Seorang pengusaha datang menghampiri Leon dan Yura setelah pelantikan selesai.
"Tuan Leon, apa kabar?" tanya tuan Andres sambil merentangkan tangannya.
"Baik Tuan Andreas, lama tidak bertemu dengan anda."
Keduanya mengurai pelukan setelah beberapa saat.
"Mommy, kau masih ingat Tuan Andreas, dia adalah sahabatku." Leon memperkenalkan Tuan Andreas pada Yura.
Andreas dan Yura saling berjabat tangan.
'Bagaimana bisnis Anda di negeri Paman Sam Tuan?" tanya Leon.
"Cukup baik, bahkan putraku yang memimpin perusahaan itu sekarang."
"Wah, bagus aku, juga begitu. Aku sudah membagi adil seluruh perusahaanku untuk putra putriku."
'Haha, begitulah kalau anda memiliki anak yang banyak dan ternyata aku baru tahu kau memiliki Putri yang begitu cantik,"ucap Andreas.
"Hahaha tentu saja ,Apa kau tidak lihat istriku secantik ini," ucap Leon sambil menepuk pundak Yura, membanggakan istrinya tersebut.
"Daddy!" Yura melototkan bola matanya ke arah Leon karena malu.
"Hahaha memang benar Nyonya, yang dikatakan Tuan Leon itu tidaklah salah, dia selalu memuji anda dan ternyata memang benar, Anda memang cantik Karena itulah, tak heran mengapa anda memiliki Putri yang begitu cantik."
"Hahaha terima kasih atas pujiannya tuan."
"Oh ya tuan, Bagaimana jika Stefen putraku kita jodohkan dengan putrimu, mereka pasti cocok."
"Menjodohkan putra-putri kita?" Leon berpikir sejenak.
"Iya, aku rasa hanya putrimu yang pantas untuk mendampingi putraku."
"Bagaimana, jika kita perkenalkan mereka dulu. Kebetulan Stefan akan tiba dalam satu dua hari ini di Indonesia."
"Oke baiklah, apa kau yakin putramu yang tampan itu belum memiliki pacar?"
"Haha Belum tuan, Ia baru saja menyelesaikan S2 nya dan karena terlalu sibuk, ia menyerahkan urusan jodohnya kepada kami selaku orang tuanya."
"Melihat putri anda, saya langsung yakin jika Putri Anda pantas mendampingi putra saya."
"Hm begitu ya, sepertinya anak Anda anak yang baik dan penurut."
"Tentu saja Tuan, saya yakin anda akan menyukai Stefan saat bertemu dengannya," ucap Tuan Andreas dengan yakin.
"Oke baiklah, beberapa hari lagi kita akan adakan pertemuan keluarga, Siapa tahu mereka cocok, lagipula saya belum menemukan pria yang cocok untuk mendampingi putri saya."
"Oke tuan, jika Stefan datang, saya akan hubungi anda kembali."
"Oke, kalau begitu saya permisi dulu,"ucap Leon, mereka berjabat tangan kembali.
"Ayo sayang kita pergi sekarang," ucap Leon sambil merangkul Yura.
Baru beberapa langkah Leon sudah mendengar seseorang yang memanggilnya.
"Tuan Leon!" Seru tuan Charles.
Leon berhenti dan menoleh menunggu seseorang menghampirinya.
"Aduh Anda mau pergi saja, kenapa tidak berbincang-bincang dulu dengan teman-teman kita sesama pengusaha."
"Maaf tuan, kebetulan di rumah kami ada acara."
"Oh begitu, jika ada acara, kenapa tidak mengundang saya?" tanya tuan Charles.
" Haha acara ini mendadak, Karena itulah kami tak sempat mengundang kolega kita."
"Jika Tuan berkenan, saya sendiri mempersilahkan Tuan untuk datang ke rumah saya malam ini."
'"Memangnya ada acara apa Tuan?"
"Tidak, hanya perayaan kecil untuk menantu saya yang sedang hamil 7 bulan."
"Baiklah, oh ya, saya bermaksud memperkenalkan putri saya pada anda," ucap tuan Charles sambil menunjuk gadis yang ada di sampingnya.
Gadis itu menyodorkan tangannya.
" Caroline,"ucap gadis cantik itu sambil menyodorkan tangan ke arah Yura dan Leon.
"Karen, ini adalah tuan Leon dan nyonya Yura, kami adalah rekan kerja," ucap tuan Charles.
"Apa kabar Karen?" tanya Yura.
"Baik Nyonya."
"Baiklah Tuan, jika begitu kami tunggu kedatangan anda di rumah kami," putus Leon.
"Oke terima kasih."
keren dan Charles menatap kepergian Yura dan Leon.
"Kau harus bisa merebut hati kedua orang itu, Siapa tahu kau bisa jadi calon menantunya,"bisik Charles.
"Oke Daddy, Aku yakin bisa merebut hati putranya yang bernama Irgi itu."
***
Dinda dan Irgi berada di dalam mobil,
sesekali Dinda menilik ke arah Irgi yang tengah fokus mengemudi.
Mungkin karena keduanya Sudah lama tidak bertemu,mereka merasa canggung tak seperti sebelumnya, jadi keduanya lebih banyak diam selama di perjalanan.
sesekali dendam lirik ke arah Irgi yang tengah fokus menyetir.
"Oh ya Mas, Bagaimana keadaan Sarah?"
"Sarah baik-baik saja,tahun depan dia lulus SMA, kira-kira Sarah mau kita kuliah di mana ya?"tanya Irgi meminta pendapat.
"Nggak usah jauh-jauh lah Mas, di sini saja."
"Aku khawatir jika sarah ngekos atau kuliah di tempat yang jauh."
"Iya sebenarnya Mas juga khawatir kamu kuliah yang jauh, tapi karena itu sudah menjadi pilihan kamu ya sudahlah."
Dinda tersenyum sambil melirik Irgi kembali.
"Din, karena hari ini Mas Irgi baru pertama kali masuk kantor ,Bagaimana kalau kamu ikut Mas ke kantor sebelum pulang ke rumah?"
"Oh boleh kok mas," Sahut Dinda dengan semangat.
Crack.. tiba-tiba perut Dinda terdengar berbunyi.
"Kamu kenapa Din?" tanya Irgi.
Hehe
"Perutku lapar Mas, apa kita bisa berhenti sebentar untuk makan siang? sebelum berangkat Aku belum makan sama sekali."
"Ih kenapa tidak bilang dari tadi, kau bisa sakit jika terus menahan lapar.
"Kita cari tempat makan terdekat."
Mobil Irgi berhenti di sebuah rumah makan yang ada di pinggir kota.
Keduanya keluar dari mobil.
Setelah memesan makanan, mereka duduk di meja tamu yang sudah disediakan.
Irgi dan Dinda meletakkan piringnya di atas meja makan.
"Kok makanan sedikit sih Mas?" tanya Dinda ketika melihat piring Irgi.
"Tadi Mas sudah makan, ini hanya menemani kamu saja."
"Oh ya, kalau begitu, Terima kasih karena sudah menemaniku makan."
Irgi tersenyum sambil menoleh ke arah Dinda." Sejak kapan kau terlihat sungkan seperti itu Hah?!" tanya Irgi sambil tertawa kecil.
Senyuman Irgi seketika membekukan Dinda, beberapa saat ia terpaku sambil menatap wajah Irgi.
"Din kamu kenapa kok ngelamun begitu?"tanya Irgi sambil menepuk bahu Dinda yang duduk di sampingnya.
"Ah nggak Mas," Dinda tersadar dari lamunannya,, karena grogi ia sampai menjatuhkan sendok yang ia pegang .
Keduanya sama-sama melihat sendok yang jatuh dan secara refleks meraih sendok tersebut.
Ketika menunduk, kening Dinda berbenturan dengan kening Irgi yang juga menunduk hendak mengambil sendok.
Dua bola mata mereka secara tak sengaja bertentangan beberapa saat, Irgi buru-buru meraih sendok tersebut karena melihat Dinda yang menatapnya dengan tatapan aneh.
Dinda kaget ketika Irgi memalingkan wajahnya sementara ia terus menikmati wajah tampan pria tersebut.
"Aw! Dinda pura-pura mengeluhkan sakit di keningnya sambil mengusap jidatnya.
"Hati-hati dong, Nih Sendoknya," ucap Irgi. sambil menyodorkan sendok yang masih terbungkus tersebut.
Dinda meraih sendok tersebut, kemudian keadaan kembali hening karena mereka berdua tiba-tiba saja jadi sungkan akibat tak sengaja bertatapan tadi.
***
Nessa dan Farrell duduk di sebuah sofa sedang mendiskusi sesuatu.
"Jadi Besok pagi ada pertemuan dengan tuan Chan, Nona. Ini pertemuan pertama anda," ucap Farrel sambil membacakan jadwal kerja Nessa.
Ketika ia menoleh ke arah Nessa ternyata Nessa tengah menatap wajahnya.
Nessa buru-buru membuang wajahnya, dengan wajah yang merona.
Hal itu membuat Farrell jadi semakin grogi, apalagi wanita di sampingnya begitu cantik dan anggun.
"Selain itu ada lagi jadwal untuk besok?" tanya Nessa mengalihkan perhatian.
"Tidak ada Nona."
"Kalau begitu apa yang harus saya kerjakan sekarang ?"tanya Nessa.
"Hah, anda tidak tahu apa yang harus anda kerjakan?" tanya Farrell.
"Hehe iya, aku baru saja lulus kuliah, belum pernah berkecimpung langsung di bidang bisnis seperti ini."
"Baiklah, kalau begitu saya bantu anda menjabarkan tugas-tugas anda," ucap Farrel.
Farel meraih laptopnya kemudian membuka laptop tersebut.
"Maaf Nona bolehkah saya duduk di samping anda,agar memudahkan saya untuk memberikan penjelasan."
"Iya tentu saja," ucap Nessa sambil menggeser posisi duduknya.
Nessa dan Farrell duduk bersebelahan, dengan tangan sedikit gemetar ia membuka salah satu file.
"Ini laporan tahunan yang lama Nona, karena perusahaan ini baru berdiri, jadi kita mesti memperbaharui sistem kerja kita."
Jantung Farrell berdetak kencang ketika berada di samping Nessa, sesekali ia mencuri pandang ke arah Nessa yang tengah mengamati layar monitor.
"Farrel ini laporan yang man …" kata-kata Nessa terhenti ketika ia kedapatan melihat Farrell yang sedang menatap wajah nya.
"Eh maaf Nona,"Farrell menjadi grogi karena ketahuan Nessa jika ia sedang mencuri pandang ke arah bos cantiknya
Wajah Nessa menjadi merah bersemu ketika tahu jika Farel sempat menatap wajah.
Deg deg ser jantung ❤️ Nessa memompa aliran darah dengan cepat.
Begitupun Farrell yang menjadi gugup, Farrel kembali mempresentasikan laporan pemasaran produk perusahaan dengan perasaan yang tak menentu
Setengah jam kemudian Farrell keluar dari ruangan tersebut.
Jantungnya masih berdetak kencang.
"Astaga apa yang terjadi pada ku,aku gak boleh punya perasaan lebih terhadap nona Nessa."batin farrel
**
Di dalam ruangan Nessa meneguk habis minumannya, untuk meredakan jantungnya yang berdetak tak karuan sejak tadi.
"Gila baru kali ini presentasi bersama cowok ganteng berdua saja, huh jantungku hampir copot, padahal sebelumnya aku gak pernah seperti ini," Nessa bermonolog sambil mengusap dadanya.
Ia memang tak pernah berduaan saja dengan pria terkecuali dengan saudara-saudaranya.
Tiba-tiba Nessa tersenyum dengan pipi yang merona
"Asisten ku ganteng juga ya, apa kak Sheon sengaja memberikan asisten ganteng gitu untuk aku, biar aku gak kelamaan jomblo kali ya? hehe malu," ucap Nessa sambil senyam-senyum sendiri mengingat tingkah konyolnya itu.
Bersambung dulu gengs maaf slow up dulu ya karena kondisi otot yang belum fit. love u sekebon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧
sepertinya akan penuh dengan konplik
2023-03-04
0
Sunmei
semangat kak 2 like hadir
mampir iya kak
2023-01-14
2
19senja Kimpluk87
Lanjut thor,Ceritanya menarik...
2023-01-09
0