Bab 5

Devano membuka pintu kamar perlahan-lahan dan mendekati tempat tidur di mana istrinya itu sudah tidur pulas dengan memeluk boneka panda. Ia menyelinap masuk di dalam selimut lalu memeluk sang istri dari belakang dan bibir nya itu mencium belakang leher Ruby.

"Hei, apa yang kamu lakukan di tempat tidur ku dan memelukku tanpa izin bahkan kamu berani mencium batang leher ku? " Tanya Ruby yang cepat membalikkan badannya dengan tatapan matanya galak kepada Devano.

"Tsk, aku suamimu tentu saja aku mau tidur di tempat tidur yang sama denganmu dan Aku berhak untuk mencium batang lehermu atau keseluruhan yang ada di tubuh mu ini. " Jawab Devano yang menarik Ruby untuk berbaring kembali tetapi Devano malah menggerayangi tubuh Ruby.

"Ihhh, jangan lupa janjimu untuk kamu berikan aku izin untuk berkarier kembali di dunia showbiz ku jika kamu menginginkan aku untuk tidur denganmu. " Kata Ruby yang dibungkam oleh ciuman membara suaminya yang telah membuka piyama di pakainya itu.

"Aku akan izinkan kamu untuk kembali ke dunia showbiz mu dengan syarat aku harus menjadi produser, sutradara dan penulis serta asisten pribadi mu agar tak ada seorangpun mendekati kamu. " Kata Devano yang membelai lembut seluruh tubuh indah Ruby.

"Eh, mana ada syarat seperti yang kamu ajukan kepada ku? " Tanya Ruby yang kewalahan karena suaminya sungguh pandai merayunya untuk melayani tidur suaminya itu.

"Ada, di mulai dari aku yang mengajukan syarat ketentuan untuk kamu bintang film ku. " Jawab Devano yang telah memasuki tubuh Ruby.

Dua jam kemudian, Ruby bersandar di pelukan Devano yang memeluknya di atas tubuh kekar suaminya itu setelah permainan panas mereka berdua.

"Cheni, tadi siang Ziko menelepon ku katanya ia tak mau sekolah di Boston karena terlalu jauh dari rumah. Apakah kamu takkan keberatan jika aku menyekolahkan Ziko di sekolah dekat rumah kita atau home schooling dengan memanggil guru privat ke rumah? "

Devano membahas masalah anak mereka yang telah berusia enam tahun dengan istrinya usai berdiam cukup lama sampai istrinya dapat di bujuk nya itu.

"Hmm, Ziko itu adalah anak laki-laki biarkan dia belajar hidup mandiri sejak dini supaya dia bisa tumbuh menjadi seorang laki-laki tangguh dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Kamu jangan terlalu memanjakannya nanti dia tumbuh seperti kamu di masa lalu. " Kata Ruby mengangkat wajahnya untuk sepasang matanya dapat menatap suami nya.

"Hmm, aku tidak manja Cheni. Aku cuma kurang perhatian saja dari keluarga ku yang super sibuk dengan urusan mereka masing-masing dan mereka cuma pandai memberikan aku uang sebanyak-banyaknya agar aku tak pernah rewel dan mengacaukan urusan mereka. Karena itu aku tak mau Ziko kekurangan kasih sayang dan perhatian dari kita sebagai orangtuanya agar ia bisa tumbuh menjadi seorang laki-laki yang penuh cinta. " Kata Devano menatap lurus istri cantiknya itu.

"Dev, urusan anak-anak adalah urusanku sebagai mama mereka. Kau papa mereka tugasnya adalah membiayai sekolah mereka bukan urusan lainnya. Jadi, tolong jangan ikut campur urusan aku yang menginginkan Ziko bersekolah di sekolah Dasar di kota Boston. " Kata Ruby yang memegang teguh prinsipnya sebagai peraturan di rumah tangga mereka berdua.

"Aku juga Papanya yang berarti aku berhak untuk mengurusnya juga. " Kata Devano tersinggung dengan ucapan Ruby yang melarangnya ikut campur tangan di dalam urusan sekolah Ziko.

"Urusan melindungi mereka adalah tugasmu tapi urusan untuk mendidik mereka adalah urusanku sebagai mama mereka. Aku tak mau mereka tumbuh menjadi orang-orang yang tak pernah bisa bertanggungjawab atas masa depan yang akan mereka jalani ketika mereka dewasa. " Kata Ruby tegas kepada Devano yang menyingkirkan lengannya di atas tubuh suaminya itu.

"Kalau begitu kamu menganggap aku bukanlah papa yang tidak bisa bertanggungjawab kepada mereka? Begitu kah maksud mu?? " Tanya Devano yang melompat turun dari tempat tidur dan memakai piyama nya lalu meninggalkan Ruby dengan marah.

"Hei, dasar kau laki-laki pemarah bisanya. " Kata Ruby menuding telunjuknya ke arah pintu kamar tidurnya yang terbuka lebar.

Devano yang merasa Ruby keterlaluan terhadap dirinya itu dengan marah memukul dinding di kamarnya sendiri untuk melampiaskan emosi nya itu. Ia merasa Ruby terlalu keras terhadap anak-anak mereka sehingga anak -anak mereka merasa tertekan dengan peraturan yang di tetapkan oleh Ruby di rumah mereka.

Suara dering dari hpnya terdengar dari ruangan pakaiannya. Devano mengambil hpnya lalu ia melihat sebuah nama di layar HP nya. Ia mengetik sesuatu di hpnya dengan tergesa-gesa sekali.

📱 Louisa, kenapa kamu tengah malam hari menghubungi Wa ku? " Tanya Devano melalui WA nya.

📱 Tuan Besar, karena saya menginginkan suara anda untuk mengendalikan para pemegang saham di bursa Efek perusahaan Angels di kota New York. " Jawab Louisa gadis pirang yang menjadi salah seorang dari rekan bisnis Devano Wandani.

📱Kenapa harus aku yang turun tangan untuk urusan pekerjaan yang bukan urusanku sebagai CEO utamanya?? " Tanya Devano melampiaskan emosi kepada Louisa.

📱Karena anda orang yang paling aku butuhkan untuk mengatasi masalah perusahaan Angels di kota New York. Ayolah, Tuan Besar kau kunjungi dahulu kantor ku sebelum kamu memberikan keputusan mu yang paling tepat untuk bisnismu dan bisnisku. "Jawab Louisa yang menatap sengit kaca jendela apartemennya karena gadis itu merasa kesal kepada Devano yang sulit sekali untuk bekerjasama dengan perusahaan Angels.

📱 Hmm, aku mau lihat dahulu file kerja dari perusahaan Angels sebelum aku harus datang ke kantor perusahaan Angels di kota New York agar aku tak pernah salah mengambil langkah untuk perusahaan Wandani tidak pernah alami yang namanya kerugian oleh rekannya sendiri. " Kata Devano dengan nada tegas kepada rekan bisnisnya itu melalui WA.

📱 Baiklah, aku akan kirimkan filenya kepada mu sekarang juga biar kamu bisa membaca dan mempelajari dengan cermat terlebih dahulu sebelum kamu memutuskannya. "Kata Louisa dengan nada manis kepada Devano.

📱 Oke, sekarang aku mau tidur. Jadi kau jangan pernah mengganggu aku dengan telepon mu yang tak penting bagiku. "Kata Devano yang langsung menonaktifkan hpnya agar ia dapat tidur dengan nyenyak di ranjang pribadinya.

******

Kota Ningbo, China.

Eduardo tersenyum kecil menghadapi keriangan istrinya yang mendapatkan tiket pesawat untuk berlibur ke Peru darinya yang mengatakan bahwa ia mendapatkan tiket tersebut dari Bos nya.

" Sungguh seorang Bos yang baik dengan kasih aku tiket pesawat berlibur ke negara Peru juga sejumlah uang untuk membeli rumah dan juga mobil mewah di kota Guangzhou? "Ucap Soledad Zevanya tertawa bahagia melihat uang tunai di tangannya dari suaminya sendiri.

Bersambung!

Terpopuler

Comments

Nona Rania ™©🍼🍼

Nona Rania ™©🍼🍼

Soledad kau akan tinggal sama Fillepe mantan pacarnya Rubi

Miris banget hidup mu Soledad

2025-03-10

0

Ir Syanda

Ir Syanda

Ide bagus tuh !

2023-02-20

0

Radiah Ayarin

Radiah Ayarin

Hem...kasihan

2023-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!