Prang......
Alesa yang hendak menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya langsung terkejut saat melihat suaminya melempar piring yang berisi nasi goreng, pecahan piring pun ada yang mengenai kakinya sehingga membuat Alesa terluka dan nasi goreng pun berserakan kemana-mana.
"Makanan apaan ini, asin banget. Kenapa sih kamu itu akhir-akhir ini ngerjain apapun gak pernah becus, mana wajah kusam bikin nafsu makan jadi hilang aja" kata Mas Ilham marah sembari beranjak dari duduknya
Alesa yang memang merasa bersalah tak berani menjawab bahkan ia memilih untuk bungkam sembari membereskan pecahan piring, dirinya sadar berjalannya pernikahannya yang kedua bulan ini Alesa agak malas untuk merawat wajahnya meski memang kulitnya putih bersih jika tak di rawat tentu lama kelamaan akan kusam.
Bahkan pekerjaannya akhir-akhir ini memang banyak tak beres, masak kadang keasin kadang gak ada rasa dan pernah juga lupa memencet tombol cook pas masak nasi di rice cooker sehingga suaminya terpaksa membeli nasi di warung seberang karena menunggu nasi yang tak kunjung mateng.
"Masakin aku mie rebus aja pake telor, kalau udah mateng antar ke depan" ujar Mas Ilham saat sudah sedikit menjauh dari Alesa
"Iya" jawab Alesa segera beranjak kemudian merebus air untuk memasak mie
Pecahan piring yang di bereskan oleh Alesa sudah di masukannya ke dalam kantong plastik dan di buangnya ke dalam tong sampah, dan selagi menunggu air yang di masak oleh Alesa mendidih ia menyempatkan diri makan nasi goreng di piringnya yang belum tersentuh tadi.
Rasa nasi goreng itu memang sedikit asin namun bagi Alesa cukup lezat jika di nikmati, selesai makan dan air yang di rebus oleh Alesa mendidih dengan cekatan Alesa memasukan telur kemudian mie ke dalam air tersebut.
Selesai mie rebus itu mateng langsung Alesa antar ke depan agar suaminya tak menunggu lama lagi, namun ketika hendak kembali ke dapur Alesa merasa mual sehingga dirinya buru-buru ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya.
"Ada apa lagi sih kamu ini, muntah sampe kedengaran ke depan sana. Udah tau aku lagi makan jadi benar-benar buat gak nafsu makan aja" kata Mas Ilham marah-marah sembari menghampiri Alesa ke kamar mandi
"Maaf Mas, aku gak sengaja. Sepertinya aku hamil, karena udah satu bulan ini aku belum datang bulan" kata Alesa yang terlihat pucat dan begitu lemas
"Syukurlah kalau kamu hamil, bulan depan kita ke kota buat periksa ke Dokter benaran hamil gak" kata Mas Ilham kemudian berlalu begitu saja
Alesa hanya bisa mengelus dada mendapat perlakuan dari suaminya seperti itu, bukannya kasihan tapi suaminya justru biasa saja. Alesa pun keluar dari kamar mandi dan hendak minum, namun matanya tertuju dengan mangkok bekas suaminya makan mie barusan.
"Tadi bilang gak nafsu makan, tapi nyatanya juga habis tu mie sampe kuah mie aja ludes kayak orang kelaparan" kata Alesa pelan berbicara dengan diri sendiri sembari menggelengkan kepala
Alesa yang merasa lebih baik segera melanjutkan pekerjaan rumah, banyak yang harus di kerjakannya selain masak buat makan siang mereka nanti belum lagi pakaian miliknya dan suaminya yang sudah terendam di dalam baskom dari tadi.
Alesa memilih mencuci pakaian terlebih dahulu agar bisa segera di jemur dan tentu akan cepat kering, walaupun masih sedikit lemas Alesa terus berusaha untuk kuat agar semua pekerjaan rumah selesai.
.
.
"Oek...oek...oek"
Lagi-lagi Alesa memuntahkan semua isi perutnya, padahal ia baru saja mengisi perutnya bahkan belum sampai setengah jam.
"Mas, tolong pijitin tengkuk leherku" kata Alesa yang masih berada di dalam kamar mandi
"Ahh, manja banget sih. Pake minyak kayu putih sana biar agak mendingan, resiko jadi ibu hamil memang kayak gitu. Jadi harus di biasakan" kata Mas Ilham kemudian berlalu begitu saja
Alesa yang gak tahan di marah dari pagi makin sakit hati di tambah bawaan bayi ia menjadi lebih sensitif, Alesa pun memilih masuk ke dalam kamar tidur dan karena sudah tak sanggup lagi untuk menahan air matanya yang sudah mengenang dari tadi Alesa pun menumpahkan rasa sedihnya sembari tangannya sibuk mamembalurkan minyak kayu putih di tengkuk lehernya.
Alesa pikir sikap suaminya takkan pernah berubah meski ia membuat kesalahan namun ternyata pikirannya salah, bahkan suaminya selalu mempermasalahkan segala hal meski itu hal kecil dan soal wajahnya yang kini terlihat kusam bukan karena tak mau merawatnya mungkin itu termasuk bawaan bayi sehingga ia sangat malas jangankan untuk merawat wajahnya melihat cermin saja ia malas.
"Alesa, bangun" ujar Mas Ilham sembari terus menggoyangkan tubuh Alesa
Alesa yang tertidur dengan sangat pulas pun akhirnya terbangun dan membuka kedua kelopak matanya sembari beranjak duduk.
"Jaga warung sana, gantian aku juga mau tidur siang" kata Mas Ilham sembari menarik tangan Alesa agar segera berdiri
Alesa yang belum sepenuhnya sadar pun hampir saja menabrak dinding jika tangannya tak buru-buru berpegangan di tepi ranjang, Alesa yang di perlakukan seperti itu memilih diam saja lalu pergi dari situ apalagi melihat suaminya seperti tak merasa salah sedikit pun bahkan justru suaminya langsung guling dan memejamkan kedua kelopak matanya.
"Kok pucet mbak?" tanya Ibu paruh baya yang sedang membeli sembako
"Iya bu, baru bangun dari tidur" jawab Alesa sembari berusaha menyunggingkan senyumannya dengan ramah
Ibu paruh baya itu hanya menjawab dengan anggukkan, setelah membayar semua belanjaannya ibu paruh baya itu pun pamit pulang dengan Alesa. Alesa sebenarnya masih lemas bahkan kepalanya terasa sangat pusing, namun ia tak mungkin membangunkan suaminya yang sedang tertidur sangat lelap bisa-bisa ia kena amuk.
Syukurnya yang datang ingin membeli ke warung sembako suaminya tak langsung beramai-ramai namun para pembeli datang secara bergantian sehingga membuat Alesa tak begitu kelelahan, dan sesekali Alesa juga bisa beristirahat meski hanya sebentar.
"Kok cuma segini pemasukannya, kamu ini jaga warung aja gak bisa. Bisa kamu tu apa sih" kata Mas Ilham ketika bangun dari tidur langsung memeriksa laci tempat uang
"Memang agak sepi hari ini, bahkan jalanan aja dari tadi sepi kok" kata Alesa membela diri
"Ah, udah sana. Malas aku lama-lama lihat wajah kamu" kata Mas Ilham mengusir Alesa
Alesa pun menuruti kemauan suaminya yang mengusirnya, ia pun memilih untuk mengangkat pakaian yang di cucinya pagi tadi di jemuran halaman belakang dan syukurnya semua pakaian itu kering karena tak punya kerjaan selesai mengangkat semua pakaian tadi jadi langsung di lipatnya agar tak menumpuk di keranjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments