"Kandungan ibu Alesa sekarang memasuki 9 minggu, di jaga baik-baik kandungannya. Apa ada keluhan bu?" tanya Dokter kandungan tersebut
"Sering mual muntah dan pusing, Dok" jawab Alesa menyampaikan keluhannya
"Iya itu memang sering terjadi kepada ibu hamil apalagi di trimester pertama, nanti saya kasih resep obat mual muntah" kata Dokter kandung itu lagi
"Dok, apa saat hamil ada perubahan hormon yang terjadi kepada sang ibu atau sang ayah?" tanya Alesa sedikit ragu
"Ohh iya, sering terjadi perubahan hormon baik ke sang ibu atau sang ayah bayi. Bawaannya kadang emosi" jelas Dokter kandung itu
Alesa menganggukkan kepalanya paham dengan semua penjelasan Dokter, kini ia bisa memahami mengapa suaminya akhir-akhir ini juga sering emosi kepadanya dan kemungkinan karena salah satu yaitu faktor hormon selama ia hamil.
Alesa menyerahkan resep obat tersebut kepada penjaga apotek, setelah membayar obatnya dan mendapatkan obatnya Alesa menghampiri suaminya yang menunggunya dari tadi di parkiran klinik tersebut.
"Ayo, cepat naik. Kita harus segera pulang, sayang warung kelamaan tutup" kata Mas Ilham menegur Alesa yang sibuk membaca foto USG
Alesa pun tersadar setelah mendengar teguran suaminya, dengan buru-buru Alesa segera naik di jok belakang. Sepeda motor pun mulai di lajukan suaminya dengan kecepatan sedang, dan menuju ke desa dimana ruko suaminya berdiri.
Baru berapa menit suaminya menghentikan sepeda motornya sejenak di warung makan yang begitu ramai pengunjung, kemudian turun dan masuk ke dalam warung makan itu sedangkan Alesa memilih menunggu di samping sepeda motor.
Setelah membayar dan mendapatkan nasi bungkus yang di beli tadi suaminya kembali ke sepeda motor dan naik, kemudian suaminya melajukan sepeda motornya lagi meninggalkan warung makan itu.
Sepanjang perjalanan tak ada percakapan yang keluar dari mulut Alesa maupun suaminya, setelah masuk ke daerah desa Alesa juga menikmati suasana jalanan yang di sebelah kanan mau pun sebelah kiri ada pohon-pohon karet dan pohon-pohon sawit perkebunan milik orang dan karena perpohonan ini yang membuat suasana disini jadi masih terasa sejuk.
Rencana kemarin Alesa dan suaminya ingin ke kota untuk periksa ke Dokter kandungan, namun tetangga mereka memberi tahu sebuah klinik yang tak jauh dari desa mereka yang sudah banyak sekali pasien datang kesana untuk periksa kandungan sehingga suaminya memutuskan ke klinik tersebut saja.
Setengah jam kemudian Alesa dan suaminya telah sampai di depan ruko milik suaminya, setelah memasukan sepeda motor ke teras ruko suaminya pun turun dari sepeda motor dan membuka pintu rolling door.
"Nasi bungkusnya jangan lupa di bawa masuk" ujar Mas Ilham yang tengah menata barang-barang di warungnya
Alesa hampir saja lupa jika tak di ingatkan suaminya, akhirnya Alesa mengambil kantong plastik yang berisi dua nasi bungkus beserta lauk pauk yang di beli suaminya ketika hendak pulang ke ruko.
Alesa masuk ke dalam ruko dengan menenteng kantong plastik tersebut menuju dapur, di dapur Alesa segera memindahkan semua lauk pauk tersebut ke dalam mangkok dan nasi bungkus di biarkannya di dalam kantong plastik itu ketika hendak di makan nanti baru akan di ambil di siapkannya.
