"Kamu," ucap wanita ini yang bernama Bunga. ia duduk di lantai karena terjatuh.
Rasya mengulurkan tangannya untuk membantu wanita yang ia tabrak barusan, wanita itu menatapnya dengan sinis, tanpa menyambut uluran tangan dari pria dihadapannya, Bunga beranjak dan berjalan meninggalkan tempat kejadian itu tanpa sepatah kata pun ia ucapkan.
Membuat Rasya terkekeh dan menatap wanita yang pernah ia tabrak kemarin dan sekarang. Hatinya berdebar saat melihatnya. Ia berjalan meninggalkan perusahaan ini untuk pulang ke rumahnya.
Perjalanan yang tidak membutuhkan waktu lama Rasya pun sampai di kediaman orang tuanya, ia turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Sesampainya di ruang tamu Rasya tidak menemukan seorang pun, ia langsung melangkah menuju lantai dua ke kamarnya untuk membersihkan diri dan istirahat sebentar.
Ponselnya berbunyi menghentikan langkahnya yang akan ke kamar mandi, Ia menoleh dan mengambil benda pipih itu yang tidak berhenti berdering.
Rasya mengernyitkan dahinya, dan menarik napas dan membuangnya. Tersemat nama Chika di panggilan tersebut, wanita ini selalu mengganggunya tanpa waktu dan keadaan. membuat Rasya malas untuk mengangkatnya, Rasya mengabaikan dan menaruh ponselnya ditempat meja dekat ranjangnya, ia melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang begitu lelah.
Keluar dari kamar mandi, Rasya memakai baju santai, ia akan turun untuk makan siang yang terlewatkan olehnya.
Ketika ia turun dari tangga, Bunda Tasya memanggilnya, ia menoleh dan membalikkan badannya menaiki tangga untuk menghampirinya sang Bunda.
"Iya, Bun. Ada apa?" tanya Rasya yang duduk disamping Bundanya.
"Gimana hari pertama kamu kerja, Hem." tanya Bunda Tasya.
"Biasa saja, Bun. Mungkin ini pertama kali buat Rasya," jawab Rasya.
"Jangan bikin Bunda kecewa ya, itu perusahaan yang dibangun oleh nenek buyutmu bersama kakek mu, Bunda hanya mengingatkan perjuangan mereka untuk mempertahankan perusahaan itu," jelas Bunda Tasya yang mengelus rambut sang anak yang sudah dewasa ini.
"Iya, Bunda. Rasya hanya butuh doa dan dorongan agar Rasya bisa mengembangkan dan memajukan perusahaan itu," balas Rasya yang menggenggam tangan wanita paruh baya yang masih cantik.
Bunda Tasya pun mengangguk, ia percaya dengan kemampuan sang anak, melihat kecerdasannya dan melakukan pekerjaannya seperti suaminya yang tak pernah mengenal lelah oleh waktu, berkerja keras dalam mewujudkan impiannya untuk menggapai menjadi orang yang sukses.
"Kamu udah makan?" tanya Bunda Tasya.
"Belum Bun." ucap Rasya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya udah, yuk. Bunda temenin," ajak Bunda Tasya.
Keduanya beranjak berjalan beriringan menuju dapur, Bunda Tasya menyiapkan makanan untuk putra semata wayangnya.
"Terimakasih, Bun." ucap Rasya yang memakan makanan yang sudah disiapkan oleh Bundanya.
"Bunda tinggal dulu ya! Gak apa-apa kan," tanya Bunda Tasya.
"Mau kemana, Bun?" tanya Rasya.
"Mau lihat kondisi Oma, Ras." balas Bunda Tasya.
Rasya mengiyakan ucapan Bundanya, ia melanjutkan makan siangnya dengan begitu lahap.
Berlalunya Bundanya, dering ponselnya berbunyi bertanda ada yang menghubunginya. Rasya mengambil ponselnya di saku celana dan melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Nama yang sama saat pulang dari kantor yang menghubunginya, membuat Rasya membuang napas dengan perlahan.
"Ada sih, ganggu terus," gumam Rasya yang bosan dengan panggilan tersebut.
Dan, akhirnya Rasya mengangkat panggilan tersebut tidak meneruskan makan siangnya.
"Asalamualaikum, Ras." ucap di sebrang sana.
"Waalaikumsalam, ada apa? Kenapa menghubungi ku terus," protes Rasya yang tidak suka dengan wanita yang menghubunginya.
"Kita perlu bicara, Ras. Ini penting," ucap Chika yang merengek dengan manja.
"Aku gak ada waktu," jawab Rasya yang mematikan panggilan tersebut.
Ia tidak berselera lagi untuk makan, dan beranjak dari kursi dan memanggil asisten rumah tangga untuk membersihkan makanan tadi.
Bukannya ia menolak ajakan wanita itu, tapi Bundanya selalu berpesan untuk menghindari wanita dari anak dari Mama Bella yang pernah mengganggu kehidupan Bundanya bersama Ayahnya, kisahnya Rasya tidak tahu, yang jelas Rasya tidak boleh berhubungan atau pun dekat dengan anak wanita yang pernah menghancurkan kehidupan Bundanya.
Chika adalah anak dari Bella adik iparnya sekaligus adik satu Ayah bersama Tasya, Tasya begitu trauma saat mengenang masa lalunya yang penuh dengan rahasia pahit yang pernah ia rasakan, kehilangan orang tuanya yang begitu kejam, ingin membunuh dirinya sampai mengakibatkan dirinya buta beberapa bulan, bukan suaminya yang mendonorkan kedua matanya mungkin Tasya tidak akan bisa melihat indahnya alam semesta ini dan merasakan kebahagiaan yang begitu nyata yang diberikan oleh Radit padanya.
Bundanya selalu berpesan agar tidak berhubungan dengan wanita ini, ia pasti ada maksud dan tujuan saat mendekatinya.
Rasya selalu berpikir, apa maksud dari wanita ini, bukannya Bundanya sudah memberikan bagian harta dari kakeknya untuk Mamah Bella yang mengaku anak kandung dari kakeknya juga, tapi sepertinya mereka selalu mengganggunya dan sesekali datang kerumah ini.
"Ras," panggil Ayah Radit yang membuyarkan lamunan sang anak.
"Eh, iya Yah, ada apa?" tanya Rasya yang kaget dengan kedatangan sang Ayah.
"Kenapa melamun," ucap Ayah Radit.
"Gak apa-apa, Yah. Rasya masuk dulu ya," jawab Rasya yang meninggalkan Ayahnya dengan tanda tanya.
Didalam kamarnya, Rasya merebahkan tubuhnya, ia akan beristirahat karena pagi hari ia akan memulai aktivitas di kantor itu dengan tumpukan kertas yang melambaikan untuk disentuh membuat Rasya geleng-geleng kepala. Dan, Rasya mengingat sesuatu seorang wanita yang ditabraknya sampai dua kali di kafe dan di kantornya.
.
.
.
.
.
.
Baru membayangkan saja sudah bikin jantung aku deg deg'an, gimana bertemu langsung ya? Bicara berdua dengannya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments