.

"Kalau di pikir-pikir, lebih baik aku tinggal di sini dan menjadi salah satu pelayan di rumah ini, dari pada tinggal di tempat Mami Kalista" pikir Amel.

Sementara Amel berfikir, pintu kamar langsung di buka oleh Revan dan pandangan mereka langsung bertemu.

Amel segera berdiri lalu menurunkan pandangan, sementara Revan mengamati pakaian yang di pakai Amel, karena sebelumnya tidak ada yang berani menyentuh barang-barangnya tampa seizinnya.

Revan kemudian menghampiri Amel yang masih menunduk, Revan baru saja ingin bicara tapi Amel lebih dulu menyahut dan mengangkat wajahnya.

"Tuan maaf kan sikap saya semalam, karena telah menyinggung perasaan Tuan" ucap Amel sambil menyatukan kedua tangan nya memohon, membuat Revan tersenyum miring.

"Tuan saya bisa melakukan apa saja untuk Tuan, asal kan jangan membawa saya kembali ke tempat Mami Kalista" pinta Amel dengan wajar memohon.

"Ternyata benar, semalam gadis ini hanya jual mahal, setelah melihat rumah ini dia langsung berubah pikiran" batin Revan.

"Apa saja?" tanya Revan.

"Iya Tuan apa saja, saya lihat rumah Tuan sangat besar, pasti membutuhkan banyak pelayan dan aku bersediah menjadi pelayan di rumah ini, asalkan saya tidak kembali ketempat Mami Kalista" jawab Amel pelan-pelan agar tidak menyinggung perasaan Revan lagi.

Setelah mendengar jawaban Amel, wajah Revan yang sejak tadi kaku dan dingin, seketika berubah menjadi tersenyum licik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!