"Mas makan yuk, udah siang ni. Bentar lagi adzan dzuhur" kata Alesa menghampiri suaminya yang tengah melayani pembeli
"Iya sebentar lagi, siapkan aja dulu" jawab Mas Ilham tanpa menoleh
Alesa pun hanya mengangguk dan kembali ke dapur membentang tikar untuk alas mereka makan, kemudian di tatanya semua lauk pauk tadi bersamaan dengan nasi bungkus itu dan tentunya alat-alat makan juga piring dengan sendok serta tak lupa seteko air minum bersama gelas.
Kini Alesa dan suaminya pun mulai menyantap dan menikmati makan siang mereka yang beli dari sebuah warung makan yang tadi kelihatan sangat ramai, suaminya memang selalu membeli nasi bungkus jika habis dari luar.
Inilah yang membuat Alesa tetap kagum dengan suaminya, tetap memikirkannya ketika berpergian apalagi jika pulang dari membeli barang-barang untuk mengisi warung pasti banyak sekali makanan yang di belikan suaminya.
Mungkin wajar suaminya marah-marah kemarin karena mungkin ia juga yang salah, jadi sekarang sebisa mungkin Alesa hati-hati jika mengerjakan pekerjaan rumah agar suaminya tak marah-marah lagi.
"Aku duluan tidur, soalnya ngantuk banget" kata Mas Ilham yang pulang dari masjid setelah melepas baju koko dan sarung
"Ya udah, aku ke depan dulu mau jaga warung" jawab Alesa mengalah dan segera keluar dari kamar tidur mereka
Karena warung milik suaminya tadi pagi sempat tutup jadi siang ini begitu ramai para pembeli berdatangan, dengan cekatan dan tentunya sangat ramah Alesa melayani para pembeli itu serta dengan begitu hati-hati ia menghitung belanja para pembeli karena tak ingin sampai salah.
"Kabarnya udah isi ya mbak?" tanya Salah satu pembeli
"Iya Bu, alhamdulilah di kasih Allah kepercayaan begitu cepat" jawab Alesa sembari menyunggingkan senyumannya dengan ramah
"Tapi bukannya ibu hamil muda itu harus banyak-banyak istirahat, biar masuk trimester kedua kuat apalagi mendekati hari lahiran" kata ibu-ibu itu tadi
"Ahh iya bu, gantian dengan Mas Ilham. kan tadi habis dari luar, jadi dia kelelahan" jawab Alesa mencari alasan
Ibu-ibu itu hanya mangut-mangut seperti sedang memahami perkataan Alesa, selesai membayar belanjaannya ibu-ibu itu pun pamit pulang kepada Alesa. Para pembeli juga mulai berkurang dan kini tak ada lagi, Alesa pun duduk sejenak di kursi yang di sediakan suaminya sembari memijit kedua kakinya yang terasa pegal akibat terlalu lama berdiri tadi.
Sudah setengah jam di tunggu-tunggu para pembeli tak kunjung datang sehingga membuat Alesa mengantuk, Alesa pun memejamkan kedua kelopak matanya sejenak selagi menunggu pembeli datang.
"Alesa, bangun" kata Mas Ilham menggoyangkan pundak Alesa
Alesa pun buru-buru bangun dan mengucek kedua kelopak matanya, ia gak sadar kalau tadi ternyata ketiduran sampai suaminya saja sudah bangun dari tidur siangnya.
"Kenapa tidur, kan aku nyuruh jaga warung. Gimana kalau ada yang mencuri barang di warung, kalau kamu tidur kayak gini. Mana tidur kayak kebo" kata Mas Ilham nyerocos memarahi Alesa
"Maaf Mas, aku tadi ngantuk makanya ketiduran" kata Alesa sembari menundukkan kepalanya
"Kebiasaan ngerjain apa pun gak pernah becus. Pergi sama" kata Mas Ilham menarik tangan Alesa
Alesa pun pergi dan memilih masuk ke dalam kamar tidur, lagi-lagi Alesa hanya bisa menangis di dalam kamar tidur dan menangis tanpa suara sembari mengingat perlakuan kedua orang tuanya yang selama ini tak pernah sedikit pun memarahinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments