Bab 4

Setelah sarapan, Ri kembali ke kamarnya. Membuka pintu balkon dan duduk disana. Hujan belum reda, justru semakin lebat. Dia memikirkan perkataan Tam.

"Kesempatan terakhir. Apa aku tidak berpikir seperti Tam karena aku memiliki orang tuanya yang menafkahi dan menjagaku?"

Pesan masuk ke ponselnya, dia merogoh saku jaketnya. Ada pesan dari Tam, dia memberitahu Ri bahwa pengumuman seleksi sudah keluar. Ri masuk menyalakan komputernya. Jari-jari lincahnya menari di atas keyboard. Web sekolah sudah terbuka, dia klik pada tulisan pengumuman seleksi.

Tidak berapa lama halaman itu terbuka sepenuhnya. Di tarik kursor ke bawah. Dalam table 5 baris tertera nama-nama peserta yang lolos.

Di tatap lama nama pada baris tanpa berkedip. Air mengenang di matanya, berkedip sekali lalu turun mulus ke pipinya. "Syukurlah, Tam lolos!"

Soraknya gembira.

Ri menangis, dia memegang wajahnya dan menangis. Tangisan itu tidak dia tujukan pada kegagalannya tapi karena bahagia perempuan bernama Tam setelah dinyatakan lolos seleksi. Dering ponsel Ri menggema di kamar. Tam lagi-lagi menelepon, Ri menjawabnya dan berteriak senang untuk temannya itu.

"Kau lolos, selamat!" Ucap tulus Ri kepada Tam.

Tam terheran, dia bahagia karena lolos dan masuk menjadi guru tetap tapi temannya ini... "Kau menangis?" Tanya Tam mendengar suara serak.

Setelah itu, Ri tertawa. "Tam, aku bahkan tidak mencari namaku di antara 5 orang yang lolos itu. Setelah situsnya terbuka, aku hanya khawatir namamu tidak ada di sana. Syukurlah kau lolos."

"Kau telah bekerja keras Tam, kau pantas mendapatkan ini." Tambahnya.

"Kau sungguh tidak sedih karena tidak lolos?"

Tanya Tam heran.

"Sedih? Tidak juga, aku baru lulus tahun kemarin Tam. Dibandingkan denganmu masa untuk gagal masih banyak. Tidak ada yang tahu, besok lusa aku bisa menjadi pemimpin perusahaan?"

Ujarnya sembarangan.

Tam masih merasa tidak enak tapi dia bersyukur bahwa Ri tulus berbicara padanya.

"Terima kasih, aku do'akan kau jadi pimpinan perusahaan."

Mereka tertawa, lalu berbincang beberapa masalah lainnya. Kesempatan selalu datang, tinggal bagaimana orang akan mengambilnya. Ri selalu menekankan dirinya bahwa dia selalu mendapatkan kesempatan di kemudian hari. Setelah berbicara dengan Tam, dia turun ke bawah memberitahu orang tuanya.

Reaksi Pham dan Lien biasa, tidak terkejut juga tidak sedih. Memang benar perkataan anaknya, bahwa kesempatan selalu datang. Dan Ri masih muda, dia harus belajar bagaimana kegagalan mesti di syukuri sebagai bahan mengokohkan diri agar tidak mudah patah.

Mereka masih duduk santai di depan TV yang menyiarkan petandingan bola basket antara Vietnam dan Korea Selatan. Pham dan Lien bersorak ketika bola menerobos masuk ke jaring milik Korea Selatan. Sementara anak gadis itu tetap tenang bahkan ketika kedua tim bersorak-sorai, saling membanting mental masing-masing.

Pham sampai menyenggol lengan anaknya, dia menaikkan alisnya menegaskan kode siapakah yang di dukung sang putri. Tapi Ri mengabaikan kode itu, dia tetap memandang ke depan hingga pertandingan quarter pertama selesai. Ibunya pergi ke dapur, menyiapkan cemilan yang hampir habis.

Ri ikut membantu, kemudian dia kembali duduk dan fokus pada pertandingan selanjutnya. Ibu Lien kembali bersorak dengan keras mengagetkan gendang telinga Ri. Anak gadis itu menggeleng, ibunya adalah menggemar semua bidang olahraga. Lebih dari sang ayah.

Suasananya cukup tegang antara kedua tim sampai ayahnya berbicara dengan percaya diri.

"Ayah dulu pemain basket! Kalau kau mau tahu, ibumu jatuh cinta padaku ketika melihat aku bermain basket." Informasi yang terus dia dengarkan selama 20 tahun. Dia mengingat setiap detail masa lalu ayahnya. Ri berkata jika ada lomba menghafal masa lalu sang ayah ketika bermain basket, dia yakin akan naik sebagai pemenang.

"Ayah sudah mengatakannya." Sahut Lien, dia menggeleng tingkah suaminya.

Ri tertawa, jika ibunya tidak menghentikan sang ayah, mereka akan mendengar kisah itu sampai tengah malam.

"Jadi besok Resto masih tutup?" Tanya Ri.

"Ya selama 3 hari. Besok ikut ibumu pergi ke acara paman Tuan."

"Paman Tuan itu sepupu ayah dari Thailand kan?"

"Iya, anaknya akan menikah dengan keluarga yang berada di Vietnam."

"Oh, jadi anaknya menikah dengan sepupu jauh. Kalau ayah dan ibu ingin punya menantu?" Ri bertanya, dia belum memutuskan akan menikah. Hanya ingin mengetahui pendapat orang tuanya.

Pham dan Lien saling pandang, pembicaraan ini tidak pernah lagi mereka temukan diantara perbincangan yang telah mereka lalui. "Apa yang membuatmu bertanya nak?" Tanya Lien.

Jika di tanya dia mau, tentu saja. Dia selalu iri mendengar teman-temannya berbicara tentang suami atau cucu mereka yang menggemaskan setiap harinya. Terkadang, dia mendapat ejekan bercanda dari temannya karena Ri belum di nikahkan.

"Tidak apa-apa, aku juga belum ada keinginan untuk menikah. Tapi, mungkin ayah dan ibu sudah ada calon untukku?"

Pham sudah pasti menggeleng. "Ayah belum ada, tapi ibu seperti sudah siap mengenalkanmu dengan seluruh pemuda yang ada di daerah ini."

Ri dan Pham tertawa kecil. Lien cemberut, ketika anak dan ayah ini mengejeknya bersama. "Kalau aku menikah apa ibu dan ayah akan ikut bersamaku?"

"Itu tergantung apa suamimu setuju, tapi ayah pikir lebih baik kalian hidup mandiri. Cukup ibumu yang kesulitan harus mengurus mertuanya."

Selama lebih dari 30 tahun, Lien harus mengurus mertua. Pham dan Lien tidak tega jika orang tua itu harus di bawa ke panti jompo.

"Ibu tidak kesulitan, ibu melakukannya karena mencintai ayahmu." Teduh Lien memandangi sang suami.

Saling pandang menimbulkan nuansa romantis. Ri naik ke kamarnya, dia tidak ingin menjadi nyamuk jomblo diantara dua insan yang penuh dengan warna merah muda.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ri sudah siap dengan gaun biru yang disiapkan sang ibu. Sebelum dia setuju ternyata sang ibu sudah menyiapkan banyak hal untuknya. Dia melihat leher dan lengannya. Risih Ri ingin mencopoti semua perhiasan.

"Jangan di copot, aduh." kena pukul.

Ibunya sudah rapi dengan rambut ala-ala pramugari tapi versi lebih brutal. Biasanya pramugari terlihat cantik dan anggun. Ri tidak tahu bagaimana konsep sang ibu, melihatnya ngeri, dia mengerutkan wajahnya.

"Ibu mau kemana?" Tanya Ri.

"Pengantin, bukannya ayah sudah bilang kita mau ke pesta anak paman Tuan."

"Iya tahu, tapi kenapa rambutnya naik sekali begitu?" Lagi, Ri memprotes.

"Apanya? ini bagus! Ayo." Ucap Lien mengajak Ri keluar dari rumah.

Kakinya berat, enggan untuk pergi. Untung saja ibunya tidak memaksa dia mengenakan model rambut yang sama, jika tidak dia bisa pingsan sebelum sampai ke acara.

"Ibu, kenapa ayah tidak ikut?" Ri berpikir bahwa ayahnya yang super rajin kondangan itu akan ikut tapi pagi tadi sang ayah membatalkan keikutsertaannya.

"Sanchez lagi buat menu baru, minta ayahmu review. Owner kan harus tahu." Ujarnya sembari merapikan rambutnya.

Lalu dari dalam dia mendengar suara klakson taksi Langganannya. Taksi itu sudah menunggu, Lien menggandeng tangan Ri keluar dan mereka duduk berdampingan.

"Ibu sebenarnya ada misi."

Ri menengok dengan mata melotot. TIDAK.

🕘

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11 ( Ri Ahn dan Ravi)
12 Bab 12 (Bisnis kelompok HARI)
13 Bab 13 (Mendengar nama Ho Young)
14 Ep 15 : Bertemu langsung..
15 Ep 16 : Kita sepakat
16 Ep 17 : Agar tidak ketahuan
17 Ep 18 : PHP
18 Ep 19 : Hubungan rumit
19 Ep 20 : Peringatan
20 Ep 21 : Bertemu lagi, sebelum Ravi pulang
21 Ep 22 : Membahas kontrak atau...
22 Ep 23 : Ho Young baik & Ho Young jahat!
23 Ep 24 : Berbeda
24 Ep 25 : Sakit tapi tak berdarah
25 Ep 26 : Memilih Ri Ahn
26 Ep 27 : Bertemu Ravi
27 Ep 28 : Batalkah?
28 Ep 29 : Perjanjian batal
29 Ep 30 : Kita End
30 Ep 31 : Bab Baru
31 Ep 32 : Ri Ahn bekerja dengan giat
32 Ep 33 : Aku sibuk
33 Ep 34 : Siapa?
34 Ep 35 : Jangan lupakan masa lalu _ Liam Nguyen
35 Ep 36 : Dua sisi
36 Ep 37 : Ho Young
37 Ep 38 : Ho Young Bertemu teman lama
38 Ep 39 : Tidak sengaja
39 Ep 40 : Jackpot
40 Ep 41 : Trio bebek bertemu. Calon bestie.
41 Ep 42 : Saran orang berpengalaman
42 Bab 14 (Janji pertemuan)
43 Bab 15 (Melihat bisnis HARI- Hari pertama bekerja)
44 Bab 16 (Bertemu)
45 Bab 17 (Sepakat)
46 Bab 18 (Bertemu lagi)
47 Bab 19 (pertemuan sia-sia)
48 Bab 20 (Tom dan Jerry)
49 Bab 21 (Mansion of the Mafia, Stonewall)
50 Bab 22 (Rahasia gedung tua, bertemu lagi)
51 Bab 23
52 Bab 24 (Kesepakatan hukum)
53 Bab 25 (Rasa sakit)
54 Bab 26
55 Bab 27 (Tuan muda Ravi pulang)
56 Bab 28 (Tamu tak di undang)
57 Bab 29
58 Bab 30 (Ada apa!?)
59 Bab 31 (Bebas)
60 Bab 32
61 Bab 33 (Mulai terbiasa)
62 Bab 34
63 Bab 35
64 Bab 36 (Liam Nguyen)
65 Bab 37 (Dunia Ri Ahn & Ho Young)
66 Bab 38 (Ho Young & kehidupannya)
67 Bab 39 (Bertemu dengan Darren Lee)
68 Bab 40 (Kebetulan)
69 Bab 41 (Bincang-bincang)
70 Bab 42 (Mencari tahu)
71 Bab 43 (Ada yang tahu, ada yang rindu)
72 Bab 44 (Ada yang kacau)
73 Bab 45 (Selangkah didepanmu)
74 Bab 46
75 Bab 47
76 Bab 48
77 Bab 49
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11 ( Ri Ahn dan Ravi)
12
Bab 12 (Bisnis kelompok HARI)
13
Bab 13 (Mendengar nama Ho Young)
14
Ep 15 : Bertemu langsung..
15
Ep 16 : Kita sepakat
16
Ep 17 : Agar tidak ketahuan
17
Ep 18 : PHP
18
Ep 19 : Hubungan rumit
19
Ep 20 : Peringatan
20
Ep 21 : Bertemu lagi, sebelum Ravi pulang
21
Ep 22 : Membahas kontrak atau...
22
Ep 23 : Ho Young baik & Ho Young jahat!
23
Ep 24 : Berbeda
24
Ep 25 : Sakit tapi tak berdarah
25
Ep 26 : Memilih Ri Ahn
26
Ep 27 : Bertemu Ravi
27
Ep 28 : Batalkah?
28
Ep 29 : Perjanjian batal
29
Ep 30 : Kita End
30
Ep 31 : Bab Baru
31
Ep 32 : Ri Ahn bekerja dengan giat
32
Ep 33 : Aku sibuk
33
Ep 34 : Siapa?
34
Ep 35 : Jangan lupakan masa lalu _ Liam Nguyen
35
Ep 36 : Dua sisi
36
Ep 37 : Ho Young
37
Ep 38 : Ho Young Bertemu teman lama
38
Ep 39 : Tidak sengaja
39
Ep 40 : Jackpot
40
Ep 41 : Trio bebek bertemu. Calon bestie.
41
Ep 42 : Saran orang berpengalaman
42
Bab 14 (Janji pertemuan)
43
Bab 15 (Melihat bisnis HARI- Hari pertama bekerja)
44
Bab 16 (Bertemu)
45
Bab 17 (Sepakat)
46
Bab 18 (Bertemu lagi)
47
Bab 19 (pertemuan sia-sia)
48
Bab 20 (Tom dan Jerry)
49
Bab 21 (Mansion of the Mafia, Stonewall)
50
Bab 22 (Rahasia gedung tua, bertemu lagi)
51
Bab 23
52
Bab 24 (Kesepakatan hukum)
53
Bab 25 (Rasa sakit)
54
Bab 26
55
Bab 27 (Tuan muda Ravi pulang)
56
Bab 28 (Tamu tak di undang)
57
Bab 29
58
Bab 30 (Ada apa!?)
59
Bab 31 (Bebas)
60
Bab 32
61
Bab 33 (Mulai terbiasa)
62
Bab 34
63
Bab 35
64
Bab 36 (Liam Nguyen)
65
Bab 37 (Dunia Ri Ahn & Ho Young)
66
Bab 38 (Ho Young & kehidupannya)
67
Bab 39 (Bertemu dengan Darren Lee)
68
Bab 40 (Kebetulan)
69
Bab 41 (Bincang-bincang)
70
Bab 42 (Mencari tahu)
71
Bab 43 (Ada yang tahu, ada yang rindu)
72
Bab 44 (Ada yang kacau)
73
Bab 45 (Selangkah didepanmu)
74
Bab 46
75
Bab 47
76
Bab 48
77
Bab 49

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!