Selesai sarapan Alesa kembali melanjutkan pekerjaan rumah yang masih belum di kerjakannya, sedangkan suaminya selesai sarapan sudah sibuk di warungnya sembari merapikan barang-barang di warung yang sedikit berantakkan.
Semenjak menikah Alesa dan suaminya telah berbagi pekerjaan masing-masing jadi tak ada yang bisa saling bantu, apalagi jika di pagi hari seperti ini Alesa sibuk di bagian dapur sedangkan suaminya sibuk di bagian warung karena warung milik suaminya pagi-pagi sudah ada yang beli siapa lagi kalau bukan rombongan ibu-ibu yang hendak membeli sembako.
Maka dari itu Alesa membiasakan diri mengerjakan pekerjaan rumah sendirian meski sebenarnya semasa ia tinggal bersama kedua orang tuanya, ia tak pernah sedikit pun menyentuh pekerjaan rumah karena semua telah di kerjakan oleh ibunya.
Apalagi setelah lulus SMA Alesa langsung mendapatkan pekerjaan jadi tak tau menau soal beres-beres rumah, tapi meski bekerja dulu Alesa yang sempat nge-kos bersama temannya terbiasa memasak sendiri jadi hingga sekarang Alesa bisa kalau soal masak meski tak selezat masakan ibunya.
Alesa yang merasa lelah karena pekerjaan tak kunjung selesai memilih untuk beristirahat sejenak, apalagi semasa hamil di trimester pertama ini jika terlalu banyak bergerak jadi terasa lemas belum lagi Alesa baru saja memuntahkan semua isi perutnya tentu membuat tenaganya semakin terkuras.
"Sayur.... Sayur.... Mas Ilham, istrinya mau beli sayur gak?" tanya Mamang tukang sayur berhenti di depan warung
"Entar, aku tanya dulu" jawab Mas Ilham sembari melangkahkan kaki ke arah dapur
Alesa yang tengah beristirahat dan bersandaran di dinding dapur begitu menikmati istirahatnya, sembari memejamkan kedua kelopak matanya dan mengipaskan tutup toples ke tubuhnya yang berkeringat.
"Pantesan aja kerjaan gak kelar-kelar, kalau kerjaan cuma duduk aja kayak gitu" kata Mas Ilham nyerocos saat tiba di dapur
"Mas, tadi aku habis muntah makanya istirahat sebentar" kata Alesa membela diri
"Ahh alasan, itu di depan ada mamang sayur. Mau beli sayur gak?" kata Mas Ilham berlalu begitu saja
Dengan buru-buru Alesa beranjak dari duduknya dan mengikuti langkah kaki suaminya yang sudah terlebih dahulu berjalan di depannya, Alesa segera menghampiri mamang tukang sayur dan mulai memilih sayuran untuk di masak buat makan siang nanti.
"Ini semuanya jadi berapa mang?" tanya Alesa selesai mengambil satu ikat sayur bayam, satu kantong tahu putih dan dua ikan nila yang berukuran sedang
"Semuanya jadi 23.000" jawab Mamang tukang sayur
"Ohh genapin 25.000 ya mang, tambah tomat aja 1.000 dan daun bawang 1.000" kata Alesa sembari mengambil tomat berukuran kecil dua biji
Selesai mendapatkan semua bahan buat masak siang ini Alesa segera membayar kepada mamang tukang sayur, kemudian Alesa kembali masuk rumah sembari menenteng kantong plastik yang berisi bahan belanjaannya barusan.
Setiap hari Alesa di jatah oleh suaminya buat beli sayuran beserta kawan-kawan 25.000 ribu, jadi sebisa mungkin Alesa harus berhemat dan tentunya harus bisa mengelola uang 25.000 ribu itu dan kalau soal nafkah suaminya selalu memberi Alesa perbulan 250.000 ribu.
Uang nafkah itu 200.000 ribu Alesa simpan dalam sebuah celengan semasa ia bekerja dulu yang di bawanya dari rumah, 50.000 ribu Alesa gunakan untuk membeli skincare atau jika skincare-nya masih Alesa masukan ke dalam celengan juga.
Alesa menyimpan uang nafkah tersebut karena takut suatu-suatu mereka tiba-tiba butuh uang, makanya Alesa memilih untuk menyimpannya dan suaminya juga tak pernah bertanya kemana dan untuk apa uang itu bagi suaminya yang penting sudah memberikan hak Alesa setelah itu udah semua sudah jadi urusan Alesa.
Mungkin kelihatan sehari-hari suaminya suka marah-marah, namun soal apa yang menjadi hak untuk Alesa suaminya begitu bertanggung jawab jadi Alesa tak mempermasalahkan lagi sekarang soal ocehan suaminya setiap hari justru ia memilih untuk menutup telinga dan menganggap semua seperti angin berlalu.
Apalagi menurut Alesa yang terpenting suaminya tak main tangan kepadanya, jadi Alesa masih bisa memaklumi suaminya yang suka marah-marah bisa jadi faktor hormon ia yang sedang hamil atau mungkin faktor lelah karena seharian harus melayani para pembeli apalagi rombongan ibu-ibu yang suka menawar.
"Mau masak apa?" tanya Mas Ilham menghampiri Alesa yang tengah memetik sayur bayam
"Sayur bayam kuah bening campur tahu dengan sambal tumis ikan nila" jawab Alesa tanpa menoleh dan tangannya masih sibuk memetik sayur bayam
"Sini aku yang bersihin ikan nilanya" kata Mas Ilham sembari mengambil plastik yang berisi ikan nila
Alesa yang tengah memetik sayur bayam langsung menoleh ke arah suaminya sembari mengeryitkan keningnya, ia keheranan melihat suaminya yang tiba-tiba mau membantunya padahal selama ini suaminya selalu membiarkannya mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian.
Namun karena malas berdebat dan bertanya Alesa hanya menaikkan kedua bahunya, bingung dan terserah suaminya membantunya juga justru membuat pekerjaannya sedikit berkurang.
"Ini ikan nila-nya udah di bersihin, masak yang enak ya. Awas jangan sampai ke asinan buat sambal tumisnya" kata Mas Ilham sembari meletakkan baskom yang berisi ikan nila di samping Alesa lalu pergi begitu saja
"Iya, makasih udah mau bantu bersihin ikan nila-nya" kata Alesa sembari menyunggingkan senyuman kepada suaminya
Suaminya hanya membalas dengan anggukkan, Alesa berharap suaminya mau membantunya bukan untuk hari ini saja kalau bisa ia meminta suaminya mau membantunya besok dan seterusnya.
Dengan cekatan Alesa mengoreng ikan nila lalu dikompor sebelahnya Alesa memasak sayur bayam kuah bening campur tahu putih, selagi menunggu semua masakkannya mateng Alesa mengulek cabe merah dan bawang merah serta bawang putih untuk sambal tumis.
Selesai menyiapkan bumbu buat sambal tumis dan bertepatan itu semua masakkan Alesa mateng, Alesa mematikan kompor bagian yang memasak sayur lalu beralih mengangkat ikan nila yang sudah mateng.
Alesa kembali melanjutkan pekerjaan untuk memasak sambal tumis ikan nila, dengan harum yang menggugah selera dan bikin perut lapar bau sambal tumis ikan nila masakkan Alesa sampai ke depan membuat suaminya yang tengah duduk santai di warung buru-buru ke dapur.
"Wah, jadi laper ni" kata Mas Ilham sembari melihat Alesa yang tengah memasukkan potongan daun bawang ke dalam sambal tumis ikan nila
"Ini jatah buat makan siang, sekarang masih jam 10. Masih lama buat makan siang, kalau makan sekarang. Siang nanti gak dapat jatah lagi" kata Alesa kemudian mematikan kompor
"Biarin, siang nanti paling makan mie rebus aja. Yang penting sekarang perut kenyang" jawab Mas Ilham kemudian mengambil piring lalu mengisi nasi bersama lauk pauk
Alesa hanya menggelengkan kepala melihat tingkah suaminya yang seperti orang kelaparan yang tak makan selama satu bulan, tingkah suaminya tak pernah berubah jika di masakkan makanan favoritnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments