Bab 2

Ri mulai bosan, dia sudah mengerjakan pekerjaan rumah, mulai dari membersihkan ruangan dan mencuci piring kotor. Bolak balik dari atas ke bawah begitupun sebaliknya. Lalu, dia mencoba peruntungan dengan bermain game di ponsel, belum sampai sejam dia sudah kembali ke mode awal. Tidak lama ponselnya berbunyi, group chat angkatan yang di mulai dengan pesan Van menjadi heboh mendapat tanggapan dari banyak alumni. Pembahasan tidak jauh soal pekerjaan, ada yang merekomendasikan tempat magang, ada yang tidak perduli bisa bekerja atau tidak, ada juga yang membalas dengan undangan pernikahan dan banyak lagi. Ri bertambah bosan, dia meletakkan ponsel yang masih berbunyi itu di atas meja.

"Kalian telat, aku sudah wawancara kerja." Katanya pelan.

Setelah lama melamun, Ri mendapat ide untuk mengunjungi restoran. Perempuan itu memeriksa Jam dinding masih menunjukkan pukul 8 PM, dengan cepat dia bersiap-siap dan berangkat menggunakan sepeda motor. Di jalan, Ri bersyukur menggunakan jaket, jika tadi dia terburu-buru, mungkin ketika sampai di restoran dia akan menggigil, udara malam sangat dingin membuatnya merinding. Setalah 15 menit berlalu, Ri memarkirkan motornya di parkiran yang disediakan restoran. Dia berjalan masuk dari pintu samping, melewati gudang penyimpanan. Menengok kanan-kiri, melihat ruangan serta keadaan restoran yang sudah lama tidak dia kunjungi.

Sekitar 2 tahun belakangan, Ri selalu di rumah dan hanya keluar ketika ada keperluan penting seperti kuliah dan melakukan aktivitas social lainnya. Dia tidak pernah mengunjungi restoran, semua itu disebabkan oleh kejadian mengerikan di masa lalu. Kedua orang tuanya merasa khawatir setiap kali Ri berada di luar, bayangan-bayangan darah menyelimuti anak perempuannya masih jelas dalam ingatan Pham dan Lien. Ri bukan melupakan tragedi yang menimpanya, dia hanya berusaha tidak terintimidasi meski setiap malam masih bermimpi hal yang sama. Saat bangun, dia akan menangis dan berdoa untuk orang yang menolongnya. Di dunia yang luas ini, Ri berharap penyelamatnya akan hidup dengan baik dan bahagia, lebih bahagia darinya.

Kala itu, langit senja mulai menggelap ketika dia pulang dari kampus. Dalam perjalanan kembali kerumah, dia mendapat pesan bahwa ibu dan ayahnya sedang berada di restoran. Ri bermaksud menjemput orang tuanya agar mereka bisa pulang bersama. Dipertengahan jalan menuju restoran Ri melihat seorang Kakek yang mengalami kecelakaan. Tanpa sadar, dia berlari untuk membantu, karena terburu-buru, dia tidak melihat bus dari arah berlawanan sedang melaju kencang. Ri terhempas jauh menghantam aspal.

Jarak lokasi kecelakan dan restoran tidak begitu jauh, sekitar 30 meter. Saat kecelakaan terjadi pegawai yang datang untuk shift malam kebetulan melalui jalan tersebut dan melihat sebagian kecelakaan, sigap dia menelepon ambulan dan memberi kabar kecelakaan yang dialami Ri kepada bosnya. Tubuh Pham kaku dan Lien pingsan. Sanchez membantu pham datang kerumah sakit. Karena melihat kondisi mengkhawatirkan anaknya, setelah pertolongan pertama di rumah sakit, dia berniat membawa Ri ke Amerika tetapi Dokter belum mengizinkan. Keluarganya menunggu dengan cemas.

Barulah Setelah 3 minggu berada di rumah sakit, dia di pulangkan. Saat itu juga Ri langsung berangkat ke Amerika dengan orang tuanya. Dokter terbaik dari berbagai spesialis telah dia temui. Selama setahun penuh dia harus melakukan penyembuhan dan perawatan untuk kembali normal. Sementara orang yang telah menyelamatkan Ri tidak diketahui keberadaannya. Malam itu, orang tua Ri ingin menjenguk sang penolong tapi dokter mengatakan bahwa pasien itu telah dipindahkan oleh keluarganya. Mereka belum berterima kasih, jika waktu itu dia tidak ada, Ri mungkin dalam keadaan lebih parah dari ini. Pham hanya bisa berdoa semoga orang itu baik-baik saja. Ri pun tidak mengingat rupa sang penolong, sebab kejadian yang begitu cepat atau karena dia mengalami trauma Pasca kecelakaan

Perkara-perkara mengkhawatirkan itu makanya orang tua Ri tidak pernah mengizinkan anaknya keluar seorang diri ke restoran atau pergi terlalu jauh dari rumah. Mereka masih mengingat bagaimana tubuh Ri saat itu. Hati Pham dan Lien sakit.

🕗

Ri melihat kedua orang tuanya yang sibuk, ayahnya sedang melayani pembayaran di kasir lalu ibunya mengajari pelayan baru mengambil pesanan. Dia masuk ke ruang ganti wanita, secepat kilat mengganti bajunya dengan seragam yang di gunakan pelayan resto. Sesaat setelah Ri keluar dari ruangan, kedua orang tua Ri melihat wanita itu dan terkejut. Ayahnya terdiam sebentar dan melanjutkan pekerjaannya di kasir, dikarenakan ada pelanggan tepat di depan tetapi matanya menatap tajam sang anak yang terburu-buru mencari kesibukan.

Pelanggan restoran mulai berdatangan, Ri mengambil kesempatan untuk terlihat sibuk agar dia tidak diceramahi.

"Baik, ditunggu." Ramah Ri kepada pelanggan setelah dia mencatat banyak pesanan.

Di bawa catatan itu ke dapur dan digantung agar chef restoran dapat melihatnya dengan jelas.

"Meja nomor 3, pesanannya sudah masuk." Suaranya agak di tinggikan.

Ketika kakinya kembali melangkah, sang ibu sudah berada di depan bersedekap. Ri canggung menggaruk belakang lehernya. "Ibu, pelanggan kita menunggu daftar menunya." Ucap dia agar terhindar dari amukan wanita itu.

"Naik apa kesini? Jangan bilang kamu naik motor!" mata ibunya melotot.

Ri terdiam, mati dia.

HE HE HE

Tawa canggung itu dapat didengar oleh semua karyawan yang berada di dapur. Takut, Ri menunjuk motornya dari pintu kaca di sebelah. "Naik motor bu, kasihan motornya tidak di pakai."

Setelah jawaban itu meluncur dari mulut manisnya, Ri mendapatkan hadiah sebuah ketukan kecil dikepala. Walau tidak sakit, Ri menutup sedikit matanya sebelah. Dia ingin berkomentar tetapi perkataan Pham menghentikan gerakan bibirnya.

"Sudah, diluar banyak pelanggan," Tegur Pham pada istrinya. Lalu dia beralih melihat Ri. "Duduk, jangan berlarian." Katanya seolah-olah Ri adalah anak kecil.

Cemberut bibirnya dia tarik ke depan. "Ayah ini, Ri sudah besar." Sanggah dia.

Dari luar ada pelanggan yang memanggil meminta menu. Ri berlari kecil meninggalkan keduanya orang tuanya untuk mengambil pesanan. "Ya, saya datang."

Pham Minh Thien dan Mai Lien Nguyen saling pandang. Mereka sama-sama setuju, bahwa sudah saatnya Ri kembali memulai hidupnya. Setelah 2 tahun mereka mengurung anaknya karena khawatir.

"Dia sudah sebesar itu, aku belum rela jika dia harus menikah." Lien mendadak membahas masalah yang sama sekali tidak ada korelasinya, dia tiba-tiba saja merasa sedih memikirkan masa depan anaknya.

Random lagi kata Pham dalam hati. Dia berusaha menimpali perkataan istrinya. "Jadi anak kita tidak perlu menikah?" Tanya Pham.

Lien mengangguk, lalu dia menggeleng. Apa aku bilang, random sekali kata Pham dalam hati.

"Jadi Ri boleh menikah atau tidak?" Tanya pham kembali, menggoda istrinya.

Dari dalam Chef sanchez bergabung dengan percakapan. "Paman, Bibi En bisa tidak tidur semalaman suntuk."

Pham setuju, dia melihat Sanchez dan mengangguk. Istrinya selalu seperti itu, dia khawatir Ri tidak bisa menemukan pendamping tapi jika dia di tanya soal pernikahan Ri dia juga belum siap melepaskan anak gadisnya.

"Saya mau jodohin Ri sama Chef tapi Chef sudah punya istri, gimana dong?" Kata En yang menggoda balik Chef terbaik di restorannya.

Sanchez tertawa, dia dan Ri memang pernah di jodoh-jodohkan oleh orang tua Ri dan karyawan Resto. Jika saat itu Ri mengiyakan ajakan Sanchez untuk menjalin hubungan mereka sudah pasti menikah. Tetapi Ri belum berpikir untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Dia masih muda dan masih ingin bersenang-senang bersama orang tuanya, itu alasan Ri ketika ditanya soal pernikahan.

Dari belakang, seorang wanita berpakaian pelayanan bicara dengan intonasi lucu, dia sedang bercanda bersama keluarga jauhnya. "Itu sih salah Ri, saya awalnya tidak punya kesempatan. Eh, memang jodohnya saya." Ucap dia membuat karyawan dapur geli sendiri.

"Iya iya, memang jodoh kamu." Ri datang dengan 3 lembar kertas pesanan. Dia menempelkan di dinding. "Pesanan masuk." Teriak dia, teriakan itu dia tujukan ke telinga Lan Anh.

Wanita bernama Lan Anh menutup telinganya. Dia mengaduh kepada suaminya, Chef Sanchez. "Sayang!"

Sanchez hanya tersenyum. Begitupun Pham dan Lien. Mereka sudah sering melihat tingkah bar-bar dua anak perempuan itu. Ri dan Lan Anh adalah sepupu jauh. Keduanya sudah bertemu sejak kecil dan menjadi teman main.

"Ih pengaduh, huh!"

Ri mengibaskan kain serbet bekas lap piring ke wajah Lan Ahn. Mencium bau-bau apek basah kain membuat wajah Lan Ah berkerut. Tidak terima dan bermaksud membalas, di kibaskan rambut yang masih pendek untuk mengenai sepupunya itu tapi sayang sekali Ri menghindar, melihat itu, Ri tertawa agak keras. Tidak kena!

Ketika sadar bahwa pelanggan Resto akan terganggu dia menutup cepat mulutnya dan pergi dari sana sembari cekikikan. Lan Ahn kalah lagi. Wanita berambut pendek itu menghentakkan kaki lalu masuk ke dapur. Dia mengambil makanan yang sudah jadi untuk di bawa ke depan. Walau sedang bermain dengan Ri, dia tidak melupakan tugasnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11 ( Ri Ahn dan Ravi)
12 Bab 12 (Bisnis kelompok HARI)
13 Bab 13 (Mendengar nama Ho Young)
14 Ep 15 : Bertemu langsung..
15 Ep 16 : Kita sepakat
16 Ep 17 : Agar tidak ketahuan
17 Ep 18 : PHP
18 Ep 19 : Hubungan rumit
19 Ep 20 : Peringatan
20 Ep 21 : Bertemu lagi, sebelum Ravi pulang
21 Ep 22 : Membahas kontrak atau...
22 Ep 23 : Ho Young baik & Ho Young jahat!
23 Ep 24 : Berbeda
24 Ep 25 : Sakit tapi tak berdarah
25 Ep 26 : Memilih Ri Ahn
26 Ep 27 : Bertemu Ravi
27 Ep 28 : Batalkah?
28 Ep 29 : Perjanjian batal
29 Ep 30 : Kita End
30 Ep 31 : Bab Baru
31 Ep 32 : Ri Ahn bekerja dengan giat
32 Ep 33 : Aku sibuk
33 Ep 34 : Siapa?
34 Ep 35 : Jangan lupakan masa lalu _ Liam Nguyen
35 Ep 36 : Dua sisi
36 Ep 37 : Ho Young
37 Ep 38 : Ho Young Bertemu teman lama
38 Ep 39 : Tidak sengaja
39 Ep 40 : Jackpot
40 Ep 41 : Trio bebek bertemu. Calon bestie.
41 Ep 42 : Saran orang berpengalaman
42 Bab 14 (Janji pertemuan)
43 Bab 15 (Melihat bisnis HARI- Hari pertama bekerja)
44 Bab 16 (Bertemu)
45 Bab 17 (Sepakat)
46 Bab 18 (Bertemu lagi)
47 Bab 19 (pertemuan sia-sia)
48 Bab 20 (Tom dan Jerry)
49 Bab 21 (Mansion of the Mafia, Stonewall)
50 Bab 22 (Rahasia gedung tua, bertemu lagi)
51 Bab 23
52 Bab 24 (Kesepakatan hukum)
53 Bab 25 (Rasa sakit)
54 Bab 26
55 Bab 27 (Tuan muda Ravi pulang)
56 Bab 28 (Tamu tak di undang)
57 Bab 29
58 Bab 30 (Ada apa!?)
59 Bab 31 (Bebas)
60 Bab 32
61 Bab 33 (Mulai terbiasa)
62 Bab 34
63 Bab 35
64 Bab 36 (Liam Nguyen)
65 Bab 37 (Dunia Ri Ahn & Ho Young)
66 Bab 38 (Ho Young & kehidupannya)
67 Bab 39 (Bertemu dengan Darren Lee)
68 Bab 40 (Kebetulan)
69 Bab 41 (Bincang-bincang)
70 Bab 42 (Mencari tahu)
71 Bab 43 (Ada yang tahu, ada yang rindu)
72 Bab 44 (Ada yang kacau)
73 Bab 45 (Selangkah didepanmu)
74 Bab 46
75 Bab 47
76 Bab 48
77 Bab 49
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11 ( Ri Ahn dan Ravi)
12
Bab 12 (Bisnis kelompok HARI)
13
Bab 13 (Mendengar nama Ho Young)
14
Ep 15 : Bertemu langsung..
15
Ep 16 : Kita sepakat
16
Ep 17 : Agar tidak ketahuan
17
Ep 18 : PHP
18
Ep 19 : Hubungan rumit
19
Ep 20 : Peringatan
20
Ep 21 : Bertemu lagi, sebelum Ravi pulang
21
Ep 22 : Membahas kontrak atau...
22
Ep 23 : Ho Young baik & Ho Young jahat!
23
Ep 24 : Berbeda
24
Ep 25 : Sakit tapi tak berdarah
25
Ep 26 : Memilih Ri Ahn
26
Ep 27 : Bertemu Ravi
27
Ep 28 : Batalkah?
28
Ep 29 : Perjanjian batal
29
Ep 30 : Kita End
30
Ep 31 : Bab Baru
31
Ep 32 : Ri Ahn bekerja dengan giat
32
Ep 33 : Aku sibuk
33
Ep 34 : Siapa?
34
Ep 35 : Jangan lupakan masa lalu _ Liam Nguyen
35
Ep 36 : Dua sisi
36
Ep 37 : Ho Young
37
Ep 38 : Ho Young Bertemu teman lama
38
Ep 39 : Tidak sengaja
39
Ep 40 : Jackpot
40
Ep 41 : Trio bebek bertemu. Calon bestie.
41
Ep 42 : Saran orang berpengalaman
42
Bab 14 (Janji pertemuan)
43
Bab 15 (Melihat bisnis HARI- Hari pertama bekerja)
44
Bab 16 (Bertemu)
45
Bab 17 (Sepakat)
46
Bab 18 (Bertemu lagi)
47
Bab 19 (pertemuan sia-sia)
48
Bab 20 (Tom dan Jerry)
49
Bab 21 (Mansion of the Mafia, Stonewall)
50
Bab 22 (Rahasia gedung tua, bertemu lagi)
51
Bab 23
52
Bab 24 (Kesepakatan hukum)
53
Bab 25 (Rasa sakit)
54
Bab 26
55
Bab 27 (Tuan muda Ravi pulang)
56
Bab 28 (Tamu tak di undang)
57
Bab 29
58
Bab 30 (Ada apa!?)
59
Bab 31 (Bebas)
60
Bab 32
61
Bab 33 (Mulai terbiasa)
62
Bab 34
63
Bab 35
64
Bab 36 (Liam Nguyen)
65
Bab 37 (Dunia Ri Ahn & Ho Young)
66
Bab 38 (Ho Young & kehidupannya)
67
Bab 39 (Bertemu dengan Darren Lee)
68
Bab 40 (Kebetulan)
69
Bab 41 (Bincang-bincang)
70
Bab 42 (Mencari tahu)
71
Bab 43 (Ada yang tahu, ada yang rindu)
72
Bab 44 (Ada yang kacau)
73
Bab 45 (Selangkah didepanmu)
74
Bab 46
75
Bab 47
76
Bab 48
77
Bab 49

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